23 Januari 2014

meragu

masih tersisa sepucuk keraguan dalam langkahku
ketika kumencari lentera baru pandu hidup yang kelam
menjadi satu padu dalam hati yang hanya untuk dirimu
yang entah mungkin saat ini telah dibawa badai lalu karam
azerlindak
sempat kurindukan senyum yang hiasi bibirmu
naif apabila tak kuakui dirimu dirimu masih ada di hati
hiasi putih kertas perjalanan hidupku yang penuh liku
dengan jutaan lentera berwarna-warni 
azerlindak
entah apakah sang hujan yang saat ini menemani diriku
akan sampaikan sejuta kasih sayang yang pernah hilang
yang mungkin dahulu sempat terlupa olehku
menuntunku kembali pada jalan tempat untuk kuberpulang
azerlindak
dan saat aku pandangi mentari yang tersenyum
masih tersisa embun ketika kau melangkah ntah kemana
ada sebuah bayangmu, enggan tenggelam
dalam rimbun duka tangisku ketika kau sudah tiada
azerlindak
jikalau kutak bisa memutar sang waktu untuk kembali
biarlah potret ini tetap ada, merasuk dalam mimpiku malam nanti
obati kecewa hati ketika ragamu tak lagi di sampingku
dan dari tempat ini, kukirimkan do'a dan jutaan rinduku


created by azerlindak, 2011.

10 Januari 2014

foolish heart.

aku masih ingat hari itu, ketika September masih belum ada tanda-tanda akan memasuki musim hujan. terik matahari melingkupi tanpa perasaan. kau nyatakan suatu kata yang tak pernah aku bayangkan. hanya satu kalimat "aku sayang kamu" dan pertahananku runtuh. mudah sekali kau hancurkan dinding itu, yang kubangun tebal dan terbentang menutupi serpihan hatiku. agar tak bisa dilihat orang lain, agar mereka tak menertawaiku.

ya, sebut saja aku pecundang. tak mampu menghadapi luka hati yang sudah lama berlalu. namun aku juga masih manusia, kan? pilu ditinggal seorang yang kucinta dahulu masih terasa nyata.

namun, kau hadir dalam orbit hidupku. mencintai sahabatku sepenuh hati. meminta restuku untuk menjadi pacarnya. aku hanya tak ingin sahabatku sakit hati, maka aku selalu tau mana yang baik untuknya mana yang tidak. dan maafkan aku, saat itu dalam hati kecilku, tak pernah sekalipun aku membiarkan dia menjadi pacarmu. 

kau tetap menceritakannya. segala detail tentangnya. aku hanya bisa tersenyum simpul dan membatin "hei, dia sahabatku sejak kecil, apa sih yang aku tidak tahu sampai kau harus menceritakan detail dirinya?". namun lisanku toh tetap bungkam, mendengar ceritamu dengan muka penuh minat. bagaimana kau mengejarnya setengah mati, mencintainya, menyayanginya, ah.. mungkin tak pernah bisa kudeskripsikan. 

sampai suatu saat, ada yang bilang. hati-hati dengannya ya. aku hanya tertawa, apa yang harus kuwaspadai darimu, seorang pujangga yang mencintai wanita sepenuh hati? tak ada yang perlu aku pedulikan. dengan setia aku menjadi teman curhatmu. walau terkadang aku mengeluh mengapa kau tetap mencintainya, sedang kau tahu dia tak mungkin memilihmu. 

ah.. cinta. 

dan penghujung musim panas itu pun datang, bersama dengan rasa itu. sekelumit rasa yang rumit. kau terkadang menggoda, bilang bahwa kau merindukanku. lucu. namun kadang kala kau tak hadir sehari, rasanya begitu aneh. tak ada yang mengoceh, tentang apa saja. lama-kelamaan, topik tentang dia tergantikan. terkadang tentangmu, tak luput pula cerita hidupku. 

kau yang begini.
dan kau yang begitu. 

kau yang berusaha keras untuk membuatku faham kau mencintaiku. hah, bagaimana mungkin aku percaya, sedang kau selalu bercerita padaku bagaimana detail rasamu pada sahabatku? mungkin, ya, aku mulai ada rasa yang berbeda. namun hanya bisa kupendam dalam hati, tak ingin berharap lebih. tak ingin kau dobrak dinding itu dan menghancurkan sisa hati yang telah berserak.

suatu hari, aku tak tahan dengan rasa yang seakan ingin meledak. dan di hari yang sama, aku ingin melupakan saja rasa ini. aku hanya tak ingin rasa sakit itu menumpuk. sesak di sini

kau mencariku. membahasku. menghubungiku. 
aku memasang topeng seakan aku tak peduli. 

namun kusadari. seberapapun aku mencoba, tetap hasilnya gagal. aku merindukanmu. sulit sekali menghindari seseorang yang selalu ada di setiap hariku. menanyaiku. menghiburku. menyemangatiku. dan aku sadar, dinding itu telah runtuh olehmu. oleh segala pesonamu. 

sekali aku ingin saja menyerah, dan mengatakan aku mencintaimu. toh, mungkin tak sulit mengetikkan kata itu pada chat kita. namun aku hanyalah aku, yang selalu saja memikirkan bagaimana ke depannya. bagaimana kata orang lain. dan lainnya. terlalu banyak memikirkan segala konsekuensinya. lucu, bahkan untuk mencintai seseorang saja aku harus memikirkan konsekuensi. 

haruskah kujelaskan?
dahulu terlalu banyak luka, sakit hati, cemburu, dan lainnya. aku hanya tak ingin menambahkannya apabila aku tak berhati-hati. aku hanya ingin dicintai sepenuh hati tanpa deretan pengkhianatan, luka itu, dan lainnya. sudah sesak di dalam sini, semua menjadi satu. 

di saat aku ingin memantapkan diri, ternyata.. aku terhempas. cemburu itu datang dengan sendirinya. aku bodoh. mencintai seseorang yang aku tahu sangat bahaya. aku harusnya mencatat segala hal tentangmu, apalagi satu hal yang sangat penting. kau dekat dengan banyak wanita. harusnya aku tahu, harusnya aku faham akan konsekuensi itu. 

tapi, apalah daya. 
cemburu menjadi bumerang pada rasa ini. rasa yang ingin kumatikan saja. 

kalau boleh, Tuhan, aku ingin memutar balik waktu dan tak membiarkan rasa itu menghampiri. menghancurkan apa yang selama ini melindungi hatiku. bah, peduli apa tentang hal ter-bullshit such as love or romance. fuck with that

mungkin kali ini aku harus memantapkan hati. biarlah saja waktu yang mempertemukanku dengan cinta yang selama ini kucari. aku ingin kembali pada diriku yang teguh. aku hanya ingin melupakan rasaku padamu. semoga tak sesulit itu. ah, memang harusnya tak sesulit itu kan? 

i hope you'll find your true happiness & love someday.
maybe it's not me