3 Oktober 2019

i was afraid, and i still am.

i was afraid.
sama semua yang berhubungan dengan "memulai".
start a new page.
start a new relationship.
or anything.

pada dasarnya gue membuka diri buat segalanya. hell, i wish i was in a relationship after the ship was sunk. ga dipungkiri, aku pengen ada yang merhatiin, nasehatin, dll apalagi ketika awal kuliah i felt like i messed up everything. mental breakdown. entah kenapa, di awal kuliah rasanya capek banget.

but everytime they stepped into my life and changed from "friend" into pdkt-thing, aku akan mulai menjadi orang yang "membosankan". ketika aku percaya dengan orangnya, i will start being negative person with sambat dan curhat. if i'm not really trust him, i will start to be just a listener. dan akhirnya, aku akan merasakan kelelahan luar biasa dan menjauh. i could talk in days til months and stop whenever i wanted to.

pada akhirnya, aku akan merasa
"ah males pacaran"
"halah, aku ga cocok"
"kayaknya kalau dia gini, aku ga bakal suka"

e v e r y   l i t t l e   t h i n g s
became my reasons to leave early.

semua, cuma karena aku takut.
i hate to admit that i'm afraid being left behind. aku takut, kalau aku tidak pergi duluan, mereka pergi. aku takut, pada akhirnya aku menjadi seseorang yang tertinggal. hell, i wasn't ready. sudah cukup beberapa tahun menyesal, ditinggalkan, etc. aku cuma takut. sesederhana itu.

bahkan beberapa kali suka orang, mending aku yang akhirnya mundur perlahan daripada aku mendapati hatiku terluka kalau orang yang disuka ternyata "ga bisa" sama aku. beberapa kali, aku lebih "sadar diri".


but suddenly, here's a guy.
i really adore.
and i feel this hope again after all these years.

kayak ada sesuatu yang 'klik' dan aku berharap bisa percaya lagi. bisa mencoba lagi. siapa tau, this is the right guy for me. entah kenapa, aku berharap banyak. entah kenapa. dan ketika ada jarak ini, tiba-tiba aku merasa semua hal salah.

tiba-tiba, aku ngerasa takut lagi. aku takut, ternyata cuma aku disini yang berharap. aku takut, ternyata disana, dia sama yang lain. since i don't know apa yang dia lakukan disana. aku nggak tau, dia lagi sama siapa. aku nggak tau, dia chat sama siapa. sedihnya, aku ngerasa 'sakit' banget. my chest feels the burden of being afraid again. memikirkan lagi yang nggak-nggak.

hell, i hate this 'hope' word.

sampe capek untuk terus berlagak nggak apa-apa meski sesekali nulis tentang betapa aku capek juga. bahwa aku nungguin dia. mau diusahain seberapapun, sekeras apapun, dilarang gimanapun, susah. kalau sudah berharap, sekecil apapun celahnya, ya berharap aja. kayak "ah pasti suatu saat jadi mungkin" kinda thing.

I HATE THIS FEELING.
I HATE BEING IN THIS SITUATION.
I HATE EVERYTHING.

hell, i hate to feel afraid again.
i hate questioning myself.
i hate questioning everything.

i wanted to say fuck off, but darling, i'm fucked up first.


maybe someday it's gonna get better.
but... right now i can't see nothing thru these tears. :")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar