26 Mei 2017

Page 146 of 365: H+13

Jadi... hari ini sudah 13 hari setelah menginjak 19 tahun.
Tidak ada yang berubah. Menjadi 19 tahun tidak akan membuat tugas-tugasmu menjadi selesai begitu saja. Tidak membuatmu langsung lulus (YAIYALAH LIN, baru juga semester 2, belagu lu belum diospek aja). Tidak membuatmu tiba-tiba dapet duit banyak juga. Yang ada abis juga kalo mau dibuat nraktir (padahal enggak. Yang ngucapin aja dikit. Udah males nraktir)

Randomly, Mama ngomong, "19 tahun ya. Setahun lagi udah harus punya pacar."
Which means umur 20 udah kudu punya pacar.
Ngomong begitu seakan-akan punya pacar teh tinggal ambil barang di lost and found terus dapet deh pacar. Seakan segampang itu. Padahal teh anaknya ini ada yang deketin juga kagaaak adeeeee. :(

Being 19 itu...
Gak gimana-gimana, sih.

Blog, mandek. Polyvore, mandek. Proyek novel, mandek. Bikin puisi, mandek.
Semua serba berhenti di tengah jalan karena saking sibuknya sampe tidur aja mikir-mikir. Kayak sekarang. Ini bukan masalah mikir-mikir mau tidur sih, lebih ke arah dapet idenya banyak jam malem. Kemudian jam tidur bakalan berkurang karena kuliah pagi....sampe sore. :)
Hidup anak desain! :')

Nothing special lately.
Cuma sedang lelah dan merasa bersalah. Lelah merasa bersalah juga. #curcolabis



GAK DENG.
Linda sedang sibuk nugas.
Dan sibuk laper di tengah malam. Mau minum kopi tapi lah kok perut keroncongan kan saya takut maag jadinya. Jadi... kuat-kuatin aja lah ya. Anak desain kan pada strong :)

Gini ini yang bikin males punya pacar. Ada waktu buat kepikiran aja kagak. Makanya suka bingung yang pacaran kok bisa sih :( yang sini mikirin tugas aja masih suka mepet-mepet. Lelah hamba. Kapan punya pacar kalo gini?? #jombloakut #kelamaanjomblo

Sudah sih. Lin.
Plis itu potongan 2 belom jadi.
Perspektif juga harus 4.
Belom diwarna. (YAIYALAH, boro-boro ngewarna, bikin aja belom)
Trims einas, hidupku jadi lebih berwarna :)

3 Mei 2017

Jaman sekarang itu...

Jaman sekarang, pertanyaan “Apa kabar?” itu tidak lagi memiliki arti. Hanya untuk berbasa-basi untuk membuka percakapan. Kamu tidak akan benar-benar ingin tahu apakah kabar orang itu benar baik-baik saja atau sedang tidak baik. Sebaliknya, orang pun tak peduli (atau menurutku, seperti itu).

Sebenernya, itu hanya sebagian kecil yang telah kehilangan makna dari jaman sekarang. Banyak hal yang sudah berubah, dari yang memang berarti penting, sampai kini hanya tinggal menjadi pertanyaan basa-basi. Atau sekadar… yah, keinginan bertanya namun tak peduli jawabannya.

Pernah suatu kali aku membaca quote (yes, I’m that person yang masih suka baca-baca quotes gak penting tapi kadang ‘ngena’ buat aku) atau sekedar curhat—something like that, yang berisikan, “Orang zaman sekarang mendengarkan untuk membalas, bukan untuk benar-benar mendengarkan.” Benar kan? Setiap orang sudah gak pernah benar-benar mendengarkan. Mendengarkan yang berada didefinisi “aku cuma butuh didengerin, gak dikasih solusi juga gak apa-apa” gitu.

I’m tired of people. Kayak sekarang, semua orang gak pernah mikirin apa yang diomongin. Gak pernah mikirin perasaan orang lagi ketika speak up. I meanyes, kita memang diberi kebebasan berpendapat, berdemokrasi, and stuff like that. Tapi pernahkah kamu memikirkan hal yang kamu omongin tersebut? Apakah pernah kamu memikirkan dampak dari omongan yang kamu bicarakan itu? Bagaimana hal-hal buruk yang kamu omongin benar-benar ‘sampai’ pada orang tersebut, dan dia tak bisa hold on his/her life? Bagus ketika orang itu masih bisa memilah, kalau tidak?

Orang-orang jaman sekarang mungkin sudah lupa pada satu hal, bahwa dalam mendapatkan hak, dia juga harus menjalankan kewajiban. Sekarang orang itu maruk, pengennya dapet hak mulu. Lupa banyaknya kewajiban yang sejalan dengan mendapatkan hak tersebut. Ya kan?

Coba dilihat dirimu sendiri.
Sudahkah kamu merenungkan seberapa banyak kewajiban yang tidak kamu jalankan dan hak yang selalu kamu inginkan sampai harus didapatkan?


(kemudian sadar, tulisan awal pembuka sama tengah-tengah gak nyambung)
(yaudahlah bodo amat)


Intinya, aku hanya ingin mengeluh. Mengeluhkan orang jaman sekarang yang sudah berbeda. Yang menurutku, sudah tidak sensitif akan suatu hal. Mungkin masih ada, namun sepertinya sudah menjadi sebagian kecil yang benar-benar sadar akan hal itu. Yang lainnya masa bodoh.

Yang lainnya mencoba melupakan segalanya dan tetap pada pendiriannya untuk terus meminta hak yang mereka impikan. Gak apa, tidak salah. Hanya jangan lupa, semakin banyak hak yang kamu minta, makin banyak deretan tanggung jawab yang harus kamu lakukan. :-)





Ps:
Ini hanya tulisan asal nyeplos. Tulisan nggak penting. Iya, penulisnya aja yang baper.

(kemudian penulisnya pengen nulis tentang baper yang sekarang meraja lela, yang ketika ada hal-hal yang sensitif dan orang lain cuma bilang ‘ih kamu baper deh’ instead of bener-bener mikirin bahwa jaman sekarang… orang sudah nggak se-sensitif itu untuk mikirin hal-hal sepele)