28 Juli 2016

Karena menanti tak selamanya menyenangkan.

Kepada kamu yang terus menanti,

Aku tahu rasanya menanti pada dia yang tak mengerti. Rasa rindu yang terus menumpuk kala dia pergi. Dan penantian yang ntah sampai kapan terobati. 


Kepada kamu yang selalu menunggu,

Setidaknya kamu tak sendiri ketika duduk manis termangu. Aku tahu, karena aku juga memikirkan pujaan hatiku yang tertambat di lain kota. Yang enggan pulang walau purnama telah lewat beberapa kali di gelapnya semesta. 


Kepada kamu yang masih setia di sini,

Semoga kamu terus diberi hati yang kuat untuk sekedar melihat sang waktu yang terus berputar mengganti hari demi hari. Karena aku sudah lama ingin menyerah kala dia tak mengerti. Jadi kuberikan sisa sabarku untukmu agar ketika ia kembali, cinta kalian tetap bersemi. 

27 Juli 2016

Page 209 of 366: Stuck! :(

Hai! 

Seriously, bulan ini bener-bener stuck banget buat nulis sesuatu. There are so much ideas in my head, but suddenly go away somehow. I already make one... or two? Idk. Tapi ya gitu, stuck abis. Yang satunya stuck cuma di judul (because I got a really good title but I don't have any idea what to write with the title), yang satunya nulis satu per satu paragraf yang takes too much time (yep, really too much time karena dua paragraf aja seminggu dan baru dapet dua paragraf lagi. Iya, sebuntu itu.), dan ada yang jadi draft di note laptop. And the rest is history... a.k.a udah dihapus karena emang buntu banget. 

IYA.
SEBUNTU ITU. 

OMG. 

Gimana mau jadi anak desain kalo dikit-dikit buntu, Lin? (Cielah, mentang-mentang sekarang anak interior nih)


((( sombong amat )))


I currently make a journal planner. Baru bener-bener bikin ya ini, dan untuk bulan depan. Dan.. yah.. bukan buntu sih, semacam kekurangan duit untuk beli ini itu. Makanya sekarang lagi browsing ide-ide low-cost journal planner aka memakai bahan seadanya dulu. Dan kerennya, cuma dari pensil warna dan kekuatan bisa nggambar bisa jadi keren-keren. 

OMG. 

Tolong, otak kanan, bekerjalah. 

Dan banyak hal-hal yang jadi setengah jalan. Post di blog ini, proyek bikin novel YANG BAHKAN DARI DULU BAB 1 MULU, dan others. Gils, kapan bisa menyelesaikan satu hal lalu berpindah ke hal lain sih? Kapan bisa serius? Ah w sedih. 


Btw, dengerin lagunya Tulus yang barusan keluar hari ini (yep, today he released his new song, 27/8/16) judulnya Ruang Sendiri jadi gimanaaaa gitu. Kayaknya album terbarunya bakal bagus dan materi yang dibawakan itu... tentang... nganu. #SOKTAHUBENER 


Maaf ya, post ini banyak out of topic-nya. Ya, you know, sometimes lagi nulis satu, kayak ide lain langsung keluar seenaknya minta ditulis juga. Huft. 

Btw (lagi), pas itu aku pengen banget nulis yang temanya Semacam Pemikiran gitu. Tapi... entahlah kurang bahan untuk ditulis malah takutnya jatuhnya kayak orang sok tahu dan jiplak komen orang sana-sini. Yah.. ended up terhapus. Padahal itu mengangkat tema yang baru-baru aja booming, cyber-bullying, and other stuffs yang menyangkut itu kayak slut-shaming, terus yaaa begitulah. Sumpah aku pas itu udah pengeeeeen banget nulis. Tapi takut kayak orang sok tau gitu :(

Fuuuuuuh. 
I'm done talking nggak jelas kayak gini. Saking banyak hal yang pengen tak post tapi stuck di tengah jalan. Bener ya, memulai itu gak susah. Yang susah itu mempertahankan dan terus melanjutkannya. #TSAAAAH

Udah kebanyakan omong. 
Syedih w tidak produktif. 
Bhay. 

15 Juli 2016

Dan pada akhirnya, tak ada pesan yang akan kau terima.

Seperti tahun-tahun sebelumnya,
dan mungkin entah sampai kapan,
pada tanggal ini aku akan selalu mengirimkan satu do'a,
untuknya.

Kali ini, hanya ada satu kalimat yang terus terpatri.
Menunggu untuk kukirim,
yang akhirnya hanya menjadi draft pesan singkat.


Selamat ulang tahun, Rhez.
Semoga selalu berbahagia.



15.07.16

11 Juli 2016

Aku mencintai kamu.

Aku mencintai kamu seperti hujan mencintai Bumi,
yang mendamaikan hati kala gersang melanda.

Atau seperti sang mentari yang mencintai lautan lepas,
dan menciptakan kilau senja yang kurindu setiap hari.


Aku mencintai kamu, 
namun terkadang terasa jauh. 
Kamu tak tergapai,
dan aku seperti pungguk merindukan bulan. 

Mengapa mencintai kamu terasa mudah,
namun bersamaan terasa sulit pula?
Bagaimana caranya aku mendapatkan hati yang beku,
dan tak tersentuh?