terkadang nalar tak pernah benar
memiliki caranya sendiri mengurung
siapa yang lebih dulu menyerah
kemudian keluar pemenangnya
biasanya tidak begitu banyak yang selamat
seringkali, kita semua terjebak
dan tak tahu caranya keluar
ke mana, bagaimana, harus apa
kepala ini seolah tertawa
mana manusia yang dilabeli kuat
yang ada hanya sosok bertopeng
kala gelap menyapa dengan dingin
tertinggal seonggok raga tak berjiwa
terperangkap, enggan meminta tolong
makhluk tuhan yang sombong sekali
paling enggan bersujud
paling depan untuk mengingkari
namun ketika terpuruk selalu bertanya
di manakah tuhan
mengapa tidak pernah adil
pejantan berkokok
gema dari satu bangunan ke bangunan lain
selamatkah anda
kalau iya, semoga ini terakhir kalinya
dan di lain hari,
tidak lagi ada pertarungan dalam kepala cantikmu
tentang hidup dalam kekosongan,
atau enggannya dirimu mati dalam kesepian
// catatan yang terbangun di pagi hari
06.09.23; 11.26am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar