15 Juli 2014

selamat ulang tahun untukmu.

entah mengapa aku merasa bodoh. menanti jawaban dari chat yang kukirim. menanti dan menanti. masih enggan untuk mencari jalan lain untuk menghubungimu. untuk mengucapkan selamat ulang tahun yang sedari tadi tersimpan di chat yang tidak terkirim. 

kutimang ponselku. 
risau rasanya menanti seperti ini. 
berekspektasi, namun terlalu berlebihan. 

dan waktu terus berjalan. aku berdoa dalam hati semoga engkau cepat membaca. agar aku tidak terlambat mengucapkan. walaupun mungkin, aku tidak bisa disana, di sisimu, untuk merayakan hari kelahiranmu ini. setidaknya, aku tetap mengingat hari spesialmu. walaupun aku tahu, sudah lewat masanya aku menjadi seseorang yang spesial untukmu. sudah tergantikan oleh dia yang bersamamu saat ini. 

malam sudah hampir berganti. 
dan aku masih duduk bodoh menimang ponselku. tidak ada jawaban. ah, tidak tidak. belum, mungkin nanti. mungkin dia sibuk. mungkin... ah sudahlah. 
selamat bertambah umur,
selamat berbahagia

"... Aku tidak tahu kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku ingin percaya ada insiden yang cukup dahsyat di dunia serba selular ini hingga kamu tidak bisa menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan, lalu keasyikan terbenam atau terlambat terbit? Bahkan kiamat pun hanya berbicara soal arah yang terbalik, bukan soal perubahan jadwal."

Ribuan detik kuhabisi
Jalanan lengang kutentang
Oh, gelapnya, tiada yang buka
Adakah dunia mengerti?

Miliaran panah jarak kita
Tak jua tumbuh sayapku
Satu-satunya cara yang ada
Gelombang tuk ku bicara

Tahanlah, wahai Waktu
Ada "Selamat ulang tahun"
Yang harus tiba tepat waktunya
Untuk dia yang terjaga menantiku

Tengah malamnya lewat sudah
Tiada kejutan tersisa
Aku terlunta, tanpa sarana
Saluran tuk ku bicara

Jangan berjalan, Waktu
Ada "Selamat ulang tahun"
Yang harus tiba tepat waktunya
Semoga dia masih ada menantiku

(Selamat Ulang Tahun by Dewi Lestari, OST. Rectoverso)