29 Agustus 2013

Yang Kedua.


Kau bagai lagu indah, yang membuatku jatuh cinta dalam cara yang sederhana. Menyusup cepat ke dalam dada, mengentakkan hati, lalu mengisi penuh ruang kosong jiwa. Kaulah lirik yang selalu bisa kugumamkan berulang-ulang dalam benakku, tanpa jemu. 

Kau tahu, ketika aku menyerahkan hatiku -telah kuserahkan seluruhnya. Namun, mengapa kita tak bisa teriakkan bahwa cinta yang kita rasa membuat bahagia dalam diri luruh hingga ke ujung-ujung jari yang menghangat. 

Tak ada yang salah dengan cinta antara kau dan aku.

Mungkin, yang salah hanyalah waktu. Kau dan aku, seharusnya sejak dulu bertemu...

4 Agustus 2013

Young and passion.

Cita-cita
Entahlah, ngeri kadang denger satu kata itu. 

Terkadang aku iri aja sama mereka-mereka yang begitu aku tanya apa cita-citanya, mereka bisa jawab. Dokter. Pengusaha. Musisi. And anything else. Dan ketika ditanya kembali, speechless. Someone, help me please to find what i can be in the future

Sempet tertarik sama arsitektur (ADUH INI BEGETE!), sama desain-desain gitu, sampai pengusaha. Tapi, yang pasti, sampe sekarang gak minat sama kedokteran sama sekali. Puengen gitu jadi astronot, atau astronom, apalah itu namanya. Tapi di Indonesia belum terlalu kepake banget gitu. Pengen jadi jurnalis, tapi takut ortu gak setuju. In fact, cuma dua bidang yang sampe sekarang bener-bener mau nguasai. Ya kalo nggak bidang jurnalis (in case, aku bidang tulis-menulis. Pengen banget kerja di majalah!), ya bidang desain interior. 

Apasih cita-cita itu?
Pimpikah?
Passion-kah?
Minatkah?
Ataukah bakat kita?

Terkadang seseorang bercita-cita menjadi A, namun di masa depan, ia menjadi B, C, atau D. Terlalu banyak ekspektasi, kemungkinan-kemungkinan yang nggak terbayang kalo sekarang. Ya kan? Banyak hal yang nggak bisa kita perkirakan sejak dini.

Kadang, hal yang kita inginkan pun terlalu "susah" direalisasikan. Aku pernah mbaca novel, dimana si tokoh harus menjadi orang lain dulu, lalu kembali menjadi dirinya. How bout me? Entahlah.

Ada lah,
di satu sisi ortu memang bener dalam memilihkan jalan hidup kita. Tapi, who dont know what means "jiwa muda generasi baru"? Banyak orang yang mengikuti passion-nya dan nyatanya sukses tuh. Nggak semua 100% bener lah. What we want isn't same like what we need.

Terkadang, boleh nggak sih kita berkeinginan tau bagaimana masa depan kita? Ada satu waktulah, kita bertanya-tanya, nanti kita jadi apa. Apakah sama seperti apa yang kita pingin, ataukah orang tua pingin, atau mungkin saja satu hal yang emang kamu gak sukai. Seperti apa masa depan?

Tapi, sekali lagi, aku pernah baca.
Kalo kita tau apa yang kita inginkan, atau simpelnya kita mengatur apa yang kita inginkan, dunia ini jadi monoton. Cuma berjalan atas kehendak kita. Nggak ada tantangan-tantangan, rintangan, dan semacamnya. Semua bakal terlihat sealur, tanpa ada klimaks, maupun anti-klimaks nya. Gak ada hal yang menantang, atau nggak yang berkesan. Nggak akan ada kesalahan yang membuat kita tetap belajar.

Mari kita kembali pada diri masing-masing.

Mulai kita tanyakan, apa yang ingin kita gapai nantinya? Sekadar obsesi, atau passion-mu? Sekadar keinginan, atau bakat serta apa yang kamu miliki?