sampai di titik ini, sampai pula pada saatnya yang kita inginkan hanyalah menjadi bahagia. ketika lilin tertiup dan harapan dibisikkan pada hembusan tak kasat mata, yang terucap adalah keinginan untuk hidup tanpa merasakan banyak lagi beban yang bertambah.
ingin bahagia tanpa ada kata 'tapi'.
ingin bahagia dengan cara paling sederhana.
sampai di titik ini, sampai pula pada saatnya cinta bukan lagi tentang keinginan untuk tawa dan tangis, lebih kepada bagaimana masa depan terbentuk tanpa adanya bumbu lain-lain. cukupilah, dan semuanya dicukupkan. kalau ingin lebih, rasa-rasanya berharap sudah terlalu muluk. di umur segini, perihal adanya sandaran di penghujung hari untuk menjadi teman sehidup semati rasanya lebih dari cukup.
cinta yang sesederhana itu.
cinta yang pada akhirnya layak untuk diriku.
tapi, sampai di titik ini pula, keinginan sesederhana itu tak pernah sederhana. sedih ya? padahal, Tuhan, aku tidak pernah ingin lebih dari kata sederhana.
Tampilkan postingan dengan label Sebuah Refleksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sebuah Refleksi. Tampilkan semua postingan
2 Februari 2020
28 Desember 2015
Tak lagi muda.
Entah kita yang lupa,
atau memang kita menolak untuk mengakui.
Tapi nyatanya,
bukan hanya kita yang bertambah tua.
Kedua orang yang selalu menyayangimu tanpa balas pun juga.
Waktu bukan berjalan mundur,
dan masa-masa mereka telah lewat.
Ingatlah mereka tak lagi muda,
mereka tak lagi seperti dulu.
Dan belum tentu setelah ini,
kamu masih bisa melihat senyumnya.
Dedicated to all parents around the world.
Khususnya orang tua saya,
yang mungkin juga gak bakal saya ijinin baca ini,
karena saya orangnya gengsian. #maafkan
Langganan:
Postingan (Atom)