dan di senyap semalam, aku meluruh
aku tidak tahu bagian hatiku mana lagi
yang kini terdengar remuk-redam
suaranya menggema, meski tak disentuh
menghantui, padahal aku yang melangkah
menjauh dari luka-luka masa depan
karena mereka bilang,
aku harus hidup dalam realitas
tenggelam dalam arus lurus
mereka yang dianggap bercela
seakan tidak memiliki kesempatan
semestinya aku menerima genggamnya
namun aku kembali menjadi pengecut
bersembunyi dari sebagaimana hati berkata
sepatutnya, bukan, seperti itu?
yang berani hanya yang tak takut
sementara aku hanya manusia
dengan segudang ekspektasi
sembilan puluh persen dibuat oleh mereka
berharap aku tetap berada di jarak aman
tak lagi merasakan
bagaimana sang hati berdegup
kala jatuh cinta
// yang merasa, yang tidak merasa
20.05.24; 8.07pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar