Halo, Sayangku.
Mungkin belum lama kita berkomunikasi. Belum lama
kita bertukar kabar. Jadi, menanyakan kabarmu bukan lagi prioritasku dalam
surat ini.
Dalam surat ini, aku hanya ingin terus bertanya.
Aku hanya ingin mengeluarkan semua isi kepalaku. Yang selama ini membuatku
terus terpaku padamu, tak bisa berpaling. Yang membuatku terus mencarimu di
tengah keramaian.
Tak pernah sekalipun aku mengerti, mengapa kamu
terus dalam galaksiku? Seolah kamu tidak pernah mati pada kehampaan. Suaramu
terus berdengung laksana petir membahana, terdengar jauh sampai lubuk hatiku.
Mengapa kau enggan pergi dari manapun aku berada?
……atau hanya aku, yang terus berdiam diri di
tempat kamu berada?
Aku terus bertanya-tanya, pernahkah sekali kamu
memikirkanku? Atau… merindukanku?
Serius! Aku susah sekali membuat hatiku tidak
memikirkanmu barang sejenak. Apalagi ketika namamu lewat di snapgram dan dengan
cepat aku akan melihat apapun yang kamu lakukan. Sebegitunya aku masih
mengharapkan untuk tau apa sedang kamu lakukan. Sebegitunya aku masih berharap,
aku adalah orang yang selalu kamu kabari dimanapun kamu berada.
Sesekali, aku menyadari betapa bodohnya aku terus
memikirkan seseorang yang telah pergi dari hidupku. Pergi namun masih
meninggalkan jejak-jejak dalam hatiku. Pergi tapi masih menjadi orang yang
selalu kupikirkan. Apalagi ketika aku jenuh, tiada lagi kamu yang menjadi
penyemangat. Seseorang yang memperhatikanku, seperti aku adalah hal terpenting
untuknya.
Dan untukmu, aku kembali bertanya. Apakah masih
ada setitik rasa yang tertinggal untukku? Apakah aku masih memiliki kesempatan
untuk menjadi pemegang kunci hatimu?
Kuharap, kamu membalasnya. Aku menanti dalam
kesendirian. Aku menunggu dalam kehampaan. Berharap masih bisa memiliki
senyummu hanya untukku. Berharap, dan terus berharap lagi. Tanpa tahu aku harus
berlaku apa ketika kamu lewat di hadapanku. Dengan senyum menggoda dan
kejenakaanmu.
Ya Tuhan, aku rindu sosokmu yang tak lagi tergapai
walau sangat dekat dengan genggamanku. Tapi aku tidak tahu harus apa. Aku tidak
tahu apa hal yang bisa kulakukan untuk kamu mengerti tanpa mengusikmu. Aku
tidak tahu lagi bagaimana menyampaikan bahwa aku ingin menjadi satu orang yang
berarti untukmu.
Tolong beri aku sedikit pengertian. Tolong
perjelas mengapa kamu masih hadir di tengah mimpiku. Tolong katakan, apapun
yang ingin kamu katakan. Tolong beritahu, apakah aku masih bisa untukmu atau
buang aku saja. Biar aku tidak melulu berada di zona abu, di antara harapan dan
keputusasaan. Di antara cinta dan jenuh yang tak berkesudahan.
Dariku, yang terus menunggu chat untuk dibalas.
Untuk kamu, yang bukan menjadi mentorku.
10.55pm
—awankelabu
#TYFM #VVLetters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar