29 Februari 2020

from one song to another random thought.

beberapa hari ini bosen banget sama playlist radio, akhirnya kembali lagi dengerin lagu di ipod. shuffle aja lagu-lagu secara random. lagu-lagu yang terakhir update tuh sekitar 2017, jaman Malibu Nights-nya LANY sama reputation-nya Taylor Swift keluar pokoknya. habis itu, sampai sekarang, ga pernah beli-beli di itunes lagi. ternyata, playlist di ipod se-random itu. menit ini lagu mellow-nya Maliq, lagu habis itu rock ala-ala The Red Jumpsuit Apparatus, habis itu ajeb-ajeb EDM-nya Calvin Harris, sampe lagu-lagu yang aku download se-album tapi ga pernah denger. parah abis. hehehe.

habis itu, ada satu lagu. lagi di jalan pulang, mumet skripsi dan hidup, ada satu lagu dari OneRepublic yang muter. judulnya 'I Lived'. pas lirik "yeah with every broken bone, i swear i lived." something hit me hard

kapan ya terakhir kali merasa 'hidup'? kapan terakhir merasa literally alive? not just living my routine, but somehow i feel alive. bukan cuma yang kayak robot ngejalanin hari aja gitu mulai buka mata sampai buka mata lagi. ngerasain that excitement for every thing I do/did. kapan terakhir kali kamu ngerasain bahagia, senang, bener-bener tertarik atau..... pokoknya something that made you feel so alive? yah, selain menjadi anak-anak yang ga pernah mikirin masalah hidup ya. 


kalau dipikir-pikir, terakhir kali aku ngerasain hal itu akhir-akhir ini, pas kemarin di Jakarta. ngerasain that excitement pas akhirnya jadi anak kos, main kesana-kemari, gak ribet, do clean my own stuff, dan beberapa kali akhirnya 'ayo aja udah ga usah dipikir' (soalnya anaknya ga terlalu suka spontanitas, semua-muanya dipikir sampe kagak kejadian). di Jakarta juga i was so close with someone, sampe di titik love never felt so good (yah, walau akhirnya juga gak jadi, malah udah gak kontakan karena yah.... satu dan lain hal, definisi life and world is soooo cruel, hahaha). 

sekarang, suka kangen sama Jakarta. atau... kangen karena hidup sendiri? entahlah. aku gak bisa mendefinisikannya. kangen aja pokoknya. suka wondering, kapan ya bisa kayak gitu lagi? terutama, pada titik i feel so alive there

ah, someday. i hope

yep. i hope

16 Februari 2020

Sampai kapan?

"Mau sampai kapan?" kata mereka kala aku tenggelam dalam lara.

Masalahnya, aku tidak tahu. I don't fucking know. Entah sampai kapan berkubang dalam biru sendirian. Entah sampai kapan puisi-puisi sendu dilahirkan. Entah sampai kapan aku tenggelam dalam menjadi 'sendiri saja'. Aku tidak tahu apabila kamu tanya sampai seberapa lama aku harus membiru seorang diri.

Aku juga ingin bahagia. Aku tidak ingin satu hari menjadi baik-baik saja, and the other day I fell into my knees, wish that something can heal all the wounds. It sucks, you know. Aku juga tidak ingin terus-menerus menjadi sendirian. Aku ingin ada seseorang yang bisa kuajak diskusi kala malam menghampiri, dan tetap ada di sisi kala pagi menjelang. Bukan yang hanya datang apabila butuh, kemudian pergi lagi seolah-olah aku tidak penting.

Aku juga ingin baik-baik saja. Lelah juga rasanya untuk terus terbelenggu sunyi. Aku lelah mendengarkan satu lagu, lalu menjadi sendu satu minggu kemudian. Aku tidak ingin selamanya seperti ini. Karena rasanya menyebalkan.

Ya Tuhan, kalau bisa aku Kauberi jawab, kali ini aku juga ingin berhenti saat ini juga untuk menjadi yang tertinggal dan sendirian dalam sendu. Aku juga ingin bahagia. Sesederhana itu.

2 Februari 2020

lol.

you know what sucks?
ketika lo dihujat karena merasa offended, karena lo mikir perasaan lo sendiri, dan semua orang akan bilang lo terlalu baper.

dan yang paling menyebalkan, ketika mereka baper dan kita membalikkan kalimat 'lo baper amat sih', mereka bakal marah-marah. kayak... hello? kemaren gue ngapain? nungguin gajah bertelor? lol. what's happening with our society?

kadang kita sembunyi dengan kata 'baper' buat berkata kasar atau malu bilang maaf, kadang kita terlalu takut dikatain baper, padahal manusiawi kali untuk jadi kecewa, tersinggung, apa pun itu? kasian banget ya Tuhan ngasih perasaan tapi malah dikatain? lol. this world going crazy i can't even fit in anywhere.

ingin dicukupkan, namun tak selalu bisa tergapai.

sampai di titik ini, sampai pula pada saatnya yang kita inginkan hanyalah menjadi bahagia. ketika lilin tertiup dan harapan dibisikkan pada hembusan tak kasat mata, yang terucap adalah keinginan untuk hidup tanpa merasakan banyak lagi beban yang bertambah.

ingin bahagia tanpa ada kata 'tapi'.
ingin bahagia dengan cara paling sederhana.

sampai di titik ini, sampai pula pada saatnya cinta bukan lagi tentang keinginan untuk tawa dan tangis, lebih kepada bagaimana masa depan terbentuk tanpa adanya bumbu lain-lain. cukupilah, dan semuanya dicukupkan. kalau ingin lebih, rasa-rasanya berharap sudah terlalu muluk. di umur segini, perihal adanya sandaran di penghujung hari untuk menjadi teman sehidup semati rasanya lebih dari cukup.

cinta yang sesederhana itu.
cinta yang pada akhirnya layak untuk diriku.

tapi, sampai di titik ini pula, keinginan sesederhana itu tak pernah sederhana. sedih ya? padahal, Tuhan, aku tidak pernah ingin lebih dari kata sederhana.