10 Juni 2020

a story after all these years

"Selan...jutnya."

Aku bisa merasakan aku terkaget. Aneh, ya? Kita menyadari sesuatu yang refleks. Tapi kali ini, aku benar-benar merasakan sebuah perasaan itu ketika melihatnya berada di antrian kedai kopi tempat aku bekerja paruh waktu.

"Anya?"
"H-hai."

Aziz Gagap tuh kayak gini ya? Atau aku aja yang mendadap gagap tidak mampu menemukan satu kata pun yang dapat kurangkai indah seperti puisi-puisiku tentangnya.

"Kerja di sini, toh?"
"Hehe, paruh waktu. Sambil nunggu lulusan."

"Nya..." Aku menoleh pada asal suara di belakangku. Lelaki berkacamata dengan label nama Ryan mengerling pada meja kasir dan setumpuk gelas plastik.
"E-eh?"

Aku kembali memfokuskan diriku pada aku yang sedang bekerja.
"Sori, sori. Pesen apa, Ta?"
"Americano aja satu. Less ice ya, Nya."
"Oke. Ada tambahan lagi?"
"Itu aja."
"Dua puluh lima ribu, ya."

Tanpa suara, ia menyodorkan selembar uang berwarna biru. Dengan cekatan sekaligus masih gugup, aku menukar uang dan memberikan struk pembelian kepadanya.

"Terima kasih. Ditunggu di sebalah sana, ya, untuk take away-nya."
"Oke. Nice to meet you again."

Yeah, walau pada akhirnya bertemu lagi usai bertahun-tahun, ternyata efek kehadiran masih sama. Memberikan sedikit kejut, dan sebuah beban aneh yang tidak mampu kudefinisikan.

"Mbak? Saya mau pesan."
Aku mendongak pada pelanggan selanjutnya. Ah, life always must go on, ya kan?, batinku sedih.

Kring! Srrrt.
"Darling, Americano-nya sudah?"

Sambil menunggu pelanggan, memang mataku sedang melarikan pandang pada lelaki yang menanti di meja Ryan sang bartender. Dan wanita yang baru saja memasuki kedai langsung menghampirinya. Ah, kekasih baru ya, Ta? 

"Mocha aja deh, Mbak."
"Oke, atas nama siapa?"
"Indira."

"Anya?" Aku mendongak dari tab kasir.
"E-eh, kenapa Ta?"
"Aku duluan. Thanks ya. Nice to meet you..." Aku memperhatikan perawakannya yang tidak berubah. "Again. Soon."

Wanita tadi sepertinya sudah keluar. Dan lelaki itu akan menyusulnya. Aku tersenyum tipis.
"Nice to meet you too."


Akhirnya aku lihat lagi
Akhirnya aku temui
Oh
Tercekat lidahku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar