1 Agustus 2022

Page 213 of 365: entering august, with heavy heart.

aku sampai kehilangan kata-kata buat mulai ngeblog lagi. it's just... too much. i mean, it's not that heavy like everybody else's problems... but i hate the situation ketika masuk bulan baru tapi banyak hal yang dipikirin yang bikin berat. yang bikin hati ga plong sama sekali. kayak... it's not a new chapter or hopes. it's just another shitty month. vibes-nya langsung jelek hehe. kayak juni kemarin. 

leaving july with an after-thoughts yang bikin sedih. karena when you're the oldest, you're expected to be perfect, jadi 'contoh' buat adik-adik, like you should excel your life first dan kamu harus nuntun adik-adik. but you mostly figured it out alone because your parents sibuk dengan adik-adik dan other stuff. kamu harus bisa nguasain semua sendiri, sukses di hal-hal tertentu, dan mendem semua hal untuk dirimu sendiri. karena kamu jadi tumpuan. kamu harus jadi 'pendengar', entah buat ortu atau adik-adik. 

and not yourself. never yourself.

aku tau, some people willingly doing that. aku juga kok. tapi kadang capek. capek buat jadi ekspektasi, capek sama kehidupan yang kutumpuk buat diriku sendiri, capek sama hati yang ga sembuh-sembuh. pingin nafas panjang yang lega, but it's just for a minute and then life hits you. hard. 

bahkan sekarang, nafas aja kayak ada yang ganjel. dan punggung sampe berasa sakit. sedangkan kamu masih ada di titik mikirin orang banget kalo mau cerita. it's like, when they're happy you're afraid to ruin it, and when they're sad you're afraid to add more to them. aku tau, temen-temenku pada baik-baik mau dengerin. but that's the curse of being me, mikirin orang banget. mikirin semua orang but not myself. 

*heavy breathing*

entering august with crying in the morning. just minutes after i arrived at work. apa yang aku pikirin selama ini terjadi. kita dari dulu jarang kepisah jauh-jauhan. kalaupun kepisah, i mean, di rumah tetep rame. sekarang sepi. dan adik paling kecil ngerasa kesepian. and it broke our heart that he kept it for himself. aku merasa egois for making myself away karena aku merasa 'damai' di sini tapi ninggalin dia merasa kesepian. even i tried so hard to make time for him. 

semoga dengan aku nulis kayak gini, aku ngangkat sedikit beban. aku gatau kenapa pada akhirnya i ended up writing this here. it's a one-way convo and i like it. gaada yang baca juga tapi it's okay, it's for myself. it's a healing journey for me. 

bismillah. we're gonna get through this. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar