22 November 2018

Jam Karet -- Something I Hate.

i'm in this society where jam karet adalah biasa, dan yang tepat waktu malah semacam aneh. bahkan, aku suka dibilang 'rajin amat sih tepat waktu' dan aku cuma semacam..........what's wrong being on time huh? bahkan menjadi on time, atau datang lebih dulu, atau semacamnya, bikin kita bisa siap-siap dulu. ngerti segala sesuatu di awal. dan menghargai aja sih.

bahkan aku pernah kayak sudah malas gitu telat sepuluh menit dan itu ruangan masih kosong itu semacam kayak............ini orang-orang Indonesia udah separah ini ya jam karetnya? dan.... separah ini ya udah ga ngehargai sebuah 'janjian' dan malah ngaret dan huft entahlah. this sucks, really.

dan yang lebih parah dari hidup in this society adalah..... MEREKA MASIH NUNGGUIN YANG TELAT LIKE WTF THEY'RE LATE BRUH. rasanya kuingin marah, melampiaskan, tapi kuhanyalah, sendiri di sini. (if you sing, you lose HAHAHAHA skip).

sumpah, itu adalah hal ternyebelin yang pernah kurasakan. ngundurin jam dimulai karena yang telat. sumpah, di situ aku ngerasain banget malah kayak jadi orang tepat waktu itu berdosa. it sucks, really. itu kayak lu udah ngelakuin hal baik, tapi orang-orang malah semacam 'HAHAHA ngapain berbuat baik di tengah orang-orang yang udah semakin bejat' something like that. yha gitu. pokoknya.

dan dua hal ini yang paling kubenci.
dan bikin aku heran.

terus kalau sudah hidup di dunia profesional, masih mau kayak gini? kredibilitasmu sebagai profesional dan sebagai manusia yang diberikan pendidikan cukup tinggi cuma sebatas gak bisa tepat waktu? poor you. really.

sorry, no offense. hanya keheranan tingkat dewa dengan manusia-manusia ini.

16 November 2018

Page 320 of 365: New Chapter?

Hey ho!

Aku udah lama banget sih punya ide untuk bikin blog post ini. Temanya itu, aku nyeritain tentang lagu itu bermakna atau mengingatkan aku tentang apa gitu. Jadi, momennya ketika ndengerin lagu itu pertama kali atau ada satu kesempatan aku dengerin lagu itu kemudian jadi favorit itu gimana. Bingung kasih nama label nya biar oke apaan yak?

Dan, yak, aku kan emang lagi suka orang baru. It hurts sometimes, tapi entah kenapa jadi bisa nulis lagi jugaan sih. Emang butuh ide ini anaknya. Yang menyebalkan dari suka orang ini adalah, bahwa karena kita di sebuah komunitas yang sama dan begitu banyak ciwi-ciwi yang lebih oke, lebih syari, etc etc daripada aku. Entah kenapa, aku merasa dia tipikal yang mencari yang semacam udah hijrah-hijrah something. Ga kayak aku, yang......begini aja. Kayaknya mungkin aku sudah cerita di post-post sebelumnya tentang dia. Tapi ya udah sih, mau ngomong lagi aja kegundahan ini sekaligus memberi tahu aku suka orang baru, which is one of my 'new chapter' versiku. Hahaha.

Another new chapter....... mau ujian. Gitu aja sih. Semoga menyelesaikan semuanya tepat waktu. Gitu aja sih. Motivasinya makin lama makin mengecil. Yang penting lulus dulu aja. Pressure-nya udah terlalu berat akhir-akhir ini.

All I want to do just cry.
:")

Kuy kembali mengerjakan UAS nya belum ter-checklist apa pun :)




Ps:
Sebenernya awal bulan kemaren ikut 10HDD batch November sih. Cuma udah kearsip jadi males banget buat upload. Jadi bulan ini kayaknya bakal sedikit tulisan, apalagi masuk minggu-minggu ujian. Hiks. Oke lah. Bye.

27 Oktober 2018

Page 300 of 365: Curhat setelah sekian lama.

Hey, hello, hi.

Been weeks (or months?) after the last post of mine selain posting yang tentang challenge-challenge nulis. kalo ada theme atau day blah blah ya berarti itu challenge di LINE/instagram terus aku backup ke sini sebelum diarsip untuk pribadi. Selain itu, emang tulisan khusus di blog yang nulisnya emang di blog dan diperuntukkan buat blog dan semoga ga ikut kehapus begitu diarsip (mon maap saya emang mood2an).

Btw...
Alasan aku tetep nge-blog, curhat di blog, nulis random di blog, adalah menjaga kewarasanku. menjaga biar otak ini tetap berjalan sedemikian rupa meski di dalam sini, terlalu banyak hal yang ingin dibicarakan. Entah untuk particular person atau tentang semua manusia yang terlintas (kadang emang suka sesebel itu sama manusia dan kebiasaan buruknya).

Emang udah gak se-intens dulu. Banyak kesibukan yang kadang saking hectic-nya, udah tidur aja alhamdulillah banget. Apalagi kalo udah pulang malem, mandi, terus bawaannya sekarang mah mau tidur aja daripada nugas lagi. Secapek itu coy.

Tapi, emang, nge-blog adalah satu-satunya caraku buat nulis apapun yang aku mau. I've been hiding all my thoughts from my socmed simply aku orangnya gak suka debat. Mending mempelajari sesuatu dan itu buat aku sendiri. Lately, people selalu merasa dirinya selalu benar dengan satu pemikiran dan menyalahkan semua pemikiran selain pemikirannya dia. It sucks, you know. Gak mau mendengarkan versi lain yang meskipun itu salah, at least jangan dibully kek. Sumpah, netizen seganas itu sekarang. Oh, I miss the old internet-life.

Bahkan, aku udah bertekad tahun depan at least kalau gak sanggup uninstall, minimal gak buka socmed sering-sering biar kewarasanku terjaga. Pasti rame banget dengan politik. Apalah daya hamba lebih suka baca memetwit ini yak :(

Bukan, bukannya aku apatis or something. Cuma... I hate the idea of debating people dan aku kurang info dan buyar sedangkan aku merasa aku benar, tapi dianggap salah. You know that feeling, eh? Menyebalkan. Mending memendam apapun thoughts that I have for myself daripada menghadapi orang-orang berkepala batu (even myself too). Masalahnya orang-orang dengan "aku merasa benar kamu gak kamu kafir" ini menyebalkan. Hadoh, sama-sama makan nasi juga, riweuh. Kalau elu makannya berlian baru deh :(

Tuhkan, random banget tulisanku. Padahal tadi niatnya update lagu-lagu yang lagi sering tak dengerin lho :( hehehe.

BTW.
Aku kan lagi suka orang (lain lagi). Bukan, bukan si kakak-kelas-yang-tau-udah-lama-tapi-baru-sadar-pas-kuliah, atau pun di Nathan Sykes versi Arab. Bukan. Ini... cowok biasa. Cakep sih. DAN AKU BARU SADAR PAS UBEK-UBEK FOTO bahwa aku udah naksir sejak setahun yang lalu. Setelah si mas-mas kakak kelas itu sih, tapi entah pas itu cuma naksir-naksir lucu aja. Saking dia cakep gitu deh. Banyak deh fotonya.

Terus masih inget sempet banget kayak nyari-nyari dia, BAHKAN SAMPE EXCITED ketika ada anak bernama yang sama magang di divisiku dan kukira dia padahal bukan (dan beneran aku sampe semacam YHA KECEWA PENONTON gitu deh). Dan setelah momen anak magang bernama sama itu, aku udah gak ngincer dia idk why. Dan dia tenggelam dengan orang lain lagi.

Tapi, lately, setelah dia gabung sama organisasiku, aku jadi sering ketemu dia. Dan yang bikin suka adalah ketika dia ngintilin temennya yang merupakan ketua divisiku. And I--poor bitch yang mudah sekali suka sama cowok cakep dan unyu dan retjeh dan pokoknya gitu lah ya, ya gampang sekali jatuh hati (belum cinta). Tapi, akhir-akhir ini pula, aku merasa semesta sedang menunjukkan kalau aku dan dia gak se-frekuensi (takutnya, belum pernah ngomong langsung sih sebenernya tentang hal-hal yang lebih serius. Cuma ya, temen kenal doang).

It sucks. Really sucks.

DAN TIBA-TIBA ADA LAGUNYA LAUV FT JULIa MiCHAELS yang There's No Way kemudian baper. Kesel abis. Intermezzo banget ya part ini ya ampun wkwkwkwkw. :(
i wish that the time line up
so we could just give in to what we want huft

Btw, lagi-lagi proyek novel terhenti entah kenapa. Heran ya, di otak itu udah berseliweran berbagai macam ide dan plot dan lagu untuk merangkai. Udah ditumpahkan di kertas biar gak lupa. Tapi tetep aja semua tinggallah coretan dan bab satu kemudian lupa. Heran, kenapa ga bisa konsisten nulis yang terus-menerus. Bahkan wish gue di awal tahun untuk one day one poetry udah buyar berapa kali bolong. Kok kesel tapi yo diri sendiri juga yang melakukan...

E tapi, aku lagi ngarsip semua puisi dari jaman alay ku (which is SMP something, gak tau lagi kalau pas SD aku punya puisi ya masih dalam tahap ngumpulin semuanya) DAN aku tulis tangan. See? Seniat itu aku hahaha. Sayangnya lagi sibuk, malah yang terbengkalai tugas bukannya proyek ngupulin puisi ini lol sekali.

*ngelirik tanggalan*
ANJIR UDAH MAU NOVEMBER ITU PROYEK PRODUK KAPAN KE TUKANG WEY.
*panik*
*tapi tetep ga dikerjain*

Btw, did I mention that sosmed nowadays feels like toxic?
I feel that since this Indonesian things with agama. Fanatisme sekarang bener-bener mengerikan. Ditambah lagi soal n*g*r* k**l**** itu, kok makin medeni. Sumpah ya, Islam dilahirkan dengan kasih, namun kemudian malah bikin perpecahan di mana-mana. Ini orang pada kurang belajar sejarah kali ya? Dulu aja Wali Songo susah payah menyebarkan islam dengan damai, maka banyak yang masuk Islam. Ini orang malah pake teroris lah, demo sana-sini lah, mana ade orang yang respek. Dan mau ndiriin di negara yang udah merdeka. Lu maunya gimance y. Kok kesel dewe w :(

WOW.
I write so much today. This is something good since I have so much thoughts and insecurities and all of things I think. Terlalu banyak yang bikin kepala mumet dan makin mumet dengan perkulihan ini yang BANYAK BANGeT GAES tugasnya cape hamba.

E tapi, belum bahas kuliah-kuliah ya.
Lately, I feel like bener-bener salah jurusan. Kayaknya harusnya masuk marketing, atau komunikasi, atau sastra aja deh. Kayak hidupku semenjak masuk publikasi, cinta banget sama dunia publikasi. Atau jurnalistik. Asique. Sampe kemaren sempet kepikiran buat ambil jalur minat diri terus magangnya di publishing punya salah satu lulusan arsitek yang kemudian malah buka publishing buku tapi tentang arsitektur gitu. Kayaknya lebih manfaat. Atau kerja di majalah arsitek gitu deh. Kayaknya lebih 'aku' daripada dengan dunia yang ribet ini. Tapi ke sini juga cinta sih sama dunia konsultan. Tapi... entahlah :( w bingung. Cuma belum cerita juga ke papa tentang ini buat didiskusiin. Masih sendirinya juga dilema saking bingungnya... Kayaknya, jiwa-jiwa jurnalistikku lebih 'memanggil' gitu idk why.

These things about masa depan memang mbingungin.

O ya, niatku kan update lagu, HAHAHA. Here's a little list of my favorite lately. Yang lagi suka kudengerin, bukan yang randomly nyanyi lantjar kalau lagi pake playlist di ipod lama.

1. Taylor Swift - State Of Grace (we learn to live with the pain, mosaic broken hearts)
2. Taylor Swift - Red (remembering him comes in flashbacks and echoes, tell myself it's time now gotta let go, but moving on from him is impossible, when I still see it all in my head, in burning red)
3. Train - Drops of Jupiter (and did you miss me while you were looking for youself out there?)
4. LANY - Malibu Nights (heavy thoughts when it gets late, put me in a fragile state, i wish i wasn't going home, dealing with it on my own)
5. LANY - Run (so go ahead and run, run, run, back to who you were running from, just make sure you don't run back to me when you're done)
6. The Chainsmokers ft Kelsea Ballerini - This Feeling (but you're the one that i want, if that's really so wrong, then they don't know what this feeling is like)
7. Tulus - Langit Abu Abu, both of original records and acapella version (kadang dering masih ada namamu, beberapa pesan singkat untukku, entah apa maksudmu, yang kutahu sayangimu aku telah keliru)
8. Ariana Grande - no tears left to cry (can't stop now, can't stop, so shut your mouth)
9. Mika - Happy Ending (this is the way that we love, like it's forever)
10. MNEK ft. Hailee Steinfeld - Colour
11. Post Malone - Stay (i'm here, but don't count on me to stay a little longer, if you convince me)
12. Post Malone - Better Now
13. LANY - Thick And Thin (remember when you said, you could see your whole life with me baby, now you got me thinking that i'm crazy)
14. LANY - Thru These Tears (this hurts like hell, but i keep telling myself, it's gonna get better, but it's taking forever)
15. Tulus - Labirin
16. Taylor Swift - Getaway Car
17. Simple Plan - No Love (because every time you fight the scars are going to heal but they're never going to go away)
18. benny blanco ft. Khalid & Halsey - Eastside (now i- i'm thinking back to when I was young, back to the day when i was falling in love)
19. Selena Gomez - Back To You
20. ...............bingung apa lagi hahaha.

Did I mention LANY TOO MUCH? HAHAHA.
You all should check out their newest album cause IT IS SO GOOD I CANT- lagunya udah se-nujeb itu di hati apalagi yang Malibu Nights :( LANY successfully brings all the heartbreaks with their rhythm so I don't feel like want to cry except the Malibu Nights song itself. Wagilase, sejatuh cinta itu aku. Biasanya kalau udah suka satu album, aku jarang bisa suka album setelahnya (kecuali Taylor Swift, kayaknya). Contoh? Troye Sivan. Wagilase, satu album yang debut nya bisa hafal karena enak banget. Atau... apa lagi ya? Pokoknya jarang bisa suka kayak... eksplornya kejauhan jadi suka versi awalnya. Tapi... LANY... gila se. I'm a proud fans.

Wadududu. Kayaknya judul buat post kali ini adalah SCROLL AJA PALING BAWAH. Yang atas mah sampah doang hahahaa. Curhat gj doang. :")

Sudah deh. Udah mumet. Masih banyak kegiatan yang perlu didesain ini lho, hehehe. Bhay. Smooch.




ps: pas cari judul, ngitung page, WAGILASE ga kerasa udah hari ke-300.

30 September 2018

Page 273 of 365: Very long time.

Jadi, kalau udah baca my latest post, pasti tau aku habis nulis something serious.

Iya, itu tugas.
Nulis laporan perjalanan.

Dan baru sadar sesuatu.
Ternyata udah lamaaaaaaaaaaa banget aku gak nulis yang serius-serius. Kangen masa-masa ikut jurnalistik. Kangen nulis berita (yang bikin jadi belajar KBBI, EYD, dan semacamnya). Kangen editing (se-amatir itu dan jadi editor, lol). Daaaan lain sebagainya. Se-kangen itu pokoknya.

Udah, gitu aja. Hehehe.


Ps: lagi beresin blog lagi. Label-nya aku benerin biar rapi (soalnya pada ketumpuk akhirnya. Kayak, tema sama, tapi ngapain labelnya beda huft).

Mengulik Sejarah Surabaya di Kampung Peneleh


Bukan tugu, bukan candi, bukan juga tentang keraton. Kali ini, menyusuri Kampung Peneleh merupakan tujuan saya untuk mengulik sejarah di Surabaya. Berlokasi di kawasan cagar budaya Rumah HOS Tjokroaminoto, kampung yang padat penduduk ini memiliki beberapa destinasi yang dapat didatangi secara gratis.

Kampung Peneleh sendiri ini dipercayai oleh penduduk sekitar sebagai salah satu daerah dari Keraton Surabaya. Tugu Pahlawan—yang cukup dekat dari kawasan ini, merupakan balai kota dari Keraton Surabaya. Lokasi dari Kampung Peneleh ini pun berada di sisi jalan pos yang dahulu dibangun oleh Daendels. Nama yang digunakan diambil dari nama salah satu Masjid yang didirikan di pemukiman ini, yaitu Masjid Peneleh. Masjid yang menjadi salah satu destinasi saya kali ini, menurut penduduk sekitar merupakan masjid tertua kedua di Surabaya setelah sebuah masjid yang berada di Kembang Kuning, Surabaya.


Arsitektur dari masjid ini awalnya terinspirasi dari arsitektur Eropa. Namun, karena kurang cocok dengan lingkungan Surabaya dan “budaya” bentuk masjid yang biasa memiliki banyak bukaan, akhirnya pembangunan dari masjid ini menghasilkan akulturasi budaya. Terlihat dari jendela-jendela yang terlihat dari luar bangunan. Lengkungan-lengkungan yang identik dengan arsitektur Eropa bercampur dengan desain daerah, yaitu jenis dari jendela yang dipakai, yang merupakan khas Indonesia. Tidak lupa kaligrafi-kaligrafi Arab yang menghiasi bagian kaca atas dari jendela. Menghasilkan perpaduan dari beberapa kebudayaan yang menjadi satu dalam bangunan Masjid Peneleh ini.
Masjid yang terletak di tengah-tengah perkampungan ini kini masih dikelola baik oleh warga sekitar. Memang, banyak dari destinasi di Kampung Peneleh dipegang oleh penduduk sekitar, agar tidak serta-merta lepas begitu saja dari penduduk asli yang lebih mengetahui perkampungan ini. Dan tentu saja, bangunan masjid ini dijaga dengan apik oleh sekitar sehingga masih berdiri dan dapat digunakan oleh warga.

Menariknya, menjelajahi perkampungan padat penduduk ini, kita akan disuguhi banyak nisan yang diletakkan secara acak. Masyarakat yang berada di Kampung Peneleh ini seolah “mengkeramatkan” makam-makam sehingga walaupun hidup dan membangun rumah di daerah sana, mereka tidak menggusur satupun makam meski terkadang sudah tidak bernama maupun bukanlah milik keluarga dari yang tinggal di sana.
Salah satu contoh makam yang berada di Kampung Peneleh ini adalah makam bibi yang dipercayai merupakan bibi dari Sunan Ampel, yaitu Nyai Rokaya Cempo. Berada di tengah-tengah perkampungan, makam ini awalnya ditemukan oleh seseorang dari Ampel yang bermimpi tentang keberadaan makam ini. Makam yang kini dikelola oleh penduduk sekitar ini mencerminkan percampuran budaya. Meski Sunan Ampel dan keluarganya adalah seorang Muslim, namun di nisan makam yang bertuliskan tahun 1370 ini ada padma dengan simbol moksa, yaitu simbol dalam Hindu yang berarti pelepasan.
Makam bibi dari Sunan Ampel ini menunjukkan satu budaya yang dipegang oleh penduduk sekitar pada zamannya, yaitu budaya “Marapu”, sebuah budaya di mana masyarakatnya meletakkan makam keluarga di depan rumah. Yap, makam ini berada tepat di depan rumah seorang warga dan sampai saat ini diurus dengan baik oleh swadaya masyarakat. Sehingga makam juga masih bagus (sekarang ditutup dengan kaca) dan masih dapat dikunjungi oleh publik.

Tentu saja sebagai pusat obyek wisata, tak lupa saya menyambangi Rumah HOS Tjokroaminoto yang terletak di Jalan Peneleh VII. Rumah yang juga menjadi kos dari beberapa tokoh sejarah ini merupakan rumah pribadi Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto sejak tahun 1907. Kini, rumah bersejarah ini dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya. Rumah ini kembali dibuka untuk umum pada 27 November 2017 lalu.
Hadji Oemar Said Tjokroaminoto—atau yang biasa disebut HOS Tjokroaminoto, merupakan pria kelahiran Madiun, Agustus 1882. Ia kemudian menjadi guru sekaligus memberikan tempat tinggal kepada beberapa tokoh Indonesia, sebut saja Soekarno yang kemudian menjadi nasionalis, Kartosoewirjo yang merupakan penggerak DI/TII, hingga pentolan PKI yaitu Alimin, Musso, dan juga Semaoen. HOS Tjokroaminoto sendiri mendirikan Sarekat Islam pada 1912, dan Rumah HOS Tjokroaminoto inilah yang menjadi kantor pusat organisasi yang sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islam ini.
Dari sekian banyak furnitur maupun dekorasi yang mengisi rumah ini, hanya narasi dan foto-foto tokoh yang pernah nge-kos di rumah inilah yang asli. Beberapa buku pun merupakan koleksi yang dihibahkan oleh para keturunan dari tokoh-tokoh tersebut untuk mendekorasi rumah ini. Furniturnya pun sudah bukan asli dari zamannya, meski masih memperlihatkan suasana jadul di dalamnya.


jejak literasi maupun dokumentasi foto

Di dalam rumah yang sudah beberapa kali dipugar ini, banyak sekali dokumentasi dari zaman dahulu. Ada foto-foto para tokoh yang nge-kos dan juga yang pernah sekadar mampir seperti KH Ahmad Dahlan, Douwes Dekker, hingga Tan Malaka. Selain itu, ada juga dokumentasi kegiatan-kegiatan organisasi Sarekat Islam dari pertama kali terbentuk. Dan yang juga menjadi perhatian adalah dokumentasi dari presiden RI yang pertama, Ir. Soekarno. Bahkan, tersedia pula replika dari seragam yang beliau gunakan ketika menuntut ilmu di Hogere Burger School Surabaya.
Meski banyak yang sudah berubah dan merupakan interpretasi dari cerita turun-temurun, tetapi kamar kos dari tokoh-tokoh yang pernah tinggal di sini masih tetap seperti sedia kala, yaitu bertempat di loteng dari rumah ini. Yang berubah hanyalah mebel-mebel yang digunakan untuk dipamerkan di rumah yang telah beralih fungsi menjadi museum ini.

tangga menuju kamar kos dari Ir. Soekarno

Sayangnya, keberadaan rumah sekaligus museum ini masih belum banyak berdampak bagi warga sekitar. Tidak seperti destinasi wisata tempat lain yang banyak sekali kegiatan ekonomi seperti penjualan merchandise khas sekitar, area Kampung Peneleh maupun lingkungan Rumah HOS Tjokroaminoto ini sulit sekali untuk menemukannya. Dari cerita penjaga serta guide tour dari museum ini, memang belum banyak dampak yang dapat diberikan dari museum ini. Selain itu, UKM yang ada pun tidak linier dengan keberadaan museum ini, sehingga bangunan ini tidak berfungsi banyak untuk kampung meski banyak sekali pendatang yang mengunjungi tempat ini.

Last but not least, saya dan teman-teman yang ikut pula pada kunjungan wisata kali ini berjalan melewati Kampung Peneleh menuju Pemakaman Belanda Peneleh. Akses menuju pemakaman ini cukup mudah. Selain itu, untuk masuk ke area pemakaman ini tidak perlu untuk membeli tiket.


Pemakaman Belanda ini merupakan salah satu pemakaman elit di masanya. Konsep makam ini terinspirasi dari konsep makam di Eropa yang berbentuk taman/lahan hijau sehingga tidak terkesan angker. Lebih kepada tempat untuk bernostalgia dengan orang yang terlebih dahulu meninggal. Sehingga area pemakaman yang luas ini tidak sesak maupun berdempetan.
Ada sekitar 2000 hingga 3000-an makam yang berada di sini. Tidak hanya orang-orang Belanda, ada juga makam-makam orang penting Surabaya yang berketurunan Eropa, hingga fotografer berkebangsaan Armenia. Bahkan, ketika masa penjajahan Jepang, orang-orang penting Jepang ikut pula dikubur di area ini karena menganggap bahwa mereka se-“kasta” dengan orang-orang Eropa yang dikubur di area pemakaman elit ini.



Bila dilihat di area ini, banyak sekali pemakaman yang didekorasi. Tidak hanya nisan, namun ada pula yang seperti patung memorial. Menurut penjaga makam, semakin tinggi dan dekoratif bentuknya, maka orang yang dimakamkan tersebut memiliki kedudukan yang tinggi.
Sayang sekali, meski telah dikelola oleh pemerintah kota, sisa-sisa penjarahan pada masa revolusi di tahun 1942 hingga 1950-an masih dapat terlihat. Biasanya, di bawah makam terlihat ada lubang bekas penjarahan. Hal in dikarenakan budaya orang-orang Barat yang ketika dimakamkan, maka beberapa barang kesayangan maupun barang berharga ikut pula dikuburkan. Hal ini memang merusak estetika dari kuburan tersebut, terlihat dari beberapa yang sudah hancur tak berbentuk di sebagian makam.
Selain itu, di area pemakaman ini terdapat ‘Rumah Tulang’. Bangunan dengan arsitektur khas Eropa ini merupakan tempat di mana pembuangan tulang-tulang. Di tengah bangunan, terdapat dua buah lubang tempat tulang-tulang tersebut berakhir. Meski kini, tak terlihat lagi tulang-tulang di dasarnya. Namun, dengan gaya arsitekturnya, bangunan ini menambah khas “Eropa” di area pemakaman elit ini.

Perjalanan saya kali ini berakhir di pemakaman yang meski telah bertahun-tahun ada, namun dekoratifnya masih dapat dilihat hingga saat ini. Banyak sekali hal yang dapat dipetik dari perjalanan kali ini, dari Kampung Peneleh maupun Rumah HOS Tjokroaminoto.
Pertama, budaya-budaya yang masih erat dipegang oleh penduduk sekitar. Bahwa kampung yang padat penduduk ini tidak begitu saja “menggusur” makam-makam yang telah ada terlebih dahulu daripada penduduk sekitar. Bukan unsur mistis yang diangkat, namun lebih kepada bahwa kita sebagai manusia merupakan pendatang—bukan hak kita untuk merusak apa yang telah ada.
Selain itu, keinginan Kampung Peneleh untuk tetap mengelola beberapa destinasi wisata sejarah ini patut diacungi jempol. Tidak banyak warga asli yang tetap bisa menjaga sejarah dan obyek wisata itu sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Hal ini tentu saja menumbuhkan semangat untuk terus menjaga warisan sejarah yang Indonesia miliki.
Terakhir, kesan saya terhadap perkampungan yang pertama kali saya jejak setelah bertahun-tahun tinggal di Surabaya adalah bahwa budaya dan sejarah memang tidak begitu saja dapat terhapus. Banyak cerita yang tertinggal, tidak hanya dari mulut ke mulut, namun juga lewat bangunan hingga pemakaman. Senang merasakan bahwa masih ada dinding-dinding berdiri tegak dan tetap menceritakan sejarahnya sendiri.
Contoh saja area pemakaman Belanda yang meski telah dijarah, namun tetap memberikan sebuah cerita kepada generasi selanjutnya bahwa ada masa di mana penjarahan makam merupakan bagian dari sejarah. Atau dari Rumah HOS Tjokroaminoto, yang bercerita bahwa satu tempat melahirkan banyak tokoh Indonesia yang memiliki berbeda pendapat serta pandangan politik. Maupun sesederhana rumah-rumah di Kampung Peneleh yang masih khas bangunan Eropa, seperti kolom-kolomnya yang masih berdiri menopang di beberapa rumah.
Dari sekian banyak yang dilewati, mungkin yang kurang hanyalah dampak dari destinasi wisata itu terhadap masyarakat. Padahal, kalau ingin, destinasi wisata dapat melahirkan beberapa usaha di sekitarnya. Mulai dari usaha merchandise, hingga usaha di bidang food and beverage (yang sudah ada sebuah warung sih, sebenarnya).
Sekian cerita perjalanan saya di hari Sabtu pagi. Semoga tidak hanya saya yang mendapat pelajaran dari perjalanan kali ini, namun kamu juga sebagai pembaca tak kalah tertariknya pada sejarah Indonesia sehingga tergerak untuk sesederhana datang dan belajar tentang sejarah! J


Cheers,

penulis (duduk), serta rekan seperjalanan.

16 September 2018

mimpi tentangmu, lagi.

Selamat pagi, untuk kamu.

Pagi ini aku terbangun, menyadari bahwa usai bertahun-tahun, kamu lagi yang hadir dalam mimpiku. Dari sekian banyak lelaki yang berlalu-lalang akhir-akhir ini, malah kudapati sosokmu berada di dekatku—yang nyatanya keberadaan ragamu bermil-mil jauhnya dari tempat aku terbangun. Jarak yang membentang, ditambah jalinan tahun yang telah terlewati, membuatku selalu merasa kamu tidak lagi sosok yang seharusnya hadir karena rindu pun aku tidak. 

Perlu kuceritakankah bagaimana keberadaanmu?
Terlalu manis. Itu saja.

Padahal kala cinta itu benar-benar bersemi di masa lampau, kita masih terlalu muda untuk melabeli bahwa itu adalah cinta sejati. Sejatinya, itu adalah apa yang orang sebut cinta monyet. Rasa suka di masa muda yang mungkin kemudian terkikis oleh waktu. 

Namun, seperti saat engkau pergi berkilometer jauhnya dari tempat kita bersua, aku sudah menetapkan bahwa dirimu—dan setiap kenangan tentang kita, memiliki sudutnya tersendiri dalam hati. Memiliki kotaknya, khusus kukunci agar tidak lagi perlu kubuka di kemudian hari. Kusimpan hanya agar tidak lagi kujamah di keesokan hari kala aku meratap pada takdir. 

Tidak perlu hari ini, beberapa waktu lalu kamu berhasil memporak-porandakan jalinan kata 'melanjutkan hidup' yang menjadi tameng hatiku. Dengan satu kata, "Aku kangen, semalam mimpi tentang kamu," sudah cukup memberikan goncangan dalam ketenangan yang bertahun-tahun kulatih. Hidupku sama berantakannya dengan satu kota yang hancur setelah gempa, malah lebih parah. Perlu beberapa orang silih berganti untuk mengobati rasa rindu yang tidak pernah berkesudahan.

Mengapa?
Karena dirimu memasuki satu zona di mana arti tidak tergapai berarti secara makna maupun harfiah. Terlalu jauh untuk mendapati sosokmu, pun aku tidak mampu lagi melihatmu tanpa mendapati rindu yang kupupuk akan membuncah. 

Aku tidak tahu, apakah perlu bertahun-tahun kemudian harus terus begini. Pasalnya, setiap kali aku melihat media sosialmu, aku selalu mensugesti diri bahwa aku baik-baik saja—dan benar aku baik-baik saja melihatmu dengan wanita lain. Tapi perlukah di tahun-tahun berikutnya, ketika kamu hadir lagi dalam mimpiku, aku merasakan rindu yang menyesakkan ini? 

Aku lelah untuk terus memupuk rindu ini sendiri. Namun keberanianku telah lenyap seiring kamu memiliki kekasih hati, tak sanggup aku menjadi perusak jalinan kasih antara dua cucu adam. 

Maka, kusimpan semua sendiri.
Bersama ribuan aksara yang kurangkai untuk mengobati rindu ini. 


—awankelabu, 
kuharap rinduku tak membebanimu, cukup hanya aku.

2 September 2018

Page 245 of 365: Sebuah Klarifikasi.

"Kenapa sih Linda nulisnya selalu yang sedih-sedih, baper-baper, galau-galau, dan sebangsanya? Masih gak bisa move on? Masih suka si anu? Atau di anu? Haduh kayak gak ada cowok lain aja." Blah. Blah. Blah. 

Itu cuma sebagian kecil yang mengapresiasi tulisanku. Yang memang isinya banyak menceritakan tentang patah hati, galau, rindu, dan semacamnya. Mungkin dari sekian banyak yang telah kulahirkan, cuma 10-20% nya aja yang isinya bahagia-bahagia.

Jadi gini, mari saya jelaskan satu persatu.

1. Aku selalu merasa kata-kataku cuma bagus ketika nulis yang sedih. I dunno kenapa kayaknya aku merasa punya jiwa di dalam tulisan sedih. Kayak puisi/narasi/cerpen/etc itu punya soul-nya setiap nulis yang sedih-sedih. Kalau nulis yang seneng atau jatuh cinta, aku ngerasa kayak... WTF DID I WRITE/POST nggilani banget. Level-nya itu di buawah dari cheesy sampe udah di level se-nggilani-itu-sampe-pengen-tak-hapus-aja. Kayak nuanggung idk why. Sama ketika aku ngoleksi lagu, sampe diprotes kenapa isinya lagu mellow. Simply, emang lagu mellow itu lebih enak didenger guysss

2. Aku selalu menekankan, bahwa orang itu lebih sering mencari kata-kata puitis untuk menambal segala macam luka, rindu, dsb, daripada ketika mereka lagi seneng-senengnya. Orang akan terlalu bahagia dengan hidupnya kalau lagi jatuh cinta. Berusaha menghabiskan waktu dengan yang terkasih. Sedangkan kalau yang lagi patah hati, kayak berlomba-lomba mencari kata terbagus untuk menemani dirinya dalam kubangan sakit hati, rindu, you name it. YA NGGAK? *maksa*

3. Entah, selalu dapet ide-nya itu emang yang sedih-sedih aja. Bisa merangkai kata segitu deep-nya cuma yang sedih-sedih. Kadang, aku jadi sedih sendiri kenapa bisanya cuma yang mellow. Pengen challenge diri sendiri, tapi kalau nulis yang bahagia-bahagia tuh kayak bakal stuck in the middle of nothing terus...delete. Bye. Aku juga capek guys nulisnya sedih moloooo. 


Kayaknya udah segitu aja. Emang sebenernya ga banyak-banyak juga sih HAHAHAHA. Cuma kadang kesel aja mesti yang jadi feedback tuh malah "Linda galau" "Linda baper" etc etc. Capek coy. Padahal hidupku mah, sedatar padang pasir. Eh tapi  ga juga deng, padang pasir aja kadang berbukit.

YA NGGAK JUGA SE. Kadang nulis emang curhat juga HAHAHAHHAHAHAHAHAH. Emang galauan anaknya. Yaudah deh. Tinggal guess which post yang emang asli, dan yang fiksi. Selamat memilah! :p

momentum.

Aku memandang pantulan kabur dari kaca di seberang. Bukan cermin, hanya sebatas kaca buram pemisah ruang. Ocehan kawanku hanya tinggal dengung tak jelas, yang menjadi fokusku adalah sosok yang berjalan satu meter di belakangku. Sosok tinggi berkacamata yang meski berbulan-bulan tidak temu muka, namun sosoknya tidak sanggup kulupa.

Tatapanku jatuh pada pintu lift yang terbuka beberapa meter di depan. "Lari deh! Gue males lari, biar ga nunggu lift lagi." Dan kudapati kawanku sudah mendahuluiku, meninggalkanku dengan lelaki di belakangku di ruang nostalgia.

Meninggalkanku bertanya dalam hati,
"Bagaimanakah kabarnya?"
"Apakah baik-baik saja?"
"Perempuan mana lagi yang dilabeli 'yang terkasih'?"
"Apakah.. saat ini ia merasakan hal yang sama?"
Sampai akhirnya kawanku menyahut dari seberang ruang, menyuruhku bergegas.

Dan ketika aku membalikkan badan di balik pintu lift yang bergerak menutup, akhirnya kudapati sosoknya di penglihatanku sejelas hari pertama aku terjatuh cinta. Namun, ia tak pernah berbalik sekedar menawarkan senyum, seperti bertahun-tahun yang lalu.


—awankelabu,
satu momen singkat bersamanya.


13 Agustus 2018

fucked up with memories.

but tell me,
why did you
leave all this
behind, while
i'm stuck in
nowhere with
our memories?


—awankelabu,
drowning in memories.

8 Agustus 2018

love = you

i think about love and
you're the first that
popped up in my head.


—awankelabu,
love is you.

4 Agustus 2018

dag. dig. dug.

Dengan satu kali temu, aku tahu.
Bahwa jantungku masih berdetak
dengan irama yang tak terdefinisikan
mengetahui ada kamu di galaksiku.


—awankelabu,
dan apakah kamu juga merasakannya?

1 Juni 2018

(almost) a month after.

D+19 after being 20s.

DAAAAAAAAAAAN
sedang ujian
namun
saya
malas
sekaliiiiiii.



idkw but i want to get marry aja deh :(
punya suami arsitek gitu HAHAHAHAHA


serius ya, suka orang yang gak kita kenal dan ga memiliki circle yang sama tuh... gak enak. cuma tau nama, jurusan, etc etc. dan. gak. bisa. apa. apa. sedihnya gitu sih. :) y g.

udah gitu aja sih.

menjadi 20 tahun gak nambah apa-apa kecuali berat badan.
*sigh*


happy june! :)

13 April 2018

a month to go.

i'll be 20-something in a month. literally a month. 
and somehow i don't know what to do in this life. 

aku ga pernah ngerti apa bakat, passion, cita-cita, etc etc. i don't know if arsitek adalah hal yang bener-bener aku tuju. i mean, i didn't want to enter business so i chose architect. that's it. entahlah. makin ke sini (dan berkat pembicara kemarin) aku jadi sadar, what i want to do in my life? i feel like i was wasting too many times having fun with myself. and boom. now i don't know what to do. 

sedih. 
capek.
ga ngerti harus apa. 

ya sudah.
gitu aja sih.
mau ngeluh lagi aja.

3 April 2018

Page 93 of 365: Hayati lelah.

Jadeeeeeeeeeeeeeeee...

W lelah banget. 



Entah kenapa udah sampe di titik "nyesel masuk jurusan ini" dan berulang kali mikir kayak gitu. Kayak... I don't have any social life kecuali sama anak kelas sendiri, sama beberapa kegiatan yang aku ikutin, itu pun orangnya juga itu-itu doang. Itu juga intensitas ketemunya sangat minim. Bahkan mau ketemu temen-temen lama aja susahnye ngalahin ketemu presiden. Separah itu kehidupan sosialku. 

Capek. Lelah. Jenuh. Entahlah.
Rasanya pengen nyerah aja, pindah jurusan lain. Tapi endingnya selalu ingetin diri sendiri udah kuliah dua tahun udah dibayarin masa nyerah gitu aja? Ga kasian sama yang udah biayain mahal-mahal? Tertekan of course. Tapi ya gimana lagi? Endingnya juga nangis sendiri stres di kamar. 

Semester ini literally pake laptop terus tugasnya. Capek sendiri lihat laptop. Sampe bikin janji sama diri sendiri kalo tiap weekend minimal istirahatin laptop biar ga parah-parah banget seminggu dipake. Belum lagi kalo ketiduran dan laptop masih nyala. Atau karena eman, jadinya cuma di sleep. HAHAHAHA parah bet. 


Hmm.
I dont know but kayaknya aku suka seseorang. Gak kenal nama. Aku namain dia Nathan Sykes versi Arab (gak deng ini temen gue yang duluan namain lol). Gak ada yang tau. Gak cerita ke siapa-siapa. I just want to keep this for myself. Tapi gak tau gimana bisa kenalan. Namanya aja gatau sama sekali walaupun cuma nama panggilan. Mau nyari di instagram kan jade sulit shayankk. :(

Ih, padahal tiap hari hampir selalu ke kantin demi liat dia doang. Si mas ah :(


I want to update my fave song list so far. Yang lagi sering aku dengerin akhir-akhir ini:
1. Lauv - Chasing Cars
2. Taylor Swift - I Knew You Were Trouble (YES OLD ONE CS IM STILL MAD AT SOMEONE)
3. Taylor Swift - Delicate
4. Meghan Trainor - No Excuses (DANCY DANCY GMN GT)
5. Vandra's new EP Chill & Rap Friends
6. Taylor's Reputation Album kayaknya masih sih ya. 
7. Lauv - Getting Over You
8. Lauv - I Like Me Better
9. Lauv - Paris in Rain
10. David Guetta & Martin Garrix - Like I Do
11. The 1975 - The Sound

Apalagi ye? Gaktau sih. Suka dengerin radio aja sekarang kalo lagi ga pengen-pengen banget dengerin Lauv/LANY di HP. Endingnya ya tungguin update lagu baru di radio atau di Spotify (which is selalu lama, kayak kudu ngecekinnya sebulan sekali). 

Iya. Lagi suka Lauv.
Iya. Telat. Kayak pas suka LANY. Sukanya habis hype banget di mana-mana dan PAS BANGET mereka udah konser kayak baru berapa minggu atau satu-dua bulan kemudian. IYA GUE KASEP. Suka pesimis duluan kalo grup musik baru gitu. Why Don't We aja baru suka akhir-akhir ini dan enak-enak lo lagunya :(


Jadi, kusudahi dulu ya.
Masih dinantikan oleh SketchUp dan AutoCAD saya. 
Dadah. 






Sampai bertemu kembali di post-post galau saya kalau sudah ada ide ya. Mwah. 

25 Maret 2018

kepada lembar tak tersentuh:

aku terbiasa menuliskanmu dalam setiap puisiku. tentang duka kala kau berpaling tak lagi menghiraukan, hingga bentuk kebahagiaan walau hanya sekilas nampak senyummu dari seberang keramaian. hal-hal kecil itu mengajakku untuk merangkai kata, menceritakan indahnya kamu dalam surat-surat yang tak kusampaikan.

namun akhir-akhir ini, kudapati aku merenung di lembar putih tak bertinta. habis sudah kata kurapalkan, tidak menyisakan sedikit untuk aku sekali lagi menulis. seakan-akan segala kata indah sudah jenuh menertawakanku yang terus mengagumi dalam diam. seolah mereka mencela bahwa seharusnya kusudahi semua tentangmu. 

entah mengapa, rasanya pilu. ternyata nafas pada setiap puisiku sudah habis. baru kusadari, ribuan frasa ini telah kutulis dalam keputusasaan, mengubah setiap ingin menjadi asa tak terbatas. harusnya aku tahu, sedetik kala kau tidak lagi untukku. harusnya, aku mengerti. 

dan yang kini kulihat hanya kobaran api, menghabiskan seluruh kertas penuh penggambaran akan dirinya. berharap, dengan tertelannya kata oleh api, dapat menguapkan seluruh cinta yang kueja dengan apik pada setiap nafasku. karena sejujurnya aku lelah, untuk terus merasakan ketiadaan ketika kutatap lembaran suci tak tersentuh. 

karena sejujurnya, 
sudah tak ada kata lagi untuk menggambarkan kamu di puisiku. 


March 25th // 00.13am
—awankelabu
tentang aku yang masih meratap di depan layar putih, tak terisi

15 Maret 2018

memangnya... tidak rindu?

kosong, tak bertuan.
sunyi menggaungkan gemanya.

sudah lama tak lagi dimiliki.
telah gugur berulang kali
dedaunan akan pengharapan.
sudah lewat tiga kali musim
dimana desau angin
menggugurkan segala cinta.

penat.
namun entah bagaimana,
semua terasa biasa saja.
tak lagi ada sesal untuk terus
menjadi seorang diri.

tapi ketika mereka bertanya,
rasanya ingin kubungkam.
memang kenapa sendiri?
memang kenapa tidak bersama
orang lain?
apa yang salah dengan
berjalan seorang diri di tengah
keramaian?

namun seolah membenciku,
kekosongan itu tertawa keras.
dan seolah menatapku sinis
seraya berkata dengan nada canda,
"memang kamu tidak rindu
dirindukan seseorang spesial?"
"memang kamu tidak rindu
dinantikan oleh si dia?"
"memang kamu tidak rindu
dicinta oleh yang kamu cinta?"
"memang kamu..."

aku rindu.
tapi entah pada siapa.

ya.
mirisnya,
aku tidak tahu untuk siapa
rindu ini kusampaikan.


March 15th // 07.53pm
—awankelabu
dan yang kudapati hanya sunyi, tak ada yang menjawab cintaku.

12 Maret 2018

seraya lilin padam mengakhiri 19 tahun.

yang terjadi kali ini, hanyalah memandang kenangan itu. tidak lagi meratapi, lelah sudah hati ini dirudung kelabu. semua kini tinggallah kepingan memori, beranjak menjadi gumpalan debu. tidak pernah hilang dari hati, namun setidaknya bukan lagi luka yang terus membaharu.

yang kulihat memang masih ia, tak dipungkiri karena sosoknya masih beredar di semesta yang sama. di setiap sudutnya, meninggalkan jejak bahwa ia pernah ada. namun kenyataannya, kini bukan lagi dia yang kujadikan alasan puisi-puisi ini tetap kulahirkan dari bait kata-kata. sudah hilang alasan untuk tetap merangkai asa untuk dia yang tidak mengindahkan.

seraya beranjak, aku berusaha meraba setiap ukiran di dinding memorial. betapa cinta memang pernah sangat membunuh, merusuh, menyayat untuk terus berdarah. pengabaian bertahun-tahun memang salahku, namun tidak disangka lukanya terasa hingga menahun. hingga pada akhirnya aku terbangun, bukan untuk menghapus cinta yang pernah kurasa tak tergantikan. ini hanya untuk menyembuhkan diri karena memang untuk apa mencintai yang tidak ingin terus dinanti?

setiap tahunnya, aku terus menuliskan pengharapan. bukan untuk kembali dicintai, hanya sekedar agar ia tak luput mendapatkan doa-doa di setiap pergantian umur. agar ia tetap dilimpahi keberkahan di setiap langkah, tidak berupa lagi permintaan akan cinta dan kasih yang telah lama terbuang.

namun kini, kata-kata yang mengalir seolah tak lagi memiliki makna. jiwa dari setiap rangkaian telah lelah mengisi, seolah meminta untuk segera diakhiri. mungkin diri ini sebenarnya lelah, tapi terlalu kupaksakan diri.

pada akhirnya, kuucapkan selamat tinggal.
tidak untuk meninggalkan dan melupakan, sekedar untuk menjadi lebih ikhlas dalam mencintai. biar ia tetap ada, seolah itu pertanda aku pernah menjadi tolol karena cinta. untuk terus menjadikan ia jiwa dari setiap narasi dan puisi, untuk terus berharap setiap cinta yang tak lagi kembali.

jadi, kuucapkan selamat bertemu lagi.
dengan hati yang tak lagi merasakan perihal cerita lama yang telah usai.


March 12th // 10.20pm
—awankelabu
dua hari usai kau bertambah umur, usai aku mengakhiri cerita tentang kamu.

17 Februari 2018

pemikiran random ala ala (2)

sejak masuk kuliah
tiba-tiba
punya
pemikiran

"enak kali ya punya pasangan yang lingkup kuliah/kerjaannya masih nyambung. bisa diajak diskusi, minta tolong, dst. dst. atau yang punya minat sama, misal aku pengen belajar tentang bisnis dan doi punya minat ke sana juga."

TAPI KAN YA
jodoh dah diatur
manusia bisa berencana
tapi Tuhan yang memberi jalan terbaik-Nya

nyatanya?
saya masih jomblo.
he he he

#sekian

4 Februari 2018

pemikiran random ala-ala

jadi, untuk memulai,

saya adalah mahasiswa semester 4.
yang ga ngerti politik.



jadi kayaknya lagi rame tentang mahasiswa si ono yang mengkritisi pemerintah dengan cara yang unik. dan kemudian paspampres bertindak dan kemudian seluruh mahasiswa Indonesia pun mulai berkoar-koar tentang ketidakadilan karena seakan-akan pemerintah tidak mau dikritisi.

itu hanya pembuka guys.


jadi, sebagai orang yang sangat amat awam terhadap politik, aku kadang mikir aja sih. yha boleh kamu mengkritisi, tapi apakah cara kamu mengkritisi itu sudah "sopan"? sudahkah cara yang kamu lakukan itu sesuai dan tidak menimbulkan efek buruk?

dunno. menurutku, biar gimanapun, cara mengkritisi itu tidak boleh sampai melukai "imej" seorang petinggi negara. i mean, even tho he's doing bad (i hope not), cara mengkritisi seseorang itu tidak boleh sampai menjatuhkan imej tersebut. dia adalah simbol negara kita, orang yang "dilihat" negara luar ketika berbicara tentang negara kita, ya nggak?

soalnya, aku sudah baca beberapa, dan kadang orang-orang mengkritisi kok ya sampe menjelek-jelekkan beliau. nggak ngerti titik mengkritisinya gitu. maafkeun.


ayah saya adalah orang yang selalu membuka pemikiran saya.
dan apa yang beliau bilang tentang pemerintahan jaman sekarang membuat saya nggak mau sebegitu tidak setujunya dengan pemerintahan periode ini. i mean, okelah kalian tidak setuju, tapi pernah gak sih mikir apa yang terjadi sekarang adalah cara beliau untuk menata negara ini?

my dad told me that di luar jawa, kehidupan itu terasa "timpang" dengan pulau yang padat ini. jangan susah-susah pembangunan deh, hal remeh semacam bensin aja sesuatu yang menurut mereka bisa jadi hal langka. sedangkan di jawa, naik sedikit aja demonya luar biasa.



im really clueless with politics.
cuma capek aja lama-lama sama kehidupan berpolitik jaman sekarang ini. terlalu banyak orang dengan kepentingan pribadi sehingga membuat gonjang-ganjing di seluruh sudut negara ini. yang left me with a question, "kenapa mereka gak mau mengkritisi SEKALIGUS membangun bersama?"

((soalnya menurutku mereka mengkritisi cuma untuk menjatuhkan, dunno guys its just my opinions))

kadang, bebas berpendapat di era sekarang menurutku juga sudah berlebihan.
aku bukan orang pro-pemerintah 100%. gak juga. kadang juga ga setuju kok. just... here... kenapa ga bantu membangun aja sih? kenapa harus demo sana-sini seakan-akan they will not hear us?





vvv

GATAU GENGS.
i just have no idea with this kind of politics. 
cuma capek dan tidak ada platform lain untuk menumpahkan unek-unek ini karena kalo di twitter maupun instagram gua bakal nyenggol sana-sini gua kan bego di debat makanya males kalo ikut ngomen sana-sini tapi gua juga kesel pengen bacot. huft. 

^^^ itu sebenernya yang pengen kukatakan lol.




TAU DAH YA BHAY.
maaf cuma bisa ceplas-ceplos tidak berbobot cuma ini bener-bener kependem aja kesel mendem-mendem terus. :(

selamat bertemu kembali dengan linda yang normal yang isinya menye-menye guys.

7 Januari 2018

Page 7 of 365: Hello, 2018!

So, yeah, hello everyone!

Jadi, sudah 2018, ya?
Banyak hal yang kepengen diungkapin tapi males nulis (ehe, masih zebel sama streaming-an yang lagi error menyebabkan saya kurang piknik). Yang pasti, akhirnya bisa menyelesaikan nulis satu post yang udah jadi draft sejak entahlah. 2014? 2015? Idk. Yup, check my first post on 2018! Nulis dari dulu cuma separagraf kemudian jadi berdebu.

Nah, mumpung masih memiliki banyak "kepengen" di otak, so I will write what I want to do in this 2018. Yup.


  1. One day one poetry project (yang sekarang udah bolong-bolong tapi ya udahlah ya, masih berusaha keras)
  2. Mau nabung untuk beberapa hal (CAMERA!, liburan, reputation magazine, sama naruh duit aja siapa tau butuh)
  3. Gambar aja, serius. Aku pengen punya banyak portofolio aja.
  4. Read minimum 20 books in this year. Gara-gara liat orang di Instagram yang bikin resolusi baca 25 books and ended up more than 100 books like WOW. Gila. Aku udah mulai mengebelakangkan kebiasaan membacaku, berhubung emang ga ada waktu, hehehe.
  5. Less pleasing myself, less laziness, less mengeluh. (INI JUGA AKAN SANGAT SUSAH BUT YOU KNOW i wanna try)
  6. Less using phone for nothing. 
  7. Bisa beli albumnya LANY :) :) :)
  8. Lebih rajin nyatetnya, dan benerin catetannya. Ya Allah, mualese. Rajin kalo mau kuis sama ujian doang :")
  9. Bisa jadi member UCPeople! Amen. 
  10. Zukzez acara IDEA.CO (puhlease be more active shay)
  11. Journal planner nya jalan lagi, jangan cuma pas liburan lol
  12. Polyvore nya juga jalan lagi, tapi tau waktu.
  13. TIDAK ADA LAGI NGERJAIN EINAS H-2/H-1. Minimal seminggu sebelum ujian udah 50%! (bikin list yang harus dikerjain)
  14. Oh iya.. mau memberi kado!
  15. Jangan lupa nabung untuk liburan sama temen-temen jadi gak nyusahin lagi.
  16. Tidur lebih teratur. Dan PUHLEASE, jangan ngantuk pas nugas, dan jangan begadang pas lagi nganggur. Ini sangat amat menyebalkan.
  17. One more beach in this year, please?
  18. Belajar pake AutoCAD, 3DMax, & SketchUp!
  19. Jangan boroz :) :) (kurang-kurangin jajan shay)
  20. Punya....pacar....bisa....gak....ya....? #mulaiminder #ingetdeadline #udahmau20


Udah gitu aja dulu ya. Semoga ini berjalan semua.
Tolong bantu doa gais.

Dan mau berbaik hati menuliskan beberapa lagu yang sedang jadi favorit ai.
Yuk cuz.

  1. MAGIC! - Darts In The Dark
  2. Why Don't We - Turn It Off
  3. Why Don't We - Boomerang
  4. Taylor Swift - reputation (the album is LIT AF)
  5. Lauv - I Like Me Better
  6. LANY - The Breakup (yang lain lagi bosyan)
  7. Taylor Swift - 22
  8. Liam Payne & Rita Ora - For You (I always love Fifty Shades' soundtracks)
  9. Marshmello & Khalid - Silence
  10. Anggun - What We Remember 
  11. Louis Tomlinson - Miss You
  12. Charlie Puth - How Long
  13. Kygo & The Night Game - Kids In Love
  14. LANY - yea, babe, no way
  15. Emir Harmono, A. Nayaka, Rayi Putra - 021
  16. Avicii & Sandro Cavazza - Without You
  17. Digital Farm Animal & Hailee Steinfeld - Digital Love
  18. Marc E. Bassy & Hailee Steinfeld - Plot Twist (Remix)
  19. Hailee Steinfeld - Let Me Go (with Alesso & Florida Georgia Line & watt)
  20. Timeflies & SHY Martin - Raincoat

That's all!
Cliche I know. Lagu-lagunya radio, I know. But somehow, I can't help. Beberapa emang ngerti duluan baru ada di radio. Beberapa juga baru tau dari radio. Tapi ini 90% aku tau duluan. Bahkan beberapa bukan lagu radio. Cuma kayaknya familier lah sama nama-namanya.

OK!
Have a nice day y'all xx


note:
Lagi males ikut challenge karena emang lagi writer's block, jadi bhay. No random writings for a while. Xoxo.

1 Januari 2018

Tentang euforia tahun baru.

Gemerisik kembang api menyusul dalam sunyi. Gelap malam bukan lagi sesepi dahulu, namun kali ini bintang pun terkaburkan oleh cahaya ilusi. Warnanya beragam, seolah ingin memeriahkan hari baru. Padahal kita tahu, keesokan harinya kita hanyalah orang-orang yang sama di lain tahun.

Pada dasarnya, kita adalah topeng yang terus mengukir senyum di antara pilah-pilah pemikiran. Tentang kredit yang belum usai, tentang utang-piutang yang entah dengan siapa, tentang keinginan yang selalu tak sejalan dengan kebutuhan, tentang hidup yang tidaklah pernah adil. Pada siapapun. Namun kita terus berpura-pura, pergantian tahun membawa setitik debu emas bernama harapan semu dari dunia antah-berantah.

Dentang memekakkan suaranya, susul-menyusul dengan riuh-redam yang tidaklah sirna walau malam terus menggelayut. Mereka bilang, lupakan saja sejenak. Tidak ada yang lebih baik dari euforia terompet yang meraung, kembang api yang tumpuk-menumpuk, hingga ciuman tahun baru pada orang yang tak akan pernah kita tahu namanya. Tidak ada lagi yang lebih penting dari pergantian angka yang terus berlari mengejarmu.

Dan pada akhirnya aku terhanyut, berusaha melepas semua penat. Melepas semua pemikiran yang tidak pernah kuhempas barang sejenak. Bergabung dengan keramaian yang tak pernah mengisi kekosongan. Tidak apa, kali ini aku ingin berbaur agar tak merasa sendiri.

Tidak apa, kali ini, aku tak ingin menjadi sendiri.

Selamat berbahagia, jiwa yang sepi.