1 Januari 2025

#30hbc2501: Semua aku (dulu) dirayakan.

1/365; 2025.
#30HariBercerita


Dentuman warna-warni kembang api membelah gelap malam. Dari satu sisi, menuju sisi lain, dan tak berhenti dalam beberapa menit. Tidak berlangsung lama, namun cukup mengisi kehampaan semesta barang sejenak. Memenuhi satu Januari dengan keindahan sejenak, sebelum kembali pada realita. 

Dahulu, semua peristiwa penting memiliki selebrasi-nya seperti hari ini. Ulang tahun pertama, kedua, ketiga, kelima, ke-10, ke-17, dan kemudian umur hanyalah angka yang semakin susah dihitung. Langkah pertama, gigi pertama, kata-kata pertama yang terucap, kemudian hanyalah bagaimana manusia belajar bertahan hidup. Juara favorit, juara harapan, juara satu, kemudian menjadi seseorang yang kehilangan arah hidupnya. Lebaran, Hari Kemerdekaan, Natal, Tahun Baru, kemudian tanggalan hitam seusainya yang menampar kita semua kembali kepada kemacetan jalanan Jakarta. Dahulu, semua dari kita selalu dirayakan

Entah sudah berapa lama aku tidak lagi merasakan kemegahan hari-hari yang dahulu kuanggap penting. Menjadi lebih dari seperempat abad dan menghadapi bahwa kehidupan ini tak lagi semudah kala menjadi anak sekolahan. Tak ada lagi gula-gula manis tertinggal dari umur tujuh belas, kini bermacam penyakit sudah semakin muda. Sudah berapa banyak kabar duka kamu dengar? Aku? Tak banyak, namun media sosialku cukup ramah mengingatkan. 

Dan entah sudah berapa lama aku termangu pada keindahan malam ini. Lagu Taylor Swift masih terputar tanpa adanya musik, hanya terngiang kata per kata. Tidak lagi terlarut pada ambisi untuk berpartisipasi merayakan, hanya pergantian hari. Hanya satu hari yang berlalu, dan kemudian kembali pada realita hidup. Walau lamat-lamat kubisikkan di tengah ramainya kesunyian ini. Semoga—entah untuk apapun harapan-harapan kecil yang masih tersisa dari tahun lalu. Semoga—dan kali ini tak lagi untuk kembali pada yang sedih. 


// selamat satu hari menginjak dua-ribu-dua-lima
01.01.25; 7.22pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar