Setelah ini, mengetahui kabarmu bukan lagi prioritasku.
Sudah sejak lama, kita tak lagi bersua, tenggelam dalam tanya. Kelak engkau rindu, aku tak lagi menjawab. Sudah bertahun-tahun kupupuk, petik saja, aku telah menanam yang lain. Bukan lagi untukmu tentunya.
Bukankah kau dahulu yang pergi? Biarkan kali ini aku menyerah. Bukan karena kalah, lebih karena aku sudah lelah. Mungkin cinta itu akan selalu bersemi, namun ada hal-hal yang memang sudah kulepaskan. Dahulu menjadi beban, tak lagi kurasa karena ikhlas.
Cinta memang bukan hanya tentang memiliki.
Cinta itu sendiri membahagiakan.
Lalu mengapa aku menghabiskan waktuku menanti dalam sepi?
Aku melangkah. Masa bodoh dengan cinta pertama. Manis memang, menyakitkan. Layaknya mawar yang selalu indah, namun tak bisa kau genggam.
Kubiarkan cintaku pergi.
Sudah sejak lama, kita tak lagi bersua, tenggelam dalam tanya. Kelak engkau rindu, aku tak lagi menjawab. Sudah bertahun-tahun kupupuk, petik saja, aku telah menanam yang lain. Bukan lagi untukmu tentunya.
Bukankah kau dahulu yang pergi? Biarkan kali ini aku menyerah. Bukan karena kalah, lebih karena aku sudah lelah. Mungkin cinta itu akan selalu bersemi, namun ada hal-hal yang memang sudah kulepaskan. Dahulu menjadi beban, tak lagi kurasa karena ikhlas.
Cinta memang bukan hanya tentang memiliki.
Cinta itu sendiri membahagiakan.
Lalu mengapa aku menghabiskan waktuku menanti dalam sepi?
Aku melangkah. Masa bodoh dengan cinta pertama. Manis memang, menyakitkan. Layaknya mawar yang selalu indah, namun tak bisa kau genggam.
Kubiarkan cintaku pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar