29 Desember 2014

resolusi (lagi)

hai, iya. hai. 
walaupun sering buka blog dan kadang masih nge-post tapi sejujurnya beberapa minggu ini kayak lagi nggak ada inspirasi buat nulis. entah karena kadar penggalauanku berkurang apa emang kudu refreshing buat cari ide-ide baru. even saya sudah sering baca-baca juga masih suka blank liat laman kosong buat ditulis. alhasil? tulis-simpan-gak dipublikasikan-delete. sampai hari ini. 
sampai di penghujung 2014.

jadi, di saat yang lain sudah dapet ask ask tentang thoughts on 2014 lah, resolusi 2015 lah, dan hal-hal semacam itu, saya malah termenung, "kok nggak bisa ngetik sesuatu kayak biasanya sih????" walaupun biasanya juga kalo nggak bikin semacam penggalauan yaaa coret-coret ga jelas. seenggaknya nulis. tapi beberapa minggu ini kayak buntu banget. post kemarin tentang kutipan buku aja sangking suka sama quotes itu aja makanya di post, di saat udah ga ada bahan yang di-post. hehehe. 


ngomong-ngomong tentang thoughts on 2014 apalah itu..
entah kenapa 2014 ini berasa "flat". i mean, di samping sibuk-sibuk sekolah dan tetek-bengeknya, kayak biasa aja. kayak...ya udah. tiap hari berasa let-it-flow-ajalah. berbahagia tahun ini bisa keluar pulau selain ke bali sama medan, ke sulawesi! dan ok, thx to Donggala dengan pantai eksotis yang mungkin nggak bisa kutemukan di jawa. apalagi? ah iya! pertama kali ikut acara sekolah semacam dies natalies. 

by the way, selain merasa tahun ini agak "flat", barusan kepikiran. kayaknya tahun 2014 ini kok sawangane berat banget kayak tiap hari bawaannya capek banget. idk, kayak sudah lelah ditunggu tugas-ujian-tugas-ujian-tiap-hari kayak nggak berhenti gitu tiap minggu. 

nggak begitu banyak yang berkesan sih. selain guru baru yang kudu bersabar kembali mengenal satu-persatu. ya yaudah. sekolah toh juga gitu-gitu aja. nugas. lalu ujian akhir. selain isu-isu kurikulum 2013 yang katanya dihapus, toh tetep aja pembelajaran ya jalan terus. ya yaudah. nggak ngaruh banyak sih. 

beberapa hari lalu akhirnya saya memutuskan untuk njomblo lagi. entah kenapa saya juga lama-lama capek pacaran nggak jelas bikin sakit hati. ya yaudah doain aja tetep konsisten jomblo nggak kayak dulu. mending fokus dulu deh ya. daripada nilai tambah jeblok. 
(ngomong-ngomong tentang nilai, kayaknya nilai kemaren stabil deh. semoga iya sih. belum bisa bandingin sama semester sebelumnya juga. hmm.) 

ngomong-ngomong nilai dan "fokus", saya sempat ragu kembali mencari jurusan buat kuliah. setelah mantap mau ambil arsitek..... lah kok..... nggak yakin. sempat disindir "gimana mau lolos arsitek nilai remidi semua" yang semacam.... uh, oke. jadi ragu lagi. jadi mikir-mikir beberapa jurusan lain yang mungkin istilahnya "agak ringan" dari arsitek. nggak tau lagi deh ya kok jadi bingung pengen apa :(


ngomong-ngomong tentang resolusi 2015. sebenernya saya juga menganut kata-kata mbak fitrop di ILK edisi entah kapan deh itu ya, "resolusi 2015 itu melanjutkan yang belum tercapai dari resolusi 2014 yang dibuat tahun 2013 diniatin dari 2012 dan direncanakan tahun 2011". ya.. emang sih. bener kan? 
jadi, saya juga bingung sebenernya resolusiku dari dulu juga apa nggak ngerti. paling semuanya sama. moga tambah baik di tahun berikutnya. semoga ini, semoga itu. dan pasti kalo aku tulis lagi sekarang dan membandingkan sama post-ku tahun 2013 kemarin paling isinya lebih-kurang juga sama. harapan yang sama. do'a yang sama. 


tuhkan... 
sekarang bingung mau nulis apa... 
hoam. 

barusan saya kepikiran kenapa beberapa minggu ini kok jarang nulis. apa karena udah nggak galau beberapa hal lagi, jadinya nggak punya ide ya? barusan jadi berdoa semoga tahun 2015 nanti dan seterusnya, kalau mau bikin post nggak kudu galau dulu dan nggalauin orang sama kayak dulu-dulu. ya capek dong, galaunya itu-itu mulu. life goes on, right? (lalu ditimpuk, kerjaannya sekarang galau ga jelas sok-sok bijak gini) intinya sih, pengennya nanti ke depannya nggak kudu bertumpu(?) pada ide-ide yang dulu datang dari kegalauan pada seseorang (atau beberapa orang? ntah lah) yang sama dari masa lalu. biar jalan terus juga nulisnya. 

di samping itu, 
keinginan saya main piano lagi entah kenapa dateng lagi. pengen lagi main piano. i mean, tentunya les lagi saking sudah banyak yang lupa kecuali ngapalin letak do biasa sampek do tinggi, kunci C sama kunci F. segitu payahnya dulu main piano sekarang cuma bisa inget itu :(



......tiba-tiba kangen hal-hal yang terjadi beberapa tahun lalu. tahun ini ada beberapa hal yang menguras pikiran like romance. idk, i think sekarang kok ya romance gitu malah bikin menguras pikiran dan batin yang uh.. oke, nggak penting (maafkan). nggak kayak dulu yang kayak kalo berhubungan dengan romance kerasa banget seneng-sedihnya. kerasa banget galaunya. kalau sekarang kebanyakan mikirnya, sama nguras batin(?) ya semacam itulah. 

makanya saya lelah mikirin pacaran. 
enak jomblo.
#tsah 
(lalu "aku" yang kemarin bakal melirik sinis pada "aku" yang sekarang, terus aku ngapain aja selama ini huh?) 


sebenernya ini post sekalian mau jawab ask yang tanya my thoughts about 2014 dan resolusi 2015. tapi kok malah ngalor-ngidul. yaudahlah. 

selamat menanti 2015 hadir! 
smooch. 

16 Desember 2014

mengutip lagi dari sebuah novel


engkaulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak berujungku mengenal hidup
engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku dalam cinta tak bermuara
engkaulah matahari Firdausku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara

kau hadir dengan ketiadaan
sederhana dalam ketidakmengertian
gerakmu tiada pasti
namun aku terus di sini
mencintaimu

entah kenapa..


Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
by Dee Lestari

26 Oktober 2014

cause i'm not fine at all.

hari ini, ada nama kamu lagi terlintas di benakku. kali ini tak bisa lagi kupungkiri ada rindu yang menggebu. ingin sekali kuberbagi denganmu seperti dahulu kala. saat ada cerita tentang kita. tentang cinta masa kecil kita. 

tak terasa demi "menemui"-mu lagi, aku harus mengintip akun pacarmu. iya, pacar-dua-tahunmu itu. ah, bukan dua tahun lagi. hampir tiga ya? aku doakan langgeng kok. 

hanya saja melihat foto-fotomu di akun pacarmu dengan wajah bahagia itu, aku iri. mengapa aku tidak pernah bisa seperti kamu, yang dengan mudah melupakan semuanya dan membina hubungan baru dengan orang lain tanpa merasa rindu? mengapa sesulit itu melupakan dirimu?

it's hurt to know you're happy, yeah, it hurts that you've move on
it's hard to hear your name when i haven't seen you in so long 

kadang pula aku bertanya-tanya. apakah sebenarnya yang kita dulu jalani, nyata atau hanya semu? terlalu sempurna mungkin, sehingga lebih terasa semua itu seperti hanya di dalam mimpi. dan kini aku terbangun di tengah kenyataan pahit bahwa kamu sudah tak lagi di sini. di sampingku. di kota yang sama. 

it's like we never happened, was it just a lie?
if what we had was real, how could you be fine?

cause i'm not fine at all

bolehkah aku berharap kamu bisa kembali lagi ke kota tempat kita bertemu dahulu? hanya untuk menegaskan rasa ini. apakah masih ada untukmu, atau hanya sekedar intermezzo dengan sedikit rindu akan hadirmu. kalau memang masih ada, aku hanya berharap suatu hari aku terbangun tanpa perlu mengingatmu. tanpa perlu mengetahui bahwa seorang dirimu pernah singgah, dan meninggalkan banyak cerita. 


i remember the day you told me you were leaving
i remember the make-up running down your face
and the dreams you left behind you didn't need them
like every single wish we ever made
i wish that i could wake up with amnesia
and forget about the stupid little things
like the way it felt to fall asleep next to you
and the memories i never can escape..

23 September 2014

catatan sebelum oktober.

september.
tak terasa waktu telah berputar sebegitu cepat ya? tak terasa hampir empat tahun aku mengenalmu. setahun pertama bersamamu, namun setelahnya aku hanya duduk manis menunggumu. menantikan hadirmu lagi, walau semua orang sudah mengatakan kau takkan pernah kembali.

pernah kita bertengkar karena masalah sepele, kadang pula kita tertawa di tengah permasalahan yang menjadi beban kita berdua. kadang kala perbedaan itu dapat kita satukan sedangkan kesamaan kita justru membuat kita malah sama-sama terlihat egois. kamu egois dengan perasaan terlukamu, aku egois dengan harga diriku.

kita terlalu sama dalam menjadi keras kepala. 
kita terlalu sama, sehingga untuk bersatu pun terasa tidak mungkin. 

suatu kali aku menemukan kata-kata: "those who are heartless, once cared too much" dan aku merasa tersindir. sejak bersamamu, aku jarang menggunakan hatiku untuk hal-hal berbau romance. cukup sekali aku egois dan jatuh cinta, dan merasakan sakit yang tak terobati. tidak bersama lelaki yang terus mencuri hatiku, ataupun yang hanya selalu ada untukku. 

apakah aku terlalu jahat? mungkin. 
semakin lama aku pun semakin tidak peduli lagi. 

aku termenung kini memikirkanmu. menunggu sang waktu berputar lebih cepat agar bisa kulewati oktober tanpa merasakan perih. merasakan rindu yang menyakitkan. mengharap dirimu kembali di sini seperti dahulu kita bersama. 

ya.
seperti dahulu. 

17 Agustus 2014

: )

manusia itu terkadang lupa.

semua sakit hati toh juga akan sembuh.
semua patah hati juga akan kembali seperti semula.
semua hal bisa berubah.

hanya tunggu sang waktu, apakah ia bersedia tetap berputar.
bersediakah ia membuat hidup ini tetap berjalan apa adanya.
menyembuhkan segalanya dan mendatangkan orang-orang baru.
mendatangkan pula cinta baru yang warnai hari-hari kita.

mungkin memang iya,
hidup ini sebenarnya tidak sesulit itu.
manusianya aja yang suka bikin jadi repot.

18 Juli 2014

maaf.

terkadang kata maaf datang terlambat.

ketika hati sudah hancur lebur. ketika kepercayaan sudah tak lagi berdiri teguh. ketika segalanya sudah tak lagi sama seperti dahulu. baru maaf datang menyambangi, mencoba memperbaiki apa yang sudah tak mungkin lagi ada. ketika itu pulalah ia bersikukuh, ingin menyatukan kembali hati yang serpihannya entah di mana. 

apakah sang maaf tidak tahu, 
bahwa apa yang sudah terjadi telah menjadi bekas. di mana terkadang sudah diobati, namun toh tetap berbekas. tak hilang walau mungkin sudah ia tutupi. tak bisa begitu saja ia datang lalu semuanya berjalan kembali, baik-baik saja. 

kalau bisa, mungkin sudah kulakukan sedari dahulu. kalau bisa, mungkin tak pernah aku trauma untuk menjalani cinta. kalau bisa, mungkin semuanya juga tak pernah akan seperti ini. 

aku juga kok, berharap semua ini tidak apa-apa.
hari ini baik-baik saja.
namun terkadang harapan memang tinggalah harapan. kata "andai saja" tinggal menjadi penyesalan tiada ujungnya. menyesali mengapa semua terjadi begitu saja. 

apa yang sudah berlalu toh sudah terjadi.
apalagi yang harus kita pertahankan, ketika kamu pun tak lagi ingin bertahan?

15 Juli 2014

selamat ulang tahun untukmu.

entah mengapa aku merasa bodoh. menanti jawaban dari chat yang kukirim. menanti dan menanti. masih enggan untuk mencari jalan lain untuk menghubungimu. untuk mengucapkan selamat ulang tahun yang sedari tadi tersimpan di chat yang tidak terkirim. 

kutimang ponselku. 
risau rasanya menanti seperti ini. 
berekspektasi, namun terlalu berlebihan. 

dan waktu terus berjalan. aku berdoa dalam hati semoga engkau cepat membaca. agar aku tidak terlambat mengucapkan. walaupun mungkin, aku tidak bisa disana, di sisimu, untuk merayakan hari kelahiranmu ini. setidaknya, aku tetap mengingat hari spesialmu. walaupun aku tahu, sudah lewat masanya aku menjadi seseorang yang spesial untukmu. sudah tergantikan oleh dia yang bersamamu saat ini. 

malam sudah hampir berganti. 
dan aku masih duduk bodoh menimang ponselku. tidak ada jawaban. ah, tidak tidak. belum, mungkin nanti. mungkin dia sibuk. mungkin... ah sudahlah. 
selamat bertambah umur,
selamat berbahagia

"... Aku tidak tahu kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku ingin percaya ada insiden yang cukup dahsyat di dunia serba selular ini hingga kamu tidak bisa menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan, lalu keasyikan terbenam atau terlambat terbit? Bahkan kiamat pun hanya berbicara soal arah yang terbalik, bukan soal perubahan jadwal."

Ribuan detik kuhabisi
Jalanan lengang kutentang
Oh, gelapnya, tiada yang buka
Adakah dunia mengerti?

Miliaran panah jarak kita
Tak jua tumbuh sayapku
Satu-satunya cara yang ada
Gelombang tuk ku bicara

Tahanlah, wahai Waktu
Ada "Selamat ulang tahun"
Yang harus tiba tepat waktunya
Untuk dia yang terjaga menantiku

Tengah malamnya lewat sudah
Tiada kejutan tersisa
Aku terlunta, tanpa sarana
Saluran tuk ku bicara

Jangan berjalan, Waktu
Ada "Selamat ulang tahun"
Yang harus tiba tepat waktunya
Semoga dia masih ada menantiku

(Selamat Ulang Tahun by Dewi Lestari, OST. Rectoverso)

14 Juli 2014

Page 195 of 365: Kelas 11!

gak kerasa banget udah kelas 11 *lalu merasa udah tua*

alhamdulillah liburan nggak mbambung amat. akhirnya bisa merasakan ke luar pulau selain bali sama medan :)) walaupun palu semembosankan itu, seenggaknya terimakasih sudah menghitamkan kulit saya. tanjung karangnya eksotis pol! airnya jernih & asik lah dibuat snorkling sama renang (walaupun gak jadi snorkling gara-gara lagi puasa, takut batal). terimakasih juga buat makassar-nya, alhamdulillah berasa balik ke peradaban gitu. 

hari ini masuk sekolah dan yak... berasa yang bosen begete. sibuk ngurusin demo ekskul doang sih ya. belom melihat adek kelas yang "pantes" dilirik. #nahloh #salahbanget

yah, walaupun cuma sekolah 4hari yaa.. tetep.
selamat kembali ke sekolah. 

(masih dalam keadaan berbahagia karena gak ada mapel, dan bersedih waktu tidur berkurang)

21 Juni 2014

6+

hari ini aku berdiri disini, tempat penuh kenangan. sudah lewat tiga tahun aku meninggalkan tempat dimana aku bertemu denganmu. tempat dimana kita pernah bersama. masih masa dimana anak sd seharusnya berbahagia dan bermain dengan teman. namun di saat inilah aku bertemu denganmu. tidak, tidak. tidak se-klise itu. hanya cinta monyet yang mungkin butuh waktu lama untuk melupakan.

aku masih ingat.
dari balkon tempatku berdiri ini, aku selalu memperhatikanmu bermain futsal, dahulu. atau seringkali ketika kamu selesai beribadah, aku berdiri disini melihatmu bercengkerama. tertawa, bercanda, dan lainnya. senyum itu, senyum yang pernah membuatku jatuh hati. 

kali ini, tidak dengan tangis aku menulis ini. tidak dengan sejuta rindu yang semakin waktu melaju semakin menyakitkan. tidak, tidak dengan semua itu. aku hanya ingin sedikit bernostalgia, bercerita, mengenang enam tahun yang telah kulewati untuk menanti cinta masa kecil, cinta monyet kata mereka. namun, sekali waktu aku berpikir, cinta itu konyol. tidak mengenal waktu. tidak mengenal jarak. bahkan, tak mengenal umur. 

aku masih ingat beberapa tahun silam. ketika aku menangis karena kau bersamanya. mengubur penantianku. masih aku ingat lukanya. bagaimana sesak di dada ketika menyadari sia-sia sudah apa yang kunanti. ketika kau jauh disana, aku hanya termangu disini menanti, apakah kau akan kembali barang sedetik di hadapanku. sejenak hanya untuk mengetahui, apakah cinta ini nyata atau tidak. 

dan aku tahu. 
selamanya itu hanya kenangan manis ketika dahulu. toh, walau tempat ini mungkin masih akan tetap seperti ini untuk beberapa tahun kemudian, suatu saat akan berubah. semua tentu akan berubah. seperti perasaan kita yang terpendam lama. akhirnya pun tergantikan oleh yang selalu ada di sisi kita. kita dahulu hanyalah kenangan. kita yang sekarang, adalah kita yang memiliki jalannya masing-masing. 

akhirnya, aku tahu. 
mungkin memang bukan kamu that first love like people said. kamu hanya cinta yang datang. lalu pergi. meninggalkan jutaan memori yang mungkin tak bisa kuungkap lebih dari apa yang kutulis saat ini. kamu, hanya satu. namun mungkin kali lain tergantikan. 

jangan lupa.
aku tak menulis ini dengan air mata lagi. 
kali ini, aku berhasil tersenyum selagi mengingatmu. 

dan ketika hujan membasahi bumi aku pun beranjak. dalam hati kuucap kata perpisahan pada tempat dimana kenangan tinggallah kenangan. kali lain, bila masih waktu berpihak padaku, akan kembali ku pada tempat ini. 

at least, mungkin suatu saat nanti kita akan bertemu lagi. entah dimana. 
who knows? :)

9 Juni 2014

adios uas!

setelah sekian lama berkutat sama buku gara-gara uas, akhirnya bisa dengan lega mengucapkan "adios UAS!" walau harus sedikit miris liat nilai. yang kayak ente ngambil jurusan ipa tapi nilai ipa jelek. ya emang dari sononya gak terlalu suka ipa ding. *sigh*

walaupun sudah lega uas selesai, ternyata juga remidi menanti. 
semoga gak banyak-banyak deh, apalagi ada sp lagi. jangan sampe.

anw, pas akhir-akhir uas, udah ada ppdb lagi. tahun ini ppdb-nya semacam outdoor gitu. jadi keinget setahun yang lalu aku salah satu siswa ppdb. bersaing sama 1600-an siswa se-Sidoarjo dan sekitarnya untuk 352 kursi di smanis. walaupun sekarang menyusut jadi 1100-an, setidaknya smanis memang selalu menjadi "primadona" dengan smantig. rasanya kangen setahun yang lalu, masih tercatat siswi smp, yang kerjaannya mbambung & bolak-balik spelfa buat daftar smanis. 

ohyaa.
sudah mau puasaan lagi! woaaaaa. rasanya kangen puasa, tapi belom selesai nyaur. suasananya itu loh, dapet banget. apalagi kalo udah mau buka, pasti jajanan di deltasari bertebaran dimana-mana. makanan lebih terlihat 'menarik' juga wkwk. terus kadang kangen suasananya sekolah islam kalo lagi puasaan :( biasanya banyak acara keislam-islaman gitu, terus ada mabit! haha, mabit itu acara paling asik<3 

entah. kalo sekarang disuruh nulis blog rasanya berat bingitz. suka tiba-tiba buntu di tengah jalan. atau terkadang liat tulisan sendiri aja yang kayak random bingit ente terus ujung-ujungnya tombol delete pun beraksi. merasa kayak kurang ide terus :(

yaudah daripada curcol gj mending saya melakukan ritual yang tertunda selama uas :))

(btw, udah lama gak pernah post tentang romance lagi kayaknya hm-_-)

20 April 2014

titipan rinduku

di sunyi sejenak ketika sang mentari tak memiliki warnanya lagi
kusimpulkan setitik angan dalam setiap kerinduan yang bersemi
tak tersisa ruang kehangatan embun saat fajar menghampiri
gelombang rasa yang menepi dalam setiap aksara tanpa arti
azerlindak
dimensi ini tak lagi menjadi nyata ketika kau adalah hal semu
kau selalu ada dalam mimpi dan do'a yang selalu kupanjatkan
namun dirimu seolah tetap ingin menjadi siluet bayangan tak tergapai olehku
meluruh dalam hati, menghantui malamku dengan kepingan kenangan
azerlindak
dirimu tak bergeming air mata ini jatuh mencari sandaran
kau tetap dalam diammu, ketika rindu ini bersuara menggapai bayangmu
kau hanya berdiri di sana, menatapku dari seberang hujan
tak tergerak sedikitpun hatimu ketika aku tenggelam dari tangisku
azerlindak
kau seperti bintang jauh di galaksi, terang-benderang dalam kearoganan
jauh berkilau, seakan mencela hati yang mendambamu tanpa harap ada balasan
walau terkadang pun lelah menjelma sebagai kebimbangan yang teramat jelas
jenuh terasa pada setiap detik ketika rindu ini makin meranggas
azerlindak
setelah sekian detik beradu dengan waktu yang terlewati dan membeku
kau masih sama dalam setiap langkah yang mencoba untuk makin menjauh
memberi sekian jarak yang setiap inci-nya aku masih mengharapkan dirimu
sebuah tempat yang sungguh indah untuk hatiku ini berhenti dan berlabuh
azerlindak
akankah suatu hari, langit dan Bumi bersatu tanpa berseberangan?
agar setapak kita tak lagi bersimpangan, namun menjadi satu dalam kerinduan
kita bertemu, bercengkerama, berbagi cerita yang selama ini terpendam
kutitipkan harapanku pada bintang terang, bersembunyi dalam selaksana galaksi malam


created by azerlindak, 2011.

30 Maret 2014

a midnight-conversation

Jam berdentang entah sudah untuk ke-berapa kali untuk malam ini. Ah, malam atau pagi ya? Entahlah. Mataku masih enggan menutup walau jenuh sudah mendominasi. Ponsel pun sudah tak ada lagi notifikasi sekedar untukku yang ingin memiliki sesuatu untuk dikerjakan. Malam mungkin memang sudah terlalu larut, dan orang-orang terlalu lelah untuk tetap terjaga. 

Biasanya, ketika dahulu aku bersamamu, aku tak pernah merasakan semua ini. Setiap kali jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam namun aku tak tertidur, aku bisa meneleponmu. Mungkin sekedar hanya ingin mengucapkan selamat malam, atau berbagi cerita sejenak. Tertawa bersama. Atau sama-sama terdiam. Kamu akan tetap sibuk dengan duniamu dengan ponselmu yang masih terhubung denganku walau yang bisa kudengar hanya desah nafasmu. Tak apa, toh dengan itu, terkadang jenuhku terhapus dan aku tertidur setelahnya. 

Selain itu, terkadang pula kau membuat voice note untukku. Isinya? Cover-an lagu yang kamu mainkan dengan gitar kesayanganmu. Rasanya itu seperti lullaby yang mengantarkan untuk menjemput kantuk. Hanya perlu ku-repeat dan seterusnya aku akan bermain di alam mimpi. Memimpikan dirimu, kekasihku. 

Suatu kali, aku juga merasa jenuh seperti ini. Aku menyambar ponsel dan menekan nomer telepon yang sudah kuhafal di luar kepala lalu kutekan 'call', namun sedetik kemudian aku mematikannya. Lupa bahwa pada kenyataannya, kita tak lagi bersama. Aku tak bisa lagi seenaknya meneleponmu tengah malam hanya untuk menghapus sepiku. 

Namun kali itu, kamu meneleponku kembali. Ternyata teleponku sudah tersambung namun terlalu buru-buru kututup. Kamu bertanya dalam telepon, "Ada apa?" dengan logat panik khas-mu. 
Aku hanya bisa membisu dan menjawab dengan nada polos, "Aku hanya jenuh, tak tahu harus apa." 
Dan saat itu kamu hanya mendesah keras. Entah apa yang ada di pikiranmu tentangku. "Aku udah hampir tidur tadi," ujarmu. 
"Maaf," kataku cepat dan kuteruskan, "Harusnya kamu gak usah telpon balik." 
Kamu terdiam sejenak dan menjawab, "Aku panik, kukira kamu ada apa-apa." 

Dan disitu, aku terenyuh. Entah untuk apalagi perhatian yang kau tujukan padaku itu. Namun aku hanyalah wanita biasa, yang mudah tersentuh oleh hal-hal yang kau anggap sepele itu. Hatiku melambung..

"Kamu sedang apa?" tanyamu memecah hening di antara kita. 
Aku tersenyum kecil, "Bosan. Biasanya kan kalo aku bosan aku telepon."
"Oooh." Setelah itu? Hanya ada suara helaan nafas.
"Ngantuk ya?" tanyaku balik.
Kamu hanya menjawab, "Emm.."
"Eh maaf deh, kamu tidur aja," kataku. 
"Nggak deh. Yang cewek tidur duluan." Suaramu yang terselip kantuk sungguh lucu. 
"Aku belum ngantuk," ujarku pendek. "Aku matiin ya biar kamu tidur?"
"Jangan. Sini aku temenin sampai tidur." 

Bagaimana bisa, seseorang sepertimu terlahir? Mengapa bisa hanya perhatian sekecil itu aku kembali melambung dan ya.. kurasakan rasa itu masih ada dan terus mengembang. Cinta lama yang selalu kudamba walau terkadang keberadaannya dipertanyakan. Karena cinta itu abu-abu, tak memiliki warnanya, tempatnya, dan pemiliknya. 

Selanjutnya hanya ada suara dengkuran darimu dan aku tetap menyalakan telepon itu. Lucunya, lama-lama kantuk pun menghampiri dan telepon kututup. Tak lama, kamu menelepon kembali, sekali lagi. 

"Kenapa dimatiin?" tanyamu dengan suara seperti habis bangun tidur. 
"Kamu tidur gitu," jelasku pendek.
"Ngantuk sih, kamu belum ngantuk?"
Aku mengubah posisi tidurku dan menjawab, "Sedikit."
"Tidurlah, hari esok masih menanti," nasehatmu. 
"Mm," gumamku. 
"Tidur ya?" Aku mengangguk dengan bodohnya, seakan ia bisa melihatku saat ini. 
"Iya aku tidur, makasih ya. Maaf sampe ngerepotin kamu," kataku tak enak.
"Nggak apa-apa, sleepwell."

Setelah hari itu, kita sudah seperti dua orang yang tak mengenal satu sama lain. Kamu bersama wanita itu berjalan bersama tanpa memperdulikanku. Terkadang aku masih seperti saat ini, saat kantuk enggan menghampiri. Terkadang, aku ingin sekali menekan nomor teleponmu lagi dan berbicara entah apa padamu. Namun aku tahu, itu takkan bisa. 

Sometimes I miss you, a man who always pick your phone up although it's midnight and you yeah like don't care 'bout it, start a conversation until the sun is rising and we had no sleep yet. Lucu rasanya mengingat setiap hal kala itu. Terkadang kau masih bersemangat, kadang pula suara kantukmu mendominasi sampai terkadang aku tak enak. Namun kau masih terus menemaniku sambil sesekali membujukku untuk tidur. 

Ah, memang ya.. 
Masa lalu itu masih terlalu indah untukku. Masih terlalu nyata untuk menjadi sebuah kenangan. Sometimes it feels like it was yesterday we broke up but still had a midnight-conversation

Ya, singkatnya, malam ini aku merindukanmu. 
Merindukan suara kantukmu ketika aku meneleponmu.
Merindukan bujukanmu untuk ku segera tidur. 
Merindukan setiap petikan musik pengantar tidur darimu.
Semua tentangmu. Tentang midnight-conversations.
Dan lainnya. 

I missed you, and still I am

23 Maret 2014

ketika scrolling tl lebih seru daripada plantae..

habis scrolling timeline (tapi lupa timeline-nya twitter apa ask.fm), eh nemu sebuah quotes yang nyentuh bin menyebalkan. tapi entah darimana asal-muasal quotes itu, cuma semacam capture-an gitu. intinya, 

"mungkin cinta pertama mengenalkan kamu tentang bagaimana rupa cinta itu, namun your second love-lah yang menyadarkan kalo love is still exist while your first love goes away." kurang menyebalkan apa-_-

mungkin untuk saat ini aku gak tau apakah itu iya my first love or not, tapi sampai detik ini aku hidup, aku pernah merasakan hal ini. rasanya itu.. yah.. setengah nyesek gitu. 

yang akan kamu rasakan adalah semacam.. kamu pertamanya terlalu percaya kalo kamu jatuh cinta pol sama your first love. lalu... you broke up. kamu patah hati. menyesal. merenung. pokoknya sebangsanya itu. mulai ga percaya cinta, or just like waiting for him for long time and dont know when will you get back with him. dan tiba-tiba, datanglah seseorang. pertamanya kamu bakal ignore him just like "why you're so annoyinggg" gitu. tapi dia bakal dengan setia dengerin kamu curhat, atau ngobrol apa aja. dia bakal membuat kamu nyaman. dan terakhir, dia bakal meyakinkan kamu kalo cinta itu still exist di hidup kamu. 

and then, yeah.. of course. you'll falling in love with him

walau sedikit-sedikit mungkin kamu masih nggalauin your first love, tapi kamu mulai menerima takdir lah kalo si dia itu emang bukan buat kamu. tapi aku saranin, jangan keseringan galauin cinta pertama apalagi kalo sampe your second love tau. karena apa? lama-lama dia juga bisa kesel lah, dia gak dihargain walaupun niatmu gak gitu (ini beneran pengalaman). pokoknya, hargai seseorang yang udah bersama kamu. jangan disia-siain deh. 


kenapa aku jadi sedikit curhat pengalaman? entahlah. semacam pengen mengeluarkan unek-unek. udah lama gak nge-post jadi bingung gak ada ide. saking buntu sama trigonometri dan tetek-bengeknya itu. and yeah, sampe sekarang belum tau mau masuk jurusan apa kalo kuliah and it's like wtf kapan bisa serius mikirin masa depan biar gak kuliah sia-sia gitu-_-

that's all aje ye. ulangan biologi sudah menghantui. selamat ber-plantae-ria!

25 Februari 2014

dalam kesunyian, bersamamu.

aku melirik jalanan yang tak kunjung sepi. kopi di hadapanku tinggal setengah namun sudah terlalu dingin untuk kusesap lagi. rasanya mungkin tak seenak saat uap masih mengepul di atasnya. sunyi hanya diisi angin semilir dan ramainya lalu lintas kota. gemerlap malam minggu tak ingin pudar dimakan waktu. masih terang - benderang seolah kota ini tak pernah tertidur barang semalam. 

kamu masih duduk manis di depanku. sibuk dengan tumpukan kertas tugasmu. tak peduli malam ini berjudul malam minggu pun, kamu tetap mengerjakan something shit like homework. es dalam tehmu sudah mencair. telah lama kita berdua berdiam diri seperti ini. tak ada percakapan, tidak ada tawa, tidak ada perdebatan. sunyi menghiasi malam kita ini. hanya kau dan aku, oh tentu saja.. pengunjung kedai minum ini serta pelayan yang mulai lelah namun tetap memasang senyum ramah. 

kita sudah terlalu banyak berbagi cerita, mungkin. sampai terkadang sunyi menjadi teman kita. namun terkadang pun, aku merasakan banyak hal ketika kita seperti. no word needed to say, or something we share as always. aku seperti memilikimu dalam sunyi. memiliki potretmu ketika serius dalam tugasmu. oh! atau ketika kau menelepon seseorang dan membahas tugasmu. kerutan di kening, perdebatan sengit, percakapan biasa, peluh yang menetes, kamu yang sedang terburu - buru, atau ketika kamu salah mengerjakan soal pun.. rasanya memori ini begitu berharga. 

momen seperti inilah yang terkadang kurindukan. walau mungkin sesaat kita bosan dan memulai percakapan kecil just like, "how's your day?". 

namun terkadang aku bertanya - tanya dalam hati. 
apakah momen ini akan terus selamanya seperti ini? 
akankah selamanya aku bisa duduk di hadapanmu, memperhatikan setiap gerak - gerikmu?
apakah suatu saat nanti...
ah, kebiasaan burukku kembali. over-thinking

aku tersenyum tipis. mungkin, ya, aku hanya perlu menikmati saat - saat seperti ini. bersamamu. tak perlu ada kekhawatiran tentang yang akan datang. yang terpenting saat ini hanyalah, kamu masih di sisiku. masih bersamaku. entah untuk seberapa lama..

23 Januari 2014

meragu

masih tersisa sepucuk keraguan dalam langkahku
ketika kumencari lentera baru pandu hidup yang kelam
menjadi satu padu dalam hati yang hanya untuk dirimu
yang entah mungkin saat ini telah dibawa badai lalu karam
azerlindak
sempat kurindukan senyum yang hiasi bibirmu
naif apabila tak kuakui dirimu dirimu masih ada di hati
hiasi putih kertas perjalanan hidupku yang penuh liku
dengan jutaan lentera berwarna-warni 
azerlindak
entah apakah sang hujan yang saat ini menemani diriku
akan sampaikan sejuta kasih sayang yang pernah hilang
yang mungkin dahulu sempat terlupa olehku
menuntunku kembali pada jalan tempat untuk kuberpulang
azerlindak
dan saat aku pandangi mentari yang tersenyum
masih tersisa embun ketika kau melangkah ntah kemana
ada sebuah bayangmu, enggan tenggelam
dalam rimbun duka tangisku ketika kau sudah tiada
azerlindak
jikalau kutak bisa memutar sang waktu untuk kembali
biarlah potret ini tetap ada, merasuk dalam mimpiku malam nanti
obati kecewa hati ketika ragamu tak lagi di sampingku
dan dari tempat ini, kukirimkan do'a dan jutaan rinduku


created by azerlindak, 2011.

