15 September 2016

Di tengah ngerjain tugas:

//
masih suka heran sama orang
yang minta dihargai
tapi nggak menghargai orang lain
//
yang minta dilembutin
tapi sendirinya kalau bicara
gak tahu tata krama
//
mbok ya dipikir
kalau mau haknya dipenuhi
jangan lupa memenuhi kewajiban
untuk sopan ketika ingin disopani
//
karena everyone's attitude
juga based by your attitude
sesimpel itu
dan orang-orang masih susah
untuk menjalankannya
masih mengeluh ketika tidak diberi hak
padahal sendirinya tidak intropeksi
//

4 September 2016

I don't keep love around.

Teruntuk kamu, 


Hai, apa kabar? Aku harap kamu baik-baik saja. Seperti yang selalu kamu "pasang" di semua media sosialmu. Karena aku selalu mengharapkan kamu baik-baik saja, dan hidupmu berjalan seperti apa adanya. Seperti biasanya. 

Sudah lama sekali dari tempo hari ketika aku menyerah atas segalanya. Atas keegoisanku, dan juga perjuanganmu yang kini terlihat sia-sia. Semua hal yang kita jalani beberapa bulan terakhir hanya sekadar zona abu-abu, tidak pernah jelas. Tidak pernah ada status karena selain aku takut melangkah, toh untuk apa memberi kejelasan di atas hal yang tidak pernah jelas? Yang bahkan kusadari tak pernah memiliki ujung karena kita sama-sama takut. 

Kali pertama kamu mengucapkan "putus", aku sudah tahu apa yang kita jalani tidak memiliki pondasi kuat. Aku sudah tahu hubungan ini tidak lagi worth to fight. Karena nyatanya, kamu begitu mudah menyerah. Kamu begitu mudah untuk pergi begitu saja. Walau pada akhirnya aku meyakinkan kamu untuk bertahan, akhirnya aku sendiri yang enggan melanjutkan. 

Setelah itu kita hanyalah dua orang asing dengan begitu banyak memori. Yang kembali dipersatukan waktu untuk menemui ketidakjelasan. Pernah kamu sekali bertanya, dan aku menolak. Bukan karena aku ingin untuk terus tidak berstatus. Namun untuk apa? Untuk sebuah hubungan yang bahkan aku selalu diliputi insecure? Atau kamu yang terus menyerah ketika aku sudah tidak lagi peduli?


Aku masih ingat hari itu. Ketika untuk kesekian kalinya kamu menyerah. 

Aku saat itu begitu terpuruk, entah untuk apa. Padahal aku harusnya sudah tahu kamu berniat untuk tidak lagi peduli. Namun kamu mengatakan hal itu di saat aku berbahagia. Apa susahnya kamu untuk ikut berbahagia instead of mengatakan hal itu?

Dan beberapa saat kemudian kamu kembali. Entah untuk apa pula. Kamu berharap untuk mengubah segalanya, namun aku sendiri lelah. Aku lelah ketika kamu juga seperti memberi ketidakjelasan. Kamu menyerah, namun terus hadir. Apa maumu?

Saat itu aku hanya berpikir untuk kembali sendiri, aku ingin memiliki hidupku sendiri tanpa orang lain lagi di dalamnya. Aku sudah lelah. Dan ketika kalimat itu hadir, entah kenapa aku sudah merasa aku harus menghapus kamu dalam hidupku. Sudah cukup berbulan-bulan kita saling menyakiti diri sendiri. Menyakitimu dengan keegoisanku, menyakitiku dengan menarik ulur keputusasaanmu. 


Hidupku baik-baik saja, aku harap kamu juga begitu.

Namun akhir-akhir namamu kembali hadir, entah mengapa. Mungkin rindu, tapi tak mengapa. Aku masih baik-baik saja. Hidupku berjalan apa adanya, kuharap kamu juga. Lagipula kamu kan, sedang menggapai mimpi-mimpimu. Doakan aku juga bisa menggapai milikku juga. 

Dan mungkin.. Ini terakhir kalinya aku menulis untukmu. Untuk terakhir kalinya aku berharap kamu mengerti dan masih baik-baik saja. Karena aku selalu berharap kamu bahagia. You once had a home in me. Saatnya aku mencari rumah untuk hatiku ini, agar ia kembali bersandar walau aku masih belum tahu dengan siapa. 

Terakhir, aku selalu mengingatkanmu, jangan lupa bahagia. You deserve so much more. :)


Dariku, untukmu.


Ditemani lagu DKLA-nya Troye Sivan yang terus mendengungkan lirik 
"But I'm addicted to being broken".
Dan lagunya yang berjudul Lost Boy yang melantunkan kalimat 
"What are you waiting for? Cause someone could love you more."
Karena dua lirik itu selalu kutujukan untukmu, karena selalu kamu yang selalu kudoakan untuk berbahagia dengan yang lain, karena aku tidak pernah bisa memberikanmu bahagia yang tidak diiringi luka dan ketidakpedulian.
Maka dari itu kulepaskan kamu untuk mencari kebahagiaanmu, you deserve so much more dengan seseorang spesial yang lain untuk hidupmu, yang pasti wanita itu bukan lagi aku.