29 Oktober 2019

Page 302 of 365: Day 90 of escaping from reality.

Jadi, sudah hari ke-90 di Jakarta slash escape from reality. Ini rekor banget jauh dari keluarga selama ini. Soalnya biasanya paling mentok tuh seminggu doang. Eh sebulan deng kalo ditinggal haji kehitung jauh dari ortu (tapi kan masih ada adek, ga sendiri-sendiri amat??? Ya udah). Ternyata, rempong juga ya walaupun masih dikasih duit sama ortu, tapi tiba-tiba semua ngerjain sendiri tuh untuk anak mageran kayak aku emang jadi harus ga mager kalo ga mau semua-semua numpuk :")

I find myself peaceful here. Ya ga semua-muanya tiba-tiba jadi damai sih. Masih banyak hal yang bikin kadang bete atau galau lagi. Tapi seenggaknya, jadi lebih bisa mikir aja. Mau apa-apa masih bisa mikir dulu sebelumnya. Ga gegabah. I finally can breathe freely. Whoooosh.

Walaupun jadi cerewet banget di Twitter. Tapi ya udahlah ya.

Bingung mau nulis apa sebenernya. Update kehidupan.... ya gini-gini aja. Ngedesain, bersih-bersih kamar, nonton film, makan, jalan-jalan, ya udah sih. Bener-bener hidup datar ya disini ini. Kayak ini bener-bener hidup yang tak pengenin.

Eh tapi, seriusan. Aku di sini jalan-jalan terus. Kayak dipuas-puasin bangetlah di sini. Main ke sana-sini udah. Lebih sering kayaknya daripada di Surabaya. Ngerasain malming sama temen.... dan sama cowok (ya walaupun cuma temen juga sih, tapi rasanya oh gini malmingan sama cowok tuh hahaha). Habisnya aku di Surabaya tuh malming ya sama keluarga aja (sampe emak kzl "kamu tuh cari cowok sana lho biar malming ada yang ngapelin" hahahaha). Yha gimana, pacar aja ga punya kan ya.

Uhm. Apalagi ya?

Oya, awal Oktober dijenguk ortu. Alhamdulillah, dapet makanan lumayan. Pertama kali ngerasain rasanya kangen parah sama ortu (sampe mama nangis hahahaha). Bener-bener peluk adek sampe puas banget. Semangat sebulan lagi!!!!!

Hm. Update playlist aja kali ya. Oke? Oke.
1. Dead Bachelors - Unfollow
2. Dead Bachelors - Summertime Fling
3. Dead Bachelors - Truth or Dare
((((( iya, lagi ulang-ulang lagu ini aja terus sampe bosen )))))
4. Post Malone - Circles (tumbenan bisa suka genre ini, dan bisa sejatuh cinta itu sama post malone huhuhu tiap lagu baru langsung jatuh cinta)
5. Hailee Steinfeld - Afterlife (hailee kenapa ga bikin-bikin album sik?!?!?!?!!)
6. Lauv - Feelings (aku bt sekarang lauv alay pek, tapi lagunya tetep suka tuh gimana sik wkwk)
7. Maroon 5 - Memories (INI MASIH SUKA BGT GA BISA MOVE ON)
8. Miley Cyrus - Slide Away
9. Taylor Swift - Holy Ground (2019 version di BBCRadio1, setuju banget sama yg komen kalo 2012 version tentang celebration, kalo versi 2019 tentang nostalgia!)
10. Selena Gomez - Lose You To Love Me (aku lebih suka ini sih daripada yang satunya, lagi relate soalnya)
11. Maliq & d'Essentials' old hits (never go wrong, right?)
12. Honne - Location Unknown
13. Honne - Crying Over You
14. Ed Sheeran, Khalid - Beautiful People
15. Dan + Shay, Justin Bieber - 10.000 Hours (walaupun udah bt sama jb, tapi mau ga mau tetep suka sama lagunya dia)
16. Dan masih dengerin semua lagunya Taylor Swift dan LANY randomly. Tetep masih suka mereka kalo lagi bete. Sama Tulus. 

Ok. Sampai jumpa di post lainnya.
But right now, I'm stuck.
Ga tau kapan lagi bisa nulis hehehehe.
Dah.

22 Oktober 2019

Page 295 of 365: stuck here nowhere.

i do really want to write "Jakarta, Saya Pamit" buat 'menutup' the previous one (check here for Jakarta, Aku Pulang). tapi sumpah bingung. kayak tidak bisa menemukan hal yang pas buat ditulis. sedih saya.

udah. sekian.


ps:
habis vidcall sama bos dan nyonya besar.
cuma ngeliatin mereka mbahas calon menteri-menteri kabinet kerja II-nya jokowi. luar biasa sekali. makin lama makin manfaat aja isinya :))

to feel relieved, already.

Habis baca satu buku dan di satu halaman aku stuck untuk berpikir. Tertulis:

After the hardest rain
and the loudest thunderstorm
I always ask,
"How will I ever fall
in love after this?" 

adi k.


Bener-bener habis itu looking back at those moments where I doubted myself. Balik lagi mikirin segala hal yang udah terlewati. Struggle-nya dulu untuk kembali percaya bahwa suatu hari nanti, entah kapan, bakal bisa jatuh cinta dengan cara yang samadan tentunya dengan orang yang (semoga) berbeda. 

And I wrote this on my instastory. 
I feel overwhelmed tho by some of my friends yang ternyata 'suka' sama tulisanku. Ehe. 
So here's my thoughts:

I used to ask myself this thing (the previous quote) after they went away. I doubted myself that someday I might not be able to love someone, ever again. Ya bakal bertanya-tanya terus, emang bisa ya setelah mati-matian jatuh cinta dan selama itu dan blablabla ya masa bisa lagi "ngasih" cinta dan hati lagi untuk orang lain? Bahkan bisa bertahun-tahun ngerasa "kosong" cuma karena satu orang. I used to feel that, too. 

Tapi... time fucking heals. Mungkin butuh setahun, dua tahun, bertahun-tahun. Tapi suatu saat nanti, semua akan baik-baik saja. Suatu saat nanti, kita akan terkejut mendapati diri mencintai lagi. Time heals all wounds. Until that time.. kita bisa intropeksi diri. Bisa belajar banyak hal. Kuncinya emang di sabar. Semuanya akan baik-baik saja pada akhirnya. 

Aku merasa keren. Hehehehe.
Padahal ga bisa move on-nya tuh lama banget. Buat yakin hatiku gak lagi berdetak dengan cara yang sama untuk satu orang yang dulu itu.. emang susah. Kayak, belom ketemu orangnya aja udah mikir bakal deg-degkan lagi atau enggak. Bakal berharap lagi atau nggak. Stuff like that. 

Tapi suatu hari, hatimu gak akan merasakan hal yang sama pas ketemu dia. Ngobrol sama dia, bukan lagi hal yang menakutkan. Malah, kamu akan tertawa lepas mengingat waktu yang "terbuang" cuma untuk nggalauin satu orang itu. Kayak... wtf did i do all these time huh? Terus ngakak. Bodoh banget emang. Segitu relieved-nya. 

Kamu boleh ga percaya sama yang aku tulis. Orang-orang akan denial emang selama proses move on/healing/etc emang. If you don't believe me, or shit that I wrote today. At least, believe your heart. Suatu saat nanti, semuanya akan kembali seperti semula. Semuanya, akan baik-baik saja pada akhirnya. :)

7 Oktober 2019

a letter to happy-you, from happy-me.

Hai.
Bagaimana kabarmu?

Maaf kalau pembukaannya jadi se-garing ini. You knew that aku gak pernah biasa buat nulis surat. Aku bisanya bikin sastra gak jelas yang isinya baper-baperan. Jadi, ini surat perdana aku. #tsah

Maaf kalau aku agak alay.

Jadi, mari kita ulang.
Bagaimana kabarmu saat ini? Baik-baik saja kan? I hope so. Soalnya, aku dalam keadaan saat baik! Dan bahagia dong :D

I really wish I could write something about you. In a serious-way. Tapi, jadi  end up kayak gini. Kamu paling tahu, aku paling gak bisa menyeriuskan sesuatu yang berhubungan sama kamu, kecuali perasaan yang dulu pernah bersemayam.

Mungkin, dulu akan memohon-mohon kepadamu sehubungan perasaanku. Mungkin aku pernah menjadi bodoh, karena semua kupikir hanya akan berlabuh padamu. Aku naif, dahulu.

Setelah bertahun-tahun "bertapa", akhirnya aku membuka mata (dan hati :p). Mungkin, dulu memang hatiku untuk kamu. Tapi, berhubung masih banyak cowok ganteng di dunia ini, akhirnya hatiku membaik dari luka-luka terdahulu dan mulai available lagi untuk mencintai. (Tapi, untuk saat ini, hatiku sudah penuh oleh si dia)

You thought me how to survive when I'm broken. Gak, aku gak pernah menyalahkan kamu karena meninggalkanku saat itu. Itu hakmu, yang ternyata jadi pelajaran buat aku bertahan hidup. Dan moving on. Mungkin awalnya gak segampang itu, karena aku harus berulang kali mengunci diri dan menangis semalam suntuk. Padahal cuma lihat foto di Instagram-mu bersama wanita yang kamu cintai. Sumpah, ini lebay, tapi emang kenyataannya gitu.

Memang benar kata orang, time heals a broken-heart. Cuma butuh kesabaran ekstra untuk mencapai waktu yang tepat itu. Dan dulu, aku belum sabar enough untuk merelakan kamu dengan dia. Belum sabar untuk mendapatkan seseorang yang worth to love.

Oh, ternyata sudah mulai serius ya? Hahahaha. #okeinigaring

Tapi, serius. I thank to you, for leaving me behind. Pada akhirnya, kita sama-sama bahagia, kan? Karena akhirnya, aku tidak menyakiti diriku lagi dengan mencintaimu. Kamu tidak menyakiti dirimu dengan menetap padaku. Akhirnya, kita sama-sama melaju dari masa lalu.

I thank to you, for every time we've been through. For every time I've been through without you, too. Segalanya, sudah menjadi sebuah cerita yang kalau aku ingat, aku tersenyum lebar. Pada akhirnya, all I remember is all the good times. Sampai pula pada garis dimana semua selesai, tanpa ada lagi beban maupun rasa "berat" yang bersemayam.

Pada akhirnya, kita sudah sama-sama bahagia dengan kehidupan baru kita.
And I am and always will happy for you, Darling.
I always do.


Tertanda,
Aku yang bahagia,
Untuk kamu yang bahagia.
Untuk kita yang akan selalu berbahagia,
walau tidak lagi bersama. :)




edited from a draft
dated july 18th, 2016; 20:14

3 Oktober 2019

i was afraid, and i still am.

i was afraid.
sama semua yang berhubungan dengan "memulai".
start a new page.
start a new relationship.
or anything.

pada dasarnya gue membuka diri buat segalanya. hell, i wish i was in a relationship after the ship was sunk. ga dipungkiri, aku pengen ada yang merhatiin, nasehatin, dll apalagi ketika awal kuliah i felt like i messed up everything. mental breakdown. entah kenapa, di awal kuliah rasanya capek banget.

but everytime they stepped into my life and changed from "friend" into pdkt-thing, aku akan mulai menjadi orang yang "membosankan". ketika aku percaya dengan orangnya, i will start being negative person with sambat dan curhat. if i'm not really trust him, i will start to be just a listener. dan akhirnya, aku akan merasakan kelelahan luar biasa dan menjauh. i could talk in days til months and stop whenever i wanted to.

pada akhirnya, aku akan merasa
"ah males pacaran"
"halah, aku ga cocok"
"kayaknya kalau dia gini, aku ga bakal suka"

e v e r y   l i t t l e   t h i n g s
became my reasons to leave early.

semua, cuma karena aku takut.
i hate to admit that i'm afraid being left behind. aku takut, kalau aku tidak pergi duluan, mereka pergi. aku takut, pada akhirnya aku menjadi seseorang yang tertinggal. hell, i wasn't ready. sudah cukup beberapa tahun menyesal, ditinggalkan, etc. aku cuma takut. sesederhana itu.

bahkan beberapa kali suka orang, mending aku yang akhirnya mundur perlahan daripada aku mendapati hatiku terluka kalau orang yang disuka ternyata "ga bisa" sama aku. beberapa kali, aku lebih "sadar diri".


but suddenly, here's a guy.
i really adore.
and i feel this hope again after all these years.

kayak ada sesuatu yang 'klik' dan aku berharap bisa percaya lagi. bisa mencoba lagi. siapa tau, this is the right guy for me. entah kenapa, aku berharap banyak. entah kenapa. dan ketika ada jarak ini, tiba-tiba aku merasa semua hal salah.

tiba-tiba, aku ngerasa takut lagi. aku takut, ternyata cuma aku disini yang berharap. aku takut, ternyata disana, dia sama yang lain. since i don't know apa yang dia lakukan disana. aku nggak tau, dia lagi sama siapa. aku nggak tau, dia chat sama siapa. sedihnya, aku ngerasa 'sakit' banget. my chest feels the burden of being afraid again. memikirkan lagi yang nggak-nggak.

hell, i hate this 'hope' word.

sampe capek untuk terus berlagak nggak apa-apa meski sesekali nulis tentang betapa aku capek juga. bahwa aku nungguin dia. mau diusahain seberapapun, sekeras apapun, dilarang gimanapun, susah. kalau sudah berharap, sekecil apapun celahnya, ya berharap aja. kayak "ah pasti suatu saat jadi mungkin" kinda thing.

I HATE THIS FEELING.
I HATE BEING IN THIS SITUATION.
I HATE EVERYTHING.

hell, i hate to feel afraid again.
i hate questioning myself.
i hate questioning everything.

i wanted to say fuck off, but darling, i'm fucked up first.


maybe someday it's gonna get better.
but... right now i can't see nothing thru these tears. :")