10 Januari 2014

foolish heart.

aku masih ingat hari itu, ketika September masih belum ada tanda-tanda akan memasuki musim hujan. terik matahari melingkupi tanpa perasaan. kau nyatakan suatu kata yang tak pernah aku bayangkan. hanya satu kalimat "aku sayang kamu" dan pertahananku runtuh. mudah sekali kau hancurkan dinding itu, yang kubangun tebal dan terbentang menutupi serpihan hatiku. agar tak bisa dilihat orang lain, agar mereka tak menertawaiku.

ya, sebut saja aku pecundang. tak mampu menghadapi luka hati yang sudah lama berlalu. namun aku juga masih manusia, kan? pilu ditinggal seorang yang kucinta dahulu masih terasa nyata.

namun, kau hadir dalam orbit hidupku. mencintai sahabatku sepenuh hati. meminta restuku untuk menjadi pacarnya. aku hanya tak ingin sahabatku sakit hati, maka aku selalu tau mana yang baik untuknya mana yang tidak. dan maafkan aku, saat itu dalam hati kecilku, tak pernah sekalipun aku membiarkan dia menjadi pacarmu. 

kau tetap menceritakannya. segala detail tentangnya. aku hanya bisa tersenyum simpul dan membatin "hei, dia sahabatku sejak kecil, apa sih yang aku tidak tahu sampai kau harus menceritakan detail dirinya?". namun lisanku toh tetap bungkam, mendengar ceritamu dengan muka penuh minat. bagaimana kau mengejarnya setengah mati, mencintainya, menyayanginya, ah.. mungkin tak pernah bisa kudeskripsikan. 

sampai suatu saat, ada yang bilang. hati-hati dengannya ya. aku hanya tertawa, apa yang harus kuwaspadai darimu, seorang pujangga yang mencintai wanita sepenuh hati? tak ada yang perlu aku pedulikan. dengan setia aku menjadi teman curhatmu. walau terkadang aku mengeluh mengapa kau tetap mencintainya, sedang kau tahu dia tak mungkin memilihmu. 

ah.. cinta. 

dan penghujung musim panas itu pun datang, bersama dengan rasa itu. sekelumit rasa yang rumit. kau terkadang menggoda, bilang bahwa kau merindukanku. lucu. namun kadang kala kau tak hadir sehari, rasanya begitu aneh. tak ada yang mengoceh, tentang apa saja. lama-kelamaan, topik tentang dia tergantikan. terkadang tentangmu, tak luput pula cerita hidupku. 

kau yang begini.
dan kau yang begitu. 

kau yang berusaha keras untuk membuatku faham kau mencintaiku. hah, bagaimana mungkin aku percaya, sedang kau selalu bercerita padaku bagaimana detail rasamu pada sahabatku? mungkin, ya, aku mulai ada rasa yang berbeda. namun hanya bisa kupendam dalam hati, tak ingin berharap lebih. tak ingin kau dobrak dinding itu dan menghancurkan sisa hati yang telah berserak.

suatu hari, aku tak tahan dengan rasa yang seakan ingin meledak. dan di hari yang sama, aku ingin melupakan saja rasa ini. aku hanya tak ingin rasa sakit itu menumpuk. sesak di sini

kau mencariku. membahasku. menghubungiku. 
aku memasang topeng seakan aku tak peduli. 

namun kusadari. seberapapun aku mencoba, tetap hasilnya gagal. aku merindukanmu. sulit sekali menghindari seseorang yang selalu ada di setiap hariku. menanyaiku. menghiburku. menyemangatiku. dan aku sadar, dinding itu telah runtuh olehmu. oleh segala pesonamu. 

sekali aku ingin saja menyerah, dan mengatakan aku mencintaimu. toh, mungkin tak sulit mengetikkan kata itu pada chat kita. namun aku hanyalah aku, yang selalu saja memikirkan bagaimana ke depannya. bagaimana kata orang lain. dan lainnya. terlalu banyak memikirkan segala konsekuensinya. lucu, bahkan untuk mencintai seseorang saja aku harus memikirkan konsekuensi. 

haruskah kujelaskan?
dahulu terlalu banyak luka, sakit hati, cemburu, dan lainnya. aku hanya tak ingin menambahkannya apabila aku tak berhati-hati. aku hanya ingin dicintai sepenuh hati tanpa deretan pengkhianatan, luka itu, dan lainnya. sudah sesak di dalam sini, semua menjadi satu. 

di saat aku ingin memantapkan diri, ternyata.. aku terhempas. cemburu itu datang dengan sendirinya. aku bodoh. mencintai seseorang yang aku tahu sangat bahaya. aku harusnya mencatat segala hal tentangmu, apalagi satu hal yang sangat penting. kau dekat dengan banyak wanita. harusnya aku tahu, harusnya aku faham akan konsekuensi itu. 

tapi, apalah daya. 
cemburu menjadi bumerang pada rasa ini. rasa yang ingin kumatikan saja. 

kalau boleh, Tuhan, aku ingin memutar balik waktu dan tak membiarkan rasa itu menghampiri. menghancurkan apa yang selama ini melindungi hatiku. bah, peduli apa tentang hal ter-bullshit such as love or romance. fuck with that

mungkin kali ini aku harus memantapkan hati. biarlah saja waktu yang mempertemukanku dengan cinta yang selama ini kucari. aku ingin kembali pada diriku yang teguh. aku hanya ingin melupakan rasaku padamu. semoga tak sesulit itu. ah, memang harusnya tak sesulit itu kan? 

i hope you'll find your true happiness & love someday.
maybe it's not me