22 Agustus 2017

Ini untuk kamu, Sayang.

Ini untuk kamu dan segala pesonamu,

Selamat malam, Sayang.
   Aku tak pernah baik-baik saja setelah kamu melangkah pergi dari pintu yang pernah kita sebut rumah. Aku tak pernah merasa baik-baik saja ketika setiap sudut seolah memaku kenangan akan adanya aku dan dirimu.
   Bila kian senyap, tawamu adalah hantu yang mematikanku pada rindu. Betapa ketika kamu ada di sisiku, segalanya selalu baik-baik saja. Tidak perlu resah, karena dengan hadirnya teduh matamu, aku merasakan definisi pulang.

Tapi, inilah aku.
Dan dengan segala egoismeku.
     Dan itulah kamu.
     Dengan segala batas kesabaranmu.
Kini tinggallah aku, dan setiap pertanyaan apakah aku masih bisa menggapaimu. Menggenggam tangan yang selalu melingkupi mungilnya jari-jariku.

Sayangku, kutinggalkan satu kunci di pot depan. Seperti biasanya.
   Kuharap, kali ini harapanku tak lagi sia-sia. Walau harap terkadang memang penghancur hati ini.
Sayangku, kuharap kamu memang membaca.
   Karena harus kuakui, tempat ini tak lagi sehangat rumah yang pernah kita agung-agungkan.



9.24pm // August 22nd
—awankelabu
Kali ini, kubuang egoku. Aku berlutut di hadapan-Nya, berdoa agar kamu baik-baik saja. Dan akan kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar