30 Desember 2016

Page 365 of 366: One day to go!

Because of saya mendapat liburan benar-benar di akhir tahun, sekali lagi aku harus bikin resolusi dan refleksi ini dua hari sebelum tahun baru. Jadi... yha. #agakkecewa

So... this year goes really... not really fast or slow.

It's like, wah cepat sekali aku sudah kuliah. Dengan liburan yang maha-lama (bila dihitung-hitung secara mayoritas (yang berarti kalau masuk sehari dua hari gak kehitung), liburan kelulusan bisa sampai 4 bulanan), dan itu bener-bener kerasa banget sih lamanya, lalu menjadi serba-cepat 4 bulan setengah kuliah yang penuh dengan deadline.

Heck, aku harus membiasakan diri dengan deadline, revisi, diamukin, ide ditolak, pft. 
Rasanya ide ditolak tuh... ditolak calon tuh gak berasa. Suwer. Nujeb lagi kalo misalkan SAMA SEKALI gak ada yang di-approve. Kuliah ini, aku belajar menahan emosi bila sudah lelah, belajar sabar dengan revisi yang tiada henti, dan begadang membenahi segalanya. Intinya, kuliah ini aku bener-bener ngoyo kebangetan. Saking ngoyo-nya, yang di-share di sosmed cuma pas seneng-seneng (which is really rare karena kayaknya ngeluh tugas mulu). 

Dan, membiasakan diri untuk tahan berjam-jam duduk.
Dan menggambar.
Dan begadang ngerjain denah.
Which is sangat butuh perjuangan yang besar. 
Karena mata sepet disuruh ngerjain denah tuh rasanya.... boleh gak di-skip aja?

Mungkin sebagian besar orang bakal bilang (WHICH IS SEMUA ORANG BILANG): kuliah gambar doang ini, enak kan? 
(dan anaknya kemudian pengen ngamuk)
(gambar doang)
(gambar DOANG)

Pft. 

Pressure di dunia gambar-menggambar ini besar, Bung. Kerja sama itu hanyalah puing-puing, yang mungkin akan terjadi cuma sebulan sekali. Bahkan mungkin bisa lebih jarang daripada itu. Apalah nggambar punya sendiri aja nggak selesai, gimana mau kerja sama :") mending bobok. 

Kadang... kangen SMA. 
Dan beneran deh, apa cuma aku yang ngerasa kalau kayaknya udah lamaaaaaaaaaaaa banget lulus SMA-nya? Aku ngerasa kayak aku udah bertahun-tahun lulus. Efek kelamaan gambar kali ya? :( 

Tapi sungguh, mungkin karena cuma ga sampe tiga bulan ya persiapan sampai hari H UN, mungkin termasuk sebentar lah aku sekolah di 2016 ini. Itu juga isinya persiapan enam mata pelajaran aja. Oh iya, sama ujian sekolah deng masih ada. Tapi... ah, rasanya itu ga sebanding banget lah. 

Kangen drama-drama masa SMA. Masa-masa buku kenangan. Uft. 

But really, aku merasa masa SMA-ku kayak udah bener-bener jauh banget. Mungkin karena aku juga bener-bener sendiri di kuliahku sekarang. Ada juga yang satu almamater, beda kelas semua. Jadi kayak gak bisa nostalgia sama temen sekelas gitu. Mau diajakin keluar, lah kok beda jam sibuknya. Yang sini sibuk hampir 24/5, weekend waktu keluarga atau tepar di kamar. Ampun deh. 

Kadang, aku merasa 'tersisih'.

:(


By the way, aku punya banyak resolusi untuk 2017-ku. Dan seterusnya. AKHIRNYAA punya resolusi juga wkwkwkw. Padahal cuma satu deng: semoga dapat nilai A untuk IP. Udah. Hehehehe. 

Oh ya, sama semoga bisa liburan-liburan biar punya banyak foto. Jadi gak upload-nya throwback terus. Kadang sampe ditanyain: "Loh, Lin, kamu lagi di bla bla bla ta? Kok gak ngasih tau? Ayo ketemu." Padahal... itu teh foto taun berapa coba. Kurang hiburan :(

Dan semoga aku lebih rajin. Tidak menunda-nunda tugas. Beneran kerasa banget kalau nunda-nunda tugas sekarang itu. Kalau dulu mah... boro-boro nunda, yang ada dikerjain sejam sebelum mapel kali. Itu juga njiplak. Sekarang? Peuh. Ngerjain gak pake nunda aja bisa nggak jadi tuh denah. Gimana yang nunda? Innalillahi

Like literally, everything's change in this new life. This college life

Oh ya! Satu lagi! 
Semoga mood membacaku membaik :( 
Bener-bener sekarang bisa baca buku yang 'receh' doang. 
Hiks. 

Semoga 2017 atau secepatnya lah, aku menemukan seseorang yang benar-benar ada buat aku. Kulelah di-bully papa sendiri yang selalu bertanya: "Kamu gak ada yang nyukain ta?" or "Di kuliah kamu gak ada yang ganteng ta sampe jomblo terus?" Kadang sedih, sumpah. 

Semoga 2017 menjadi tahun yang lebih baik, selalu. 
G'bye 2016!

Really glad to be in 2016, which is really my year


Smooch

23 Desember 2016

Bye.

Mungkin lain kali,
mungkin lain waktu.

Tiada lagi kamu di setiap hari,
yang telah jauh melaju.

Mungkin lain hati,
bukan lagi kamu.

Karena kau enggan di sini,
mungkin sudah waktunya aku,
beranjak ke lain hati.

Semoga bahagia,
semoga kamu tak menyesal. :)

14 Desember 2016

Janji, lalu pergi.

Aku masih ingat kala aku membicarakan mimpi-mimpiku akan pantai-pantai tersembunyi, indahnya kawah gunung, dan asyiknya liburan di tempat-tempat terpencil. Pasti menyenangkan mendapati tempat-tempat indah tak terjamah, memilikinya dalam potret tak bermasa. 

Semua lebih terasa menyenangkan kala kamu menambahkan ceritamu tentang petualanganmu. Tentang betapa sulitnya mencapai pantai indah tak bertuan, tentang off-road di Bromo demi mencapai terbitnya matahari, dan tentang asyiknya bermusik di kala sunyi. Kamu selalu memiliki cerita yang kudambakan, tentang tempat-tempat yang selalu kuinginkan. 

Dan di sela itu, kamu berkata, "Nanti kuajak ke sana pas libur."
Bukankah itu janji yang manis? 

Menyenangkan bila dibayangkan menjelajah tempat baru bersama kamu. Memotret setiap tempat dengan senyum dan tawa itu. Menikmati hari dengan hangatnya cerita yang selalu kamu beri. Sudah kubayangkan betapa menyenangkan liburan di tempat-tempat baru bersamamu. 

Namun belum sempat kupotret dirimu, kamu hilang. Entah apa yang tidak kumiliki sehingga kamu meninggalkanku. Entah apa yang ia miliki, kamu pergi. Rupanya, aku tidak cukup untuk menjadi pelabuhan terakhirmu. Ternyata, aku tidak cukup untuk menjadi teman seperjalananmu nanti. 

Mungkin memang benar, janji manis begitu mudah diucapkan di kala senang. Lupa diberi kala sudah tak berarti. Mungkin benar, aku hanya akan selalu menjadi tempat pemberhentian sementara tatkala lelah. Lalu ditinggal pergi, kala bersemangat memburu cinta kembali. 

Lalu apakah kamu akan kembali dengan janji-janjimu?
Entahlah. Aku sudah lelah menanti. 

26 Oktober 2016

Page 300 of 366: Setelah berminggu-minggu.

TEPAR PARAH. 
Gak ngerti lagi.


Gak tau ini efek kecapekan atau gimana, akhirnya bener-bener tepar. Literally tepar yang sampe pengen mbolos demi istirahat. Tapi absen di UC sebegitu ketatnya kusebel sendiri :(

Hari ini habis dari Jatim Expo, ada acara "The Big Bad Wolf Book Sale". Kalap banget liat buku arsitek yang tebel-tebel (dan biasanya di toko buku macem TGA sama Gramed bisa 300-sejuta), cuma 100-300an. Yang biasanya bisa sampe 700k-an tadi cuma 250an. Gimana gak pengen beli semua coba? :(

*lalu mengingatkan diri untuk berhemat*

*try to calm myself*


Selain karena capek dan lelah dan sebangsanya (dan juga curcol tentang beli buku), sebenernya aku ga ada ide buat nulis apapun. Ideku mandek buat kerjain tugas semua. Capeq hamba:") banyak hal yang nggak terjalani sesuai ekspektasi.

*breathe out*

Mari mengerjakan EINAS! :")

2 Oktober 2016

Setelah lima tahun.

Sudah lewat tanggal satu, sudah lewat bertahun-tahun. Dua-ribu sebelas, dan kini tepat lima tahun. Yang kuingat hanya tanggal ini, entah mengapa. Mungkin dahulu lebih mudah diingat, atau karena memang hanya bersama kamu, semua memori terlalu mudah terukir. Entahlah. 

Dear you
Aku tidak pernah tahu ke mana hati ini akan berlabuh. Tapi sempat kulabuhkan hati ini padamu, lima tahun yang lalu. Walau sejenak, tapi segalanya terasa benar. Dan kenangan itu masih membekas setelah bertahun-tahun kulewati tanpa kamu. 

Dear you,
Selamat lima-tahun. Seharusnya 'kita' masih dapat bersama kalau aku tidak naif dengan hati dan egoku. Seharusnya kita sedang menerawang masa depan bersama, karena kini aku selalu mempertanyakan bagaimana rasanya untuk terus bersamamu, bersama merakit masa depan. 

Lima-tahun, dan rasanya masih sama setiap kali melihatmu. 
Detak jantungku masih enggan berhenti berdebar lebih keras ketika bertemu.
Rasa ini masih enggan padam, dan itu hanya untukmu.

15 September 2016

Di tengah ngerjain tugas:

//
masih suka heran sama orang
yang minta dihargai
tapi nggak menghargai orang lain
//
yang minta dilembutin
tapi sendirinya kalau bicara
gak tahu tata krama
//
mbok ya dipikir
kalau mau haknya dipenuhi
jangan lupa memenuhi kewajiban
untuk sopan ketika ingin disopani
//
karena everyone's attitude
juga based by your attitude
sesimpel itu
dan orang-orang masih susah
untuk menjalankannya
masih mengeluh ketika tidak diberi hak
padahal sendirinya tidak intropeksi
//

4 September 2016

I don't keep love around.

Teruntuk kamu, 


Hai, apa kabar? Aku harap kamu baik-baik saja. Seperti yang selalu kamu "pasang" di semua media sosialmu. Karena aku selalu mengharapkan kamu baik-baik saja, dan hidupmu berjalan seperti apa adanya. Seperti biasanya. 

Sudah lama sekali dari tempo hari ketika aku menyerah atas segalanya. Atas keegoisanku, dan juga perjuanganmu yang kini terlihat sia-sia. Semua hal yang kita jalani beberapa bulan terakhir hanya sekadar zona abu-abu, tidak pernah jelas. Tidak pernah ada status karena selain aku takut melangkah, toh untuk apa memberi kejelasan di atas hal yang tidak pernah jelas? Yang bahkan kusadari tak pernah memiliki ujung karena kita sama-sama takut. 

Kali pertama kamu mengucapkan "putus", aku sudah tahu apa yang kita jalani tidak memiliki pondasi kuat. Aku sudah tahu hubungan ini tidak lagi worth to fight. Karena nyatanya, kamu begitu mudah menyerah. Kamu begitu mudah untuk pergi begitu saja. Walau pada akhirnya aku meyakinkan kamu untuk bertahan, akhirnya aku sendiri yang enggan melanjutkan. 

Setelah itu kita hanyalah dua orang asing dengan begitu banyak memori. Yang kembali dipersatukan waktu untuk menemui ketidakjelasan. Pernah kamu sekali bertanya, dan aku menolak. Bukan karena aku ingin untuk terus tidak berstatus. Namun untuk apa? Untuk sebuah hubungan yang bahkan aku selalu diliputi insecure? Atau kamu yang terus menyerah ketika aku sudah tidak lagi peduli?


Aku masih ingat hari itu. Ketika untuk kesekian kalinya kamu menyerah. 

Aku saat itu begitu terpuruk, entah untuk apa. Padahal aku harusnya sudah tahu kamu berniat untuk tidak lagi peduli. Namun kamu mengatakan hal itu di saat aku berbahagia. Apa susahnya kamu untuk ikut berbahagia instead of mengatakan hal itu?

Dan beberapa saat kemudian kamu kembali. Entah untuk apa pula. Kamu berharap untuk mengubah segalanya, namun aku sendiri lelah. Aku lelah ketika kamu juga seperti memberi ketidakjelasan. Kamu menyerah, namun terus hadir. Apa maumu?

Saat itu aku hanya berpikir untuk kembali sendiri, aku ingin memiliki hidupku sendiri tanpa orang lain lagi di dalamnya. Aku sudah lelah. Dan ketika kalimat itu hadir, entah kenapa aku sudah merasa aku harus menghapus kamu dalam hidupku. Sudah cukup berbulan-bulan kita saling menyakiti diri sendiri. Menyakitimu dengan keegoisanku, menyakitiku dengan menarik ulur keputusasaanmu. 


Hidupku baik-baik saja, aku harap kamu juga begitu.

Namun akhir-akhir namamu kembali hadir, entah mengapa. Mungkin rindu, tapi tak mengapa. Aku masih baik-baik saja. Hidupku berjalan apa adanya, kuharap kamu juga. Lagipula kamu kan, sedang menggapai mimpi-mimpimu. Doakan aku juga bisa menggapai milikku juga. 

Dan mungkin.. Ini terakhir kalinya aku menulis untukmu. Untuk terakhir kalinya aku berharap kamu mengerti dan masih baik-baik saja. Karena aku selalu berharap kamu bahagia. You once had a home in me. Saatnya aku mencari rumah untuk hatiku ini, agar ia kembali bersandar walau aku masih belum tahu dengan siapa. 

Terakhir, aku selalu mengingatkanmu, jangan lupa bahagia. You deserve so much more. :)


Dariku, untukmu.


Ditemani lagu DKLA-nya Troye Sivan yang terus mendengungkan lirik 
"But I'm addicted to being broken".
Dan lagunya yang berjudul Lost Boy yang melantunkan kalimat 
"What are you waiting for? Cause someone could love you more."
Karena dua lirik itu selalu kutujukan untukmu, karena selalu kamu yang selalu kudoakan untuk berbahagia dengan yang lain, karena aku tidak pernah bisa memberikanmu bahagia yang tidak diiringi luka dan ketidakpedulian.
Maka dari itu kulepaskan kamu untuk mencari kebahagiaanmu, you deserve so much more dengan seseorang spesial yang lain untuk hidupmu, yang pasti wanita itu bukan lagi aku.



20 Agustus 2016

Part 233 of 366: Setelah dua minggu...

Setelah dua minggu.... fix aku tepar parah. 


Nggak seperti SD/SMP/SMA yang minggu pertama habis MOS bakal nganggur karena biasanya jarang langsung pelajaran, kuliah aja langsung nugas banyak. Dan... jurusan saya ini ternyata banyak menghabiskan duit banget ya kusedih :")

Dan sejauh dua minggu ini, aku mesti ngerasa kayak nggambar ala anak kecil tapi bedanya, ini banyak dan butuh banyak ide. Serius, aku ngerasa kayak anak kecil. Yang main titik-titik gitu, bikin garis, dan lain-lain. Jadi inget kelas 1 SMA dulu :")

By the way, jurusanku cuma punya satu kelas yang isinya sekitar 45an anak. Jadi, yah, jurusanku cuma memiliki 45an anak itu dari beratus-ratus anak di angkatanku. Dan, kita bakal bersama selama 4 tahun ke depan (semoga ga ada yang pindah jurusan atau semacamnya, ya).

Hebatnya, selama dua minggu pula ini, biasanya di bawah jam 10 malem aku sudah tidur. KURANG KEREN APA COBA? Rasanya begitu sudah sampe rumah itu ya, bawaannya pengen tidur aja. Saking capeknya. Tapi asik gitu kuliah. Entahlah. 

Dan ini baru dua minggu, geng. 
Masih 4 tahun kemudian aku melepas jenjang ini. 


(padahal pas SMP/SMA juga gitu pas hari pertama)

Bye.
Mau nugas :")

7 Agustus 2016

Page 220 of 366: H-1! [part 2]

Jeng jereng jeng jeeeeng. 


Sooo, approximately one year ago, ketika day 207 di tahun 2015, ternyata aku menuliskan H-1 masuk kelas 12 (click here). Ternyata, time flies so fast, ya. Gak kerasa sudah satu tahun terlewati. Susah, senang, sedih, yah walaupun kebanyakan capeknya because it's senior year which is banyak sekali persiapan untuk ujian akhir. Perjuangan yang sedikit worth it walau agak menyesal tidak benar-benar belajar dengan serius untuk fisika. :")

Dan one year after that post, aku udah H-1 masuk kuliah. SUMPAH PEK AKU SUDAH KULIAH?? Gak kerasa banget. Post yang dulu bahkan aku masih galau mau masuk jurusan apa dan di mana. Masih tergiur dengan ini-itu ketika kakak-kakak kelas datang untuk presentasi. Yang kayak semua jurusan really cool dan aku bingung sendiri. 

Sekarang... aku sudah masuk salah satu perguruan tinggi swasta. Sebenernya tadi pagi aku pengen berbagi unek-unek tentang hal ini. Tapi karena males dan...... ya males aja. Pokoknya. Jadi nggak usah. :))

DAN, aku senang sekali sudah seminggu menjalankan journal planner even tho kadang telat ngisi karena bingung mau ngisi apa saking ga ada kerjaan. Tapi, untuk minggu ini sudah full. Yes! Semoga plan satu ini terjalani hingga seterusnya. Ehe.

Yha, walaupun butuh duit. Yha gapapa deh. 

Mari menyiapkan buat besok kuliah! Uh, deg-deg an gimana ntar kuliahnya :") aku bahkan sedari pagi bingung besok harus pake outfit yang kayak gimana, harus bawa apa, dan lainnya. Kalo dulu paling awal-awal semester mbolos ya masih bisa. Sekarang? Telat 15 menit udah dianggap gak masuk. Uh.... :") 

Semangat semangat! :)

6 Agustus 2016

Setelah kamu pergi.

Suara sendu melagu menemaniku menyusuri jalanan yang tak lagi terang. Pepohonan di kanan kiri tak lagi semenakutkan dahulu ketika aku berjalan berbeda arah dengan sekarang. Remang-remang cahaya menelisik dari celah, mengintip seorang gadis yang ingin kembali pulang. Menemaninya mengumpulkan jejak kenangan dalam benaknya. 

Kaset yang berputar dalam radio mengusikku, karena telah lama ia tergeletak sia-sia di dasbor mobil ini. Telah usang, namun lagunya tak sekalipun tersendat. Suara-suara manusia yang menggema dalam benakku memutar balik ketika hari di mana aku meninggalkan tempat yang kutuju. 

Dan saat itu, masih ada kamu di kemudi yang kini kukendarai sendiri. 

Entah sudah berapa tahun kulewati tanpa ada lagi kamu, yang ternyata begitu banyak meninggalkan jejak pada hidupku. Coba saja dengarkan kembali kaset tersebut, lagu-lagunya kamu yang pilihkan. Atau kepada mobil usang yang kukendarai saat ini. Kamu bilang, ini adalah kendaraan favoritmu. Walau tak sampai hati aku mengendarainya, toh tetap kujaga dalam garasi yang berdebu. 

Ada beberapa hal tentang kamu yang masih terpatri. Namun, beberapa bulan ini toh mulai kusisihkan. Harusnya, aku sudah memulai hidup baru kala kamu pergi. Harusnya aku tetap bahagia ketika aku mengusir rasa yang kuanggap semu. 

Namun ternyata, semua menjadi nyata kala kamu mendatangiku sebagai hantu di masa lalu. Kamu menawarkan banyak memori yang kutinggalkan pada kota di mana kita hanya menjadi kenangan. Mencoba menarikku pada kesenduan yang ingin kutinggalkan karena aku tahu, hidup tetap akan berjalan apa adanya, dengan atau tanpa dirimu. 

Tapi ini sudah tepat dua tahun kamu terkubur dalam ketiadaan. Meninggalkan rasa berkabung pada semua hal yang kau tinggalkan secara tiba-tiba. Karena bagi mereka yang selalu menunggu kamu pulang, kamu selalu berarti tak peduli berapa ratus kilometer kamu tempuh demi menggapai mimpimu. 

Tak lagi ada gurau menggoda kala aku merasa sepi. Tak lagi ada kamu ketika aku merasa sedih. 

Sekiranya kamu pergi, tolong beri aku ruang untuk menata hidup kembali. Mungkin kamu tak terlupa, tapi kali ini aku sudah lelah meratapimu. Mungkin hari-hari yang berlalu aku sudah terpuruk kala kamu tak lagi membuka mata indahmu. Mungkin hari-hari tersebut aku akan selalu tenggelam dalam kantuk usai menangisi barang-barang yang kau tinggalkan. 

Setidaknya aku pernah mencintaimu, dulu. Ketika label sahabat tak lagi cukup untuk kita yang selalu mencoba mendobrak rasa yang kita semikan dalam hati. Setidaknya, rasa itu sempat terasa nyata kala kamu mencium bibirku dalam keputusasaan. 

Sebelum matahari terbenam pada kearoganan, sebelum segalanya sekelam malam dalam hutan menuju kota tempat kita dibesarkan. 

Dan ketika mobil usang ini menampakkan diri pada kota yang tak pernah tertidur, gemerlap gedung menyesaki hatiku yang kini penuh dengan bayanganmu. Di sudut kota ini tak luput dari senyummu. Ketika kita masih polos dan cinta bukanlah suatu hal yang menakutkan. Ketika kita tak perlu mengejar impian yang membunuh perlahan. 

Bukan kamu lagi ketika aku menginjakkan kaki pada kota yang masih sunyi. Bukan kamu lagi ketika aku merenung di kesepianku. Kamu telah pergi, jauh dan tak tergapai. Karena pada kenyataannya, hidup memang tak pernah seadil itu padaku. Aku tak ingin banyak, namun untuk kehilanganmu, bukan salah satu yang kuinginkan.

Kutunggu mentari menyinari Bumi dari penghujung timur untuk membawa kehangatan yang telah lama hilang. Kutunggu waktu yang tepat untuk mengunjungimu dengan satu keranjang bunga biru. Sebiru hatiku yang selalu berkabung mengingatmu.

Kini, aku terduduk membersihkan makam tempat kamu disemayamkan. Tempat perpisahan dua orang yang belum pernah membagi cinta untuk dirasakan. Dua orang yang selalu dijebak oleh persahabatan agar segalanya tetap dalam zona nyaman. Dua orang yang dengan putus asanya melangkah berjauhan.

Bukan salahmu ketika kamu berada dalam kecelakaan itu. Tidak pula ketika kamu mengejarku untuk meminta maaf. Hanya aku, dengan kearogananku, yang harusnya dipersalahkan. Karena kalau kita sedari dulu jujur dan aku membuang egoku, hari ini kita mungkin masih berbahagia. Mungkin kamu yang akan menunggu di altar esok. Mungkin kita akan pergi ke tempat-tempat tersembunyi seperti apa yang kita tulis untuk menjadi honeymoon wishlist.

Setelah ini, kuharap kamu tidak lagi menghantuiku. Setelah ini, kuharap aku juga tidak lagi terpuruk. Aku ingin berbahagia, seperti dahulu ketika kamu masih hidup dalam sanubari. Aku ingin seperti dahulu ketika canda tawa masih menyelimuti kita, menghangatkan hari dalam senyum semanis mentari.

Setelah ini, kuharap kamu tenang dimana pun kamu berada.
Dan walau aku kini bersama dia, tak lupa kukirimkan doa padamu.
Agar kamu selalu dalam lindungan malaikat yang menemanimu di alam sana. 

28 Juli 2016

Karena menanti tak selamanya menyenangkan.

Kepada kamu yang terus menanti,

Aku tahu rasanya menanti pada dia yang tak mengerti. Rasa rindu yang terus menumpuk kala dia pergi. Dan penantian yang ntah sampai kapan terobati. 


Kepada kamu yang selalu menunggu,

Setidaknya kamu tak sendiri ketika duduk manis termangu. Aku tahu, karena aku juga memikirkan pujaan hatiku yang tertambat di lain kota. Yang enggan pulang walau purnama telah lewat beberapa kali di gelapnya semesta. 


Kepada kamu yang masih setia di sini,

Semoga kamu terus diberi hati yang kuat untuk sekedar melihat sang waktu yang terus berputar mengganti hari demi hari. Karena aku sudah lama ingin menyerah kala dia tak mengerti. Jadi kuberikan sisa sabarku untukmu agar ketika ia kembali, cinta kalian tetap bersemi. 

27 Juli 2016

Page 209 of 366: Stuck! :(

Hai! 

Seriously, bulan ini bener-bener stuck banget buat nulis sesuatu. There are so much ideas in my head, but suddenly go away somehow. I already make one... or two? Idk. Tapi ya gitu, stuck abis. Yang satunya stuck cuma di judul (because I got a really good title but I don't have any idea what to write with the title), yang satunya nulis satu per satu paragraf yang takes too much time (yep, really too much time karena dua paragraf aja seminggu dan baru dapet dua paragraf lagi. Iya, sebuntu itu.), dan ada yang jadi draft di note laptop. And the rest is history... a.k.a udah dihapus karena emang buntu banget. 

IYA.
SEBUNTU ITU. 

OMG. 

Gimana mau jadi anak desain kalo dikit-dikit buntu, Lin? (Cielah, mentang-mentang sekarang anak interior nih)


((( sombong amat )))


I currently make a journal planner. Baru bener-bener bikin ya ini, dan untuk bulan depan. Dan.. yah.. bukan buntu sih, semacam kekurangan duit untuk beli ini itu. Makanya sekarang lagi browsing ide-ide low-cost journal planner aka memakai bahan seadanya dulu. Dan kerennya, cuma dari pensil warna dan kekuatan bisa nggambar bisa jadi keren-keren. 

OMG. 

Tolong, otak kanan, bekerjalah. 

Dan banyak hal-hal yang jadi setengah jalan. Post di blog ini, proyek bikin novel YANG BAHKAN DARI DULU BAB 1 MULU, dan others. Gils, kapan bisa menyelesaikan satu hal lalu berpindah ke hal lain sih? Kapan bisa serius? Ah w sedih. 


Btw, dengerin lagunya Tulus yang barusan keluar hari ini (yep, today he released his new song, 27/8/16) judulnya Ruang Sendiri jadi gimanaaaa gitu. Kayaknya album terbarunya bakal bagus dan materi yang dibawakan itu... tentang... nganu. #SOKTAHUBENER 


Maaf ya, post ini banyak out of topic-nya. Ya, you know, sometimes lagi nulis satu, kayak ide lain langsung keluar seenaknya minta ditulis juga. Huft. 

Btw (lagi), pas itu aku pengen banget nulis yang temanya Semacam Pemikiran gitu. Tapi... entahlah kurang bahan untuk ditulis malah takutnya jatuhnya kayak orang sok tahu dan jiplak komen orang sana-sini. Yah.. ended up terhapus. Padahal itu mengangkat tema yang baru-baru aja booming, cyber-bullying, and other stuffs yang menyangkut itu kayak slut-shaming, terus yaaa begitulah. Sumpah aku pas itu udah pengeeeeen banget nulis. Tapi takut kayak orang sok tau gitu :(

Fuuuuuuh. 
I'm done talking nggak jelas kayak gini. Saking banyak hal yang pengen tak post tapi stuck di tengah jalan. Bener ya, memulai itu gak susah. Yang susah itu mempertahankan dan terus melanjutkannya. #TSAAAAH

Udah kebanyakan omong. 
Syedih w tidak produktif. 
Bhay. 

15 Juli 2016

Dan pada akhirnya, tak ada pesan yang akan kau terima.

Seperti tahun-tahun sebelumnya,
dan mungkin entah sampai kapan,
pada tanggal ini aku akan selalu mengirimkan satu do'a,
untuknya.

Kali ini, hanya ada satu kalimat yang terus terpatri.
Menunggu untuk kukirim,
yang akhirnya hanya menjadi draft pesan singkat.


Selamat ulang tahun, Rhez.
Semoga selalu berbahagia.



15.07.16

11 Juli 2016

Aku mencintai kamu.

Aku mencintai kamu seperti hujan mencintai Bumi,
yang mendamaikan hati kala gersang melanda.

Atau seperti sang mentari yang mencintai lautan lepas,
dan menciptakan kilau senja yang kurindu setiap hari.


Aku mencintai kamu, 
namun terkadang terasa jauh. 
Kamu tak tergapai,
dan aku seperti pungguk merindukan bulan. 

Mengapa mencintai kamu terasa mudah,
namun bersamaan terasa sulit pula?
Bagaimana caranya aku mendapatkan hati yang beku,
dan tak tersentuh?

30 Juni 2016

Dari selembar folio.

Dan ketika menemukan sisa-sisa folio di map biru yang dahulu menjadi teman kala remaja, ingatanku berputar pada waktu aku menghabiskan tiga tahun yang baru saja usai. Tiga tahun yang rasanya nano-nano, tak pernah terprediksi. 

Dari yang ketika melangkah masuk cuma kenal anak-anak alfalah saking terlalu minoritas cuma lolos 8 anak. Dari yang pertama kali masuk kelas merasa terintimidasi karena isinya kok anak-anak spensa semua (mostly). Dari yang first impression-nya kok kelasnya cowoknya lumayan-lumayan (re: ada Reyhan & Ajes yang jadi aset kelas). Dari yang awkward karena gak pada kenal.

Tapi yang pasti sih, kayaknya dari jaman ke jaman tetep dramkor ya. 
Intermezzo abis, Lin. 

Sampai ketemu guru yang gak pernah bisa dimengerti maunya gimana. Atau yang suka kasih banyak worksheet sampai yang liburan harus pulang ngumpulin tugas. Atau yang kalau ulangan cuma lima soal tapi hampir give up tiap kali ngerjain. 

Yang kalau ngajar setengahnya belajar setengahnya cerita karena 4 jam pelajaran itu membosankan. Yang kalau kata orang ngajarinnya cuma nyanyi doang. Yang kalau pelajaran dijelasin dikit habis gitu soal terus maju ke depan. 

Dari wali kelas yang selama dua tahun entah mengapa enggak berasa punya wali kelas kecuali beliau datang untuk ngajar. Sampai wali kelas yang rela membantu benerin nilai. 

Dari yang nggak kenal, sampai saking kenalnya nggak sungkan minta film. Dan nggak sungkan kerja sama, if you know what I mean. Sampai kita punya kaos kelas yang sampai sekarang hobi tak pake kalau pergi-pergi santai because it's comfortable

Dari yang kalau duduk gerombolan, sampai akhirnya harus pakai kocokan biar nggak sama itu-itu terus. Yang kadang masih juga pindah tempat karena temen duduknya kadang nggak cocok. Sampai juga kelas 12 yang temen sebangkunya tetep tapi pindah tempat duduk doang. Yang rusuh kalau dapet tempat duduk, biar pas aja gitu kalau lagi ulangan. Ya nggak?

Yang kalau lagi bimbel dulu sampai ngantuk-ngantuk tapi demi UNAS. Yang kadang kalau Fisika, Bu Pur minta tanpa istirahat biar ndang pulang. Atau ketika Matematika yang agak telat datang, dan telat pulang. Dan lain-lain. 

Dari males-malesan pelajaran BTQ sampai pada rajin karena gurunya enak pas kelas 12, yang ditaksir sama Lia. Yang pas pelajaran agama ada nikahan buat tugas. Yang ended up asik banget ada musik-musik dan Pak BTQ juga ikut manggung. Sumpah rek, aku masih tidak bisa move on dari nikahan yang asik banget. 

Yang akhirnya fotonya bisa bener-bener 36 anak dengan ekspresi masih bahagia karena masih Desember, belum menghitung H minus berapa menuju UNAS. 


Yang kayak gini bahagianya:


Intinya? Nggak ada. 
Cuma tiba-tiba lihat folio, dan keinget pas SMA aja. Pas ngelewatin banyak hal sama mereka. Yang pas hectic banget menuju UNAS sampai kayaknya mau ngapa-ngapain... halah mau UNAS rek. Yah walaupun setidaknya, nonton bareng di kelas tetep terlaksana. Thanks to Saniya. 

Ya udah. Kangen aja. 
Semoga kalian sukses di universitas masing-masing! 

2 Juni 2016

Untuk kamu yang ditunggu; mengertilah.

Ironisnya..

Dia menghafal hari-hari dalam seminggu
untuk meraba kapan orang yang ia tunggu pulang.

Dia bisa berhitung untuk mengetahui berapa lama lagi
seseorang yang ia tunggu kembali ke rumah. 


Ironisnya,
dia selalu menunggu.
Entah sampai kapan.

27 Mei 2016

Fav quote from SUCRD.


"Dan kadang-kadang dalam hidup kita, kita punya satu orang yang kita pengen banget dapetin, tapi ditolakin mulu. Dan gak pernah bisa move on sampe saat ini."
Raditya Dika

SUCRD - Cowok Pendek

19 April 2016

Someday.

Semua orang memiliki 'masa'-nya masing-masing di dalam kehidupan seseorang. Ada masa-nya ketika kita memang ditakdirkan sejalan dengan orang lain. Namun, tidak selamanya kita sejalan kan? Someday, they will cross their path, or just turn to right or left. Ada 'expire date' dari masa ketika kita berada di kehidupan seseorang.

Aku dulu memiliki masa di mana aku berada dalam kehidupanmu. Yep, jalan kita berpapasan, dan kita lalu sejalan menjalani hari. Perkenalan kala itu membawa kita pada satu status yang tak pernah ada dalam hidupku sebelumnya. Dan, yah, the rest is history

Expire date dari 'masa'-ku di kehidupanmu sudah datang di masa lampau. Masalahnya, saat itu, aku berada dalam comfort zone-ku. Dalam pelukanmu. Dengan kasihmu. Dan aku tak ingin keluar dari itu. Namun, sekuat apapun aku mencoba, tetap saja, our time was run out. Sudah saatnya jalan kita tak lagi sama. Sudah saatnya, kita mencari pelabuhan baru untuk hati kita. 

Namun, mengapa sampai saat ini, aku belum bisa berhenti mencari? Tempat melabuhkan hati yang katanya terasa seperti surga, hanyalah semu untukku. Tak pernah ada pemberhentian untuk hatiku menetap seperti dahulu bersamamu. Tidak ada lagi kebahagiaan yang kumiliki bersamamu. 

Dari jalanku yang tidak pernah jauh darimu, aku memandangimu juga mencari tempat berlabuh. Sometimes I wonder, did you ever miss me in the end of your day? Did you ever thinking about me when once you looked at me? Pernahkah? 

Dan pertanyaan itu hanyalah bumerang yang membunuhku. Karena semakin aku bertanya, jawabannya toh tak pernah kudapat. Yang kudapatkan hanya senyum bahagiamu, tanpaku di hadapanmu lagi. Tidak ada aku lagi sebagai alasan kamu tertawa. Tak ada lagi aku, dalam hidupmu. 

But I always end up hoping that someday, our path will meet again.
Someday

12 April 2016

Page 103 of 366: ADIOS UN!!!

Gak sih, gak seheboh senengnya pas UN SMP berakhir. Tapi lebih ke arah legaaaa banget. Tapi, ya, pressure-nya masih besar banget. Nilainya berapa????

Serius, ini aku jadi bingung mau ngetik apa.
Aku tidak punya ide.
Selain menulis kalau udah selesai UN.
Seneng juga setelah 2 minggu lebih ga pegang laptop.
(((pegang doang)))

Yep, babay UNBK. Waktunya menyantaikan diri.



Dadah for this:

22 Maret 2016

Page 82 of 366: H-13 UN!

Jadi.. Sekarang sudah H-13.

Entah kenapa, aku masih santai. Sampai mbatin, apa cuma aku yang masih tenang-tenang aja? 
Tapi... Aku takut sama UN Fisika. Tulung pol, aku ngga isa fisika sama sekali. Kayak pas dikasih soal itu.... ini apaan sih?????? Tapi ya gitu, muales buat belajar fisika. :(

Udah hopeless juga sama nilai USEK. Sumpah, ini aku merana banget sama ujian-ujian kelulusan SMA. Kenapa sih, seberat ini? #ngeluhterus

Nanya diri sendiri terus, kapan rajin? kapan mulai belajar? kapan mau berusaha sendiri?



Kapan terus aja. Ngerjainnya enggak. 
#iniseriusngeluh 
#tapinggakmauberubah
#maafkeun

Btw, berharap itu... Boleh nggak sih? 
Gimana sih caranya untuk make a move tanpa merasa "gue ganggu dia gak sih? dia risih nggak ya?"?
Susah? Emang. 
Tapi, pengen banget sekali ini merjuangin dan dibales. TAPI, gengsi saya tinggi amat buat memulai :(

Sayang sih, tapi.... Heum. 



Mari belajar aja. 
Udah H-13. 

5 Februari 2016

Thoughts.

Once you told me that you love me.
I know you really mean it.



But the more you say it, my heart starts asking,
"Kamu benar mencintaiku, atau meyakini diri sendiri bahwa kamu mencintaiku?"

Semakin sering aku bertanya-tanya, semakin hatiku diselimuti ketakutan tersendiri. Bahwa di sini, cintaku tak lagi terbalaskan. Oleh kamu.

3 Februari 2016

Page 34 of 366: Mempertahankan?

Ok.
Jangan salah paham dengan judulnya.

I'm in serious condition like:
"Mudah sekali memulai sesuatu, tapi untuk mempertahankannya, butuh ekstra usaha."


Yep.
Udah banyak niat bagus dan awalan yang oke, tapi buat ngelanjutinnya luar biasa sekali. Susah banget buat dapet 'feel' dan niat untuk meneruskan sesuatu. Padahal, pengen banget done. Susah amat ya buat gak males? :(

Nabung.
Rajin belajar.
Rajin bikin post.
Lanjut bikin novel (padahal udah punya thousand ideas for it).
Dan lain-lain.

Belajar sih pentingnya. Udah kelas 3, masih aja males-malesannya itu nggak kuat. Kamar udah beres dari hal-hal yang akan menganggu, buku-buku latihan udah oke, tetep aja. Ambyar sudah. :(
Bikin novel juga. Bab 1 mulu dirombak gak selesai-selesai. Ide banyak, tapi nggak kelanjut gini. Padahal pengen banget bikin satu aja deh. Targetnya sih satu. Semoga bisa tembus(?)
Dan, ya. Tiba-tiba ide banyak untuk nge-post di sini mampet. Kayak semua yang ada di otak ilang semua. Gak ada yang keluar.

Sumpah ini curhatan gak penting banget. Tapi, bener-bener suka sebel sama diri sendiri aja. Kayak, kapan sih bad habit-nya ilang? Walaupun sudah diniati bener-bener juga, kok kayaknya susah banget buat dilakuin terus-menerus?

Bener ya, bertahan itu susah. #tsah

26 Januari 2016

Kenapa kamu lagi? Aku juga gak ngerti.

Aku memberi jeda pada hidupku,
menyisakan waktu untuk berpikir.

Tik. Tok.

Tik. Tok.




Dan waktu berjalan sesuai porosnya.
Namun aku belum tahu,
alasan mengapa aku menyukai kamu.

18 Januari 2016

Untuk kamu, Tuan Pemilik Hati.

Untuk kamu yang tercinta, 

Hai, apa kabar? 
Sudah sangat lama waktu berlalu sejak terakhir aku mendengar kabarmu. Waktu ternyata masih berputar, namun kini terlalu lambat hingga setiap detiknya terlalu terasa. Hampa. Dan walau aku masih bisa bernafas normal, tanpamu, hidupku tak pernah lagi berwarna. 

Kamu ingat terakhir kita berbincang-bincang? Aku masih tidak bisa melupakan walau dengan berat hati aku menghapus chat-mu (yang nyatanya, masih terpatri dalam benakku setiap kata-katamu). Kamu bilang, kamu rindu. Aku tertawa meremehkan. Setelah sekian lama, kamu baru rindu

Ingin rasanya kutumpahkan semua amarahku. Ketika kamu hilang. Ketika kamu tiba-tiba datang dengan status yang tidak bisa kupahami. Ketika kamu lagi-lagi ada dalam peredaran hidupku. Ketika kamu... akhirnya mengatakan rindu itu. Kenapa setiap kali aku ingin berjalan di atas serpihan hati ini untuk membuka lembaran baru, kamu lagi-lagi datang?



Untuk kamu yang masih terukir di hati, 

Tolong beri aku sebuah kepastian. Sebenarnya, apa yang kamu rasa? 
Walaupun berkali-kali kamu datang dan pergi, serta kembali kepadanya, kamu tidak pernah sekalipun meninggalkan satu hal yang kutunggu: kepastian atas perasaanmu padaku. Hal yang mungkin saja bisa menyelesaikan penantianku selama ini. Apa terlalu sulit untuk kamu mengatakan hal itu?

Setiap kamu kembali pergi, aku selalu bertanya dalam hati apa yang sebenarnya kamu inginkan? 

Aku mengerti. Mungkin aku yang terlalu banyak mengharapkanmu. Namun, tentu aku tidak akan begitu saja akan berharap apabila tidak diberi harapan kan? Meskipun terlihat semu, aku merasakan bahwa semua itu akan nyata pada waktunya. 

Waktunya kapan? 
Entahlah. 


Dariku yang sedari dulu tak bisa pergi dari bayangmu,
I'm still in love with you

8 Januari 2016

You should know that.

For all the times that you rain on my parade,
and all the clubs you get in using my name.

Dering itu lagi. 
Terkadang aku jenuh dengan dering itu lagi. Dering yang menarikku kembali pada masa lalu yang sudah kuikhlaskan. Right, kuikhlaskan, bukan kulupakan. Karena seberapapun besarnya aku berusaha melupakan, takkan pernah berhasil. 

You think you broke my heart, oh boy for goodness sake.
You think I'm crying, oh my oh, well I ain't.

Jangan pikir, dengan kamu kembali menghubungiku, aku dengan mudah kembali padamu. Tidak. Kali ini hatiku sudah kuat. Hatiku sudah perkasa untuk menghadapi secuil perhatian yang selalu kamu tawarkan. 

Kali ini sudah bukan kamu lagi yang membuatku kembali meluruh pada sendu hati. Bukan kamu lagi alasanku untuk tersenyum cerah di hari yang kelabu. Bukan kamu lagi, sebab mengapa aku masih bersemangat menjalani hari.

And I didn't wanna write a song cause I didn't want anyone thinking I still care,
I don't but, you still my phone up. 
And baby I be movin' on and I think you should be somethin',
I don't wanna hold back, maybe you should know that.

Jangan pernah kamu kembali berharap aku akan mencarimu kembali. Seberapapun besarnya usahamu untuk terus menderingkan ponselku yang sudah tak lagi kuberi kau ruang. Sudah jauh aku melangkah walau harus bersusah payah. Aku sudah tak ingin peduli. Dan aku harap, kamu paham. Kamu mengerti. Karena aku tidak lagi ingin bergelut dengan masa lalu yang kelam. 

My mama don't like you and she likes everyone,
and I never like to admit that I was wrong.
And I've been so caught up in my job, didn't see what's going on.
and now I know, I'm better sleeping on my own.

And if you like the way you look that much,
oh baby you should go and love yourself.
And if you think that I'm still holdin' on to somethin', 
you should go and love yourself .

Dering itu sudah kesekian kali membayangi malam-malam sepiku. Sunyi, namun suka keadaan itu. Aku seperti memiliki waktu untuk mengenali diri sendiri. untuk memahami bahwa hidup ini tak perlu lagi bergantung pada poros duniamu. Tidak ada lagi kamu, dan aku harap kamu tau itu. 

But when you told me that you hated my friends,
the only problem was with you and not them.
And every time you told me my opinion was wrong,
and tried to make me forget where I came from.

Aku masih ingat ketika kamu menjadi pusat hidupku. Kamu mengatur semua segi hidupku. Kamu tidak pernah bergaul dengan duniaku. Bagimu, duniaku adalah hal yang tidak bisa kamu sukai. Entah, tapi aku hanya bisa mengiyakan. Cinta memang begitu kan? Your wish is my command. Begitulah kata orang-orang bilang. Seakan-akan apa yang kamu bilang itu adalah titah tak terbantah.
Padahal dalam hati kecilku, aku ingin mengatakan tidak. Dan sebesar apapun aku berusaha, nyatanya kata-kata yang sudah kutata entah pergi ke mana. 

For all the times that you've made me feel small,
I fell in love.

Karena setiap hal yang kamu punya, itulah yang kucintai. Meskipun kamu selalu membuatku jatuh berlutut pada kesalahan yang kamu tujukan padaku, aku tetap mencintaimu. Selalu begitu. 

Now I feel nothin' at all.

Walau berat rasanya untuk mengikis perasaan itu, namun toh akhirnya aku berdiri di sini. Tersenyum, walau bukan kamu lagi alasan mengapa aku tetap bahagia. Bukan kamu lagi lukaku, pula. 

Had never felt so low when I was vulnerable.
Was I a fool to let you break down my walls?

Terkadang aku bertanya, apakah aku seseorang yang bodoh untuk mencintaimu? Ketika kamu datang membawa sejuta harapan dengan sejuta watt senyummu itu, aku tahu luka pastilah juga yang akan membayangi. Ada begitu banyak alasan aku menerimamu dulu, dan kini aku juga punya banyak alasan mengapa aku harus pergi dari hidupmu. Atau.. kamu yang harus pergi dari hidupku?

And if you like the way you look that much,
oh baby you should go and love yourself.
And if you think that I'm still holdin' on to somethin', 
you should go and love yourself.
And if you like the way you look that much,
oh baby you should go and love yourself.
And if you think that I'm still holdin' on to somethin', 
you should go and love yourself.

Dan dering itu berakhir untuk malam ini. Mungkin kamu sudah lelah pesan dan teleponmu tak lagi kuangkat. Aku sudah berlari mengejarmu. Dan kini, aku berhenti. Kini aku ingin bahagia tanpamu lagi. Kuharap, kamu juga bisa bahagia suatu saat nanti. 



Untuk setiap dering yang kudamba dahulu.
dan jutaan pesan penuh cinta yang selalu kumimpikan.
Kini aku berhenti mencintaimu, 
seperti dahulu. :)