2 November 2015

Kembali.

Aku tidak percaya akan pertanda, aku harap kamu pun begitu. 
Namun akhir-akhir ini alam memberikan banyak sekali pertanda. Alam kembali mempertemukan dua hati yang telah lama terpisah. Ada pertemuan-pertemuan kecil di mana akhirnya, kita berdua bertemu kembali. Nostalgia jaman dahulu tak terelakkan, ditambah bahwa dunia ini masih sama seperti kita saat masih bersama. 

Aku ingat kali itu, kita bersebelahan. Cerita-cerita mengalir sederas air terjun yang menciptakan pelangi. Ada masa yang ternyata kita lewati tanpa kamu atau aku di dalamnya. Ada masanya kamu bersama perempuan lain, begitu pula aku dengan pujaan hati yang lain. 

Dan ada masanya pula, kita saling rindu.
Namun lisan enggan berucap.

Seketika itu kita tahu, alam tidak pernah hanya memberi pertanda. Alam tidak pula hanya mempertemukan kita untuk sebuah kebetulan. Aku tahu ini klise, namun rasanya bersamamu, aku tak ingin yang lainnya lagi. Semuanya terasa paslengkap, walau terlihat sederhana. Hari-hari penuh kebahagiaan itu tak pernah bisa berbohong. 

Ingin sekali aku percaya kala kamu berkata semua akan baik-baik saja. Bahwa dengan kamu, aku hanya perlu percaya kalau Tuhan memang memberikan jalan untuk kita. Ingin aku percaya begitu melihat kedua bola mata jujur itu. 

Tapi, akankah semua akan berakhir seperti apa yang kita inginkan? Keraguan toh tetap ada, karena hati ini telah rapuh oleh kepercayaan-kepercayaan yang menguap. Ada kata "selamanya" yang akhirnya kupertanyakan, seberapa lama selamanya itu?

Ingin aku percaya.
Dan kali ini aku hanya ingin percaya padamu.
Bahwa kali ini, hatiku memiliki tempat berpulang. 
Padamu.