I wish going to Jakarta to find peace within myself.
But... idk.
I feel empty inside.
Really.
And I don't know what to do.
I don't how to feel peace.
I feel like I doubt myself again.
I feel insecure... again.
Loving someone really hard tho.
Especially you're miles away from him.
You don't know what to do.
Or how to do.
*sigh*
23 Agustus 2019
22 Agustus 2019
Update. Update. Update.
Been a long time not updating my playlist here. So here's mine.
1. Daramuda - Growing Up (Rara Sekar)
2. Naif - Jikalau
3. Banda Neira - Biru (Menampilkan Layur)
4. Pamungkas - Sorry
5. Kunto Aji - Sulung
Pause right here.
Yes, I straightly write 5 from "Dua Garis Biru" movie cause it's my fucking favorite songs. Kayak... langsung kena semua. Apalagi Growing Up. Sorry & Sulung baru kena banget akhir-akhir ini pas lagi di Jakarta dan sedang butuh 'mengisi jiwa' karena merasa kosong banget. Apalagi, Sulung.
"Cukupkanlah ikatanmu. Relakanlah yang tak seharusnya untukmu."
Kepada yang sedang di dalam hati, kalau tiba-tiba aku ngilang, tolong salahkan lagu ini yang bikin "yaudah lah ya, sadar diri aja lin" hehehehe.
Oke.
Lanjut.
6. Taylor Swift - The Archer
7. Katy Perry - Small Talk
8. Taylor Swift - You Need To Calm Down (....like really, i'm being too loud for Lover's album tomorrow, lol)
9. Secondhand Serenade - Edge of a Riot (thanks for kerinduanku akan secondhand serenade, ternyata masih ada lagu barunya dia yang nempel banget)
10. Kunto Aji - Pilu Membiru (thanks to writing challenge yang mandek namun manfaat sekali untuk kelanjutan playlist galo saya)
11. Glenn Fredly - Kembali Ke Awal (YESH IKA NATASSA JUST YES)
12. Vandra, Lila Fairuz - Should I Believe (i secretly still listen to his tracks because ya ternyata memang suka lagu-lagunya plis jangan bilang dia ntar kepalanya tambah gede hahaha)
13. Ed Sheeran, Khalid - Beautiful People (kayaknya ga semua album barunya suka, ga kayak divide)
14. Kelsea Ballerini - Better Luck Next Time
15. Jonas Brothers - I Believe (udah nyoba denger yang lain, belum 'masuk' aja kali ya selain yang udah released sama lagu ini...)
Dan udah mandek.
Lagi sesuka itu sama lima teratas dan juga di tempat magang dengerin lewat speaker terus jadi males pake headset. Dan gatau playlistnya Kak Naura jadi yaudah deh ya :( cuma ngerti lagu-lagu indo yang udah jaman baheula banget lah. Macem Kahitna! Hahahahaha. Dan lagi dengerin lagu 2000an lagi juga. Gatau, suka aja sama lagu-lagu jaman 2000an kayak langsung nyambung sama liriknya dan nyanyi kayak i've known the lyrics since day one lol. Yha emang lahir mau 2000an ya lagunya jelas taun segituan, bego :")
Bye!
1. Daramuda - Growing Up (Rara Sekar)
2. Naif - Jikalau
3. Banda Neira - Biru (Menampilkan Layur)
4. Pamungkas - Sorry
5. Kunto Aji - Sulung
Pause right here.
Yes, I straightly write 5 from "Dua Garis Biru" movie cause it's my fucking favorite songs. Kayak... langsung kena semua. Apalagi Growing Up. Sorry & Sulung baru kena banget akhir-akhir ini pas lagi di Jakarta dan sedang butuh 'mengisi jiwa' karena merasa kosong banget. Apalagi, Sulung.
"Cukupkanlah ikatanmu. Relakanlah yang tak seharusnya untukmu."
Kepada yang sedang di dalam hati, kalau tiba-tiba aku ngilang, tolong salahkan lagu ini yang bikin "yaudah lah ya, sadar diri aja lin" hehehehe.
Oke.
Lanjut.
6. Taylor Swift - The Archer
7. Katy Perry - Small Talk
8. Taylor Swift - You Need To Calm Down (....like really, i'm being too loud for Lover's album tomorrow, lol)
9. Secondhand Serenade - Edge of a Riot (thanks for kerinduanku akan secondhand serenade, ternyata masih ada lagu barunya dia yang nempel banget)
10. Kunto Aji - Pilu Membiru (thanks to writing challenge yang mandek namun manfaat sekali untuk kelanjutan playlist galo saya)
11. Glenn Fredly - Kembali Ke Awal (YESH IKA NATASSA JUST YES)
12. Vandra, Lila Fairuz - Should I Believe (i secretly still listen to his tracks because ya ternyata memang suka lagu-lagunya plis jangan bilang dia ntar kepalanya tambah gede hahaha)
13. Ed Sheeran, Khalid - Beautiful People (kayaknya ga semua album barunya suka, ga kayak divide)
14. Kelsea Ballerini - Better Luck Next Time
15. Jonas Brothers - I Believe (udah nyoba denger yang lain, belum 'masuk' aja kali ya selain yang udah released sama lagu ini...)
Dan udah mandek.
Lagi sesuka itu sama lima teratas dan juga di tempat magang dengerin lewat speaker terus jadi males pake headset. Dan gatau playlistnya Kak Naura jadi yaudah deh ya :( cuma ngerti lagu-lagu indo yang udah jaman baheula banget lah. Macem Kahitna! Hahahahaha. Dan lagi dengerin lagu 2000an lagi juga. Gatau, suka aja sama lagu-lagu jaman 2000an kayak langsung nyambung sama liriknya dan nyanyi kayak i've known the lyrics since day one lol. Yha emang lahir mau 2000an ya lagunya jelas taun segituan, bego :")
Bye!
10 Agustus 2019
Why did I choose Jakarta?
Jadi, sebenernya ini ga penting sih. Cuma aku pengen menuangkan apa yang kupikir (dan emang tujuanku nge-blog kan ya????) karena kadang males aja ngomongin ke orang (kalau ditanya atau curhat) karena ga semua orang juga bakalan ngerti.
Semester tujuh di kampusku dipake buat magang. Full, balik cuma buat UAS nanti desember. Dan buat magangku, aku keukeuh banget ngambil di Jakarta (even temenku banyak banget yang di Surabaya). Blas ga cari yang Surabaya, mentok kemaren juga Bandung buat opsi kedua. Bener-bener pengen keluar Surabaya.
Kalau orang yang ga ngerti, mungkin bakal ngira kayak "oh mau belajar mandiri ya?" "pengen ini ya?" "pengen itu ya?" etc. Bakal ngiranya kayak gitu karena selama dua-puluh satu tahun aku hidup, aku gak pernah jauh dari orang tua lebih dari seminggu. Liburan-liburan aja kayaknya mentok 4-5 harian aja tanpa ortu. Iya, segitunya. Bahkan dulu anceman kalau suka berantem sama sodara kandung tuh salah satunya bakal dipondokin kalau masih berantem (saking ga pernah jauh-jauhan).
No.
That's not my reason.
I feel like lately, my home is my toxic. Iya. Mungkin yang ga ngerti (dan ga mau ngerti), bakal mikir aku ga bersyukur banget sih masih punya ortu, masih diurusin ortu, even makan aja masih dimasakin (that's why i don't want to learn to cook lol), dan lain sebagainya. Enggak rek. I'm so grateful about that tho.
Hanya saja, aku merasa akhir-akhir ini aku merasa vibes di rumah ga enak. Aku sering banget merasa marah dan nangis (karena aku tipikal yang ga bisa marah menggebu-gebu, pasti ujung-ujungnya nangis). Pernah disinggung dulu kalo kecil susah banget makan sampe ditinggal di tengah jalan (iya, separah itu), dan tiba-tiba marah for no reason.
Aku gak tau in this universe apakah cuma aku yang ngerasa punya keluarga toxic. Maksudku, I know I love them so much. Tapi hal itu harus dibarengi aku merasa 'sakit'. Pernah ga sih kamu dibego-begoin sampe ngerasa ijazahmu gak guna? Yang ijazahnya kamu perjuangin berdarah-darah (oke ini alay, tapi emang aku kuliah di jurusanku cukup bikin aku gampang capek dan cukup sering ingin nangis karena stres berat), tapi dibilang "buat apa kamu punya ijazah kalau kamu ga bisa apa-apa di rumah?" Mungkin kamu bakal denger hal ini ketika orang lain yang ngomong kalau gak nikah-nikah atau apalah. Masalahnya, aku denger semua ini di dalam keluarga kecilku. Bukan keluarga besar. Sedih gak sih?
Dan semakin besar, semakin banyak tekanan (masalah ekonomi juga membantu menyeringkan juga). Apalagi akhir-akhir ini aku ngerasa banget kalau emak tambah sering marah, sering ngasih tekanan ke bokap. Ketika lo harusnya haha-hihi seenggaknya menikmati masa remaja, aku harus dengerin bokap ngeluh sampe terakhir aku males banget kalo harus dianterin kuliah.
Se-toxic itu.
Maksudku, aku oke aja kalau dicurhatin atau gimana. Tapi kadang mereka tuh gak ngerti kalau misalkan aku juga punya beban sendiri. Aku berkali-kali merasa stres karena kuliah. Mungkin outside, aku terlihat baik-baik saja karena aku juga bingung harus gimana selain ketawa-ketiwi. Tapi deep inside, aku capek banget. Banget. Parah. Pengen sekali kuliah dengan tenang tanpa mikirin yang lain-lain.
Belum lagi kadang dengan gak punya pacar tuh, tekanannya lebih-lebih. Pernah gak sih kamu di-judge saking aku gak bisa apa-apa dan males ngurus diri (jerawatan doang padahal, yang juga karena hormon dan stres parah itu), makanya gak punya-punya pacar. Padahal awalnya aku fine-fine aja gak punya pacar karena sedang di fase dimana liat temen-temen kok pacarannya ribet bangetlah. Makin kesini makin banyak banget bebannya.
Dan ketika ada kesempatan untuk keluar dari hal ini sejenak, aku keukeuh banget kemarin. Bener-bener gak cari yang di Surabaya. Bahkan di deket rumah ada tempat magang yang kayak 10 menit dari rumah ehe.
Huf lega ternyata.
Segampang itu biar aku lega dan ga merasa beban. Kalau dipendem sendiri tuh konsekuensinya bisa gak tidur. Separah itu otakku untuk terus bekerja. Dan emang sih, nulis jadi sarana aku banget untuk ngungkapin semuanya.
Dan aku baru sadar, akhir-akhir ini (kayaknya mulai akhir-akhir tahun lalu), tulisanku banyak lagi membahas tentang sendiri, luka, etc yang ga berhubungan sama romance-romance gitu. Parah, emang akhir-akhir ini parah banget mentalku.
Aku gak mau ngomong atau melabeli diriku sendiri kalau mental health-ku bermasalah (karena ada yang ngomong hal itu cuma bisa kalau kita udah ke psikolog). Tapi aku ngerasa parah banget emang keadaanku lately. Cuma ya itu, kadang gatau harus gimananya. Dan jadi anak pertama agak emang menambah beban. Gak ada tempat buat cerita. Ngerasa banget bebannya. Sedih kadang merasa sendiri di saat orang lain 'terlihat' baik-baik saja. :")
Btw, aku seharian ini lagi mellow jadi dengerin Daramuda ft Rara Sekar yang "Growing Up". Lagunya film "Dua Garis Biru" yang langsung ngena banget. Can anybody tell me? Can anybody help me? How to, what to do? YA KAN KAYAK PAS BANGET. EMANG JIWA-JIWA GALO. Hahahahaha.
Ya udah sih. Udah legaaaaaaa. Bhay.
Semester tujuh di kampusku dipake buat magang. Full, balik cuma buat UAS nanti desember. Dan buat magangku, aku keukeuh banget ngambil di Jakarta (even temenku banyak banget yang di Surabaya). Blas ga cari yang Surabaya, mentok kemaren juga Bandung buat opsi kedua. Bener-bener pengen keluar Surabaya.
Kalau orang yang ga ngerti, mungkin bakal ngira kayak "oh mau belajar mandiri ya?" "pengen ini ya?" "pengen itu ya?" etc. Bakal ngiranya kayak gitu karena selama dua-puluh satu tahun aku hidup, aku gak pernah jauh dari orang tua lebih dari seminggu. Liburan-liburan aja kayaknya mentok 4-5 harian aja tanpa ortu. Iya, segitunya. Bahkan dulu anceman kalau suka berantem sama sodara kandung tuh salah satunya bakal dipondokin kalau masih berantem (saking ga pernah jauh-jauhan).
No.
That's not my reason.
I feel like lately, my home is my toxic. Iya. Mungkin yang ga ngerti (dan ga mau ngerti), bakal mikir aku ga bersyukur banget sih masih punya ortu, masih diurusin ortu, even makan aja masih dimasakin (that's why i don't want to learn to cook lol), dan lain sebagainya. Enggak rek. I'm so grateful about that tho.
Hanya saja, aku merasa akhir-akhir ini aku merasa vibes di rumah ga enak. Aku sering banget merasa marah dan nangis (karena aku tipikal yang ga bisa marah menggebu-gebu, pasti ujung-ujungnya nangis). Pernah disinggung dulu kalo kecil susah banget makan sampe ditinggal di tengah jalan (iya, separah itu), dan tiba-tiba marah for no reason.
Aku gak tau in this universe apakah cuma aku yang ngerasa punya keluarga toxic. Maksudku, I know I love them so much. Tapi hal itu harus dibarengi aku merasa 'sakit'. Pernah ga sih kamu dibego-begoin sampe ngerasa ijazahmu gak guna? Yang ijazahnya kamu perjuangin berdarah-darah (oke ini alay, tapi emang aku kuliah di jurusanku cukup bikin aku gampang capek dan cukup sering ingin nangis karena stres berat), tapi dibilang "buat apa kamu punya ijazah kalau kamu ga bisa apa-apa di rumah?" Mungkin kamu bakal denger hal ini ketika orang lain yang ngomong kalau gak nikah-nikah atau apalah. Masalahnya, aku denger semua ini di dalam keluarga kecilku. Bukan keluarga besar. Sedih gak sih?
Dan semakin besar, semakin banyak tekanan (masalah ekonomi juga membantu menyeringkan juga). Apalagi akhir-akhir ini aku ngerasa banget kalau emak tambah sering marah, sering ngasih tekanan ke bokap. Ketika lo harusnya haha-hihi seenggaknya menikmati masa remaja, aku harus dengerin bokap ngeluh sampe terakhir aku males banget kalo harus dianterin kuliah.
Se-toxic itu.
Maksudku, aku oke aja kalau dicurhatin atau gimana. Tapi kadang mereka tuh gak ngerti kalau misalkan aku juga punya beban sendiri. Aku berkali-kali merasa stres karena kuliah. Mungkin outside, aku terlihat baik-baik saja karena aku juga bingung harus gimana selain ketawa-ketiwi. Tapi deep inside, aku capek banget. Banget. Parah. Pengen sekali kuliah dengan tenang tanpa mikirin yang lain-lain.
Belum lagi kadang dengan gak punya pacar tuh, tekanannya lebih-lebih. Pernah gak sih kamu di-judge saking aku gak bisa apa-apa dan males ngurus diri (jerawatan doang padahal, yang juga karena hormon dan stres parah itu), makanya gak punya-punya pacar. Padahal awalnya aku fine-fine aja gak punya pacar karena sedang di fase dimana liat temen-temen kok pacarannya ribet bangetlah. Makin kesini makin banyak banget bebannya.
Dan ketika ada kesempatan untuk keluar dari hal ini sejenak, aku keukeuh banget kemarin. Bener-bener gak cari yang di Surabaya. Bahkan di deket rumah ada tempat magang yang kayak 10 menit dari rumah ehe.
Huf lega ternyata.
Segampang itu biar aku lega dan ga merasa beban. Kalau dipendem sendiri tuh konsekuensinya bisa gak tidur. Separah itu otakku untuk terus bekerja. Dan emang sih, nulis jadi sarana aku banget untuk ngungkapin semuanya.
Dan aku baru sadar, akhir-akhir ini (kayaknya mulai akhir-akhir tahun lalu), tulisanku banyak lagi membahas tentang sendiri, luka, etc yang ga berhubungan sama romance-romance gitu. Parah, emang akhir-akhir ini parah banget mentalku.
Aku gak mau ngomong atau melabeli diriku sendiri kalau mental health-ku bermasalah (karena ada yang ngomong hal itu cuma bisa kalau kita udah ke psikolog). Tapi aku ngerasa parah banget emang keadaanku lately. Cuma ya itu, kadang gatau harus gimananya. Dan jadi anak pertama agak emang menambah beban. Gak ada tempat buat cerita. Ngerasa banget bebannya. Sedih kadang merasa sendiri di saat orang lain 'terlihat' baik-baik saja. :")
Btw, aku seharian ini lagi mellow jadi dengerin Daramuda ft Rara Sekar yang "Growing Up". Lagunya film "Dua Garis Biru" yang langsung ngena banget. Can anybody tell me? Can anybody help me? How to, what to do? YA KAN KAYAK PAS BANGET. EMANG JIWA-JIWA GALO. Hahahahaha.
Ya udah sih. Udah legaaaaaaa. Bhay.
Langganan:
Postingan (Atom